Nine

2.8K 263 18
                                    

Hargai tangan yang mengetik
.
.
.



























































— • —

Keadaan masih mencekam. Bagaimana tidak? Jin tak mampu membuka pintu begitupun dengan Namjoon yang tak dapat membukakan pintu untuk hyungnya.

"Kumohon! Kumohon! Kumohon! Bukalah!".

Jin menarik-narik. Sampai pada seseorang tiba-tiba menepuk bahunya pelan. Dengan otomatis ia menoleh kearah belakang. Jin langsung membelalakkan matanya. Bagaimana tidak? Wanita berpakaian pengantin lah yang menepuk bahunya.

"Kau akan mati sekarang juga"

Suara wanita itu cukup keras, para member pun dapat mendengar nya. Member berusaha membukakan pintu untuk jin. "Apa yang kau mau!?". Tanya Jin. "Seseorang yang ada didalam mobil!". Jawab Wanita itu.

"Tidak! Aku tak akan memberikan ia kepadamu! Ambil saja aku!". Jin menyerahkan dirinya. "Baiklah, kau yang ingin!"

Ceklek

Zep

Pintu berhasil dibuka dan Jin ditarik oleh Namjoon untuk masuk. Keberuntungan masih berpihak kepada mereka karena mereka masih lengkap bertujuh. "Hyung! Kau gila menyerahkan dirimu begitu saja!". Oceh Yoongi. "Maaf, aku tak ingin kalian terluka". Ucap Jin.

"Terluka katamu? Kau lah yang akan terluka, sudahlah lebih baik kita tinggalkan tempat ini". Ucap Jimin.

Jin menancapkan gas dan mobil yang mereka tumpangi pun meninggalkan tempat menyeramkan ini. Dan pada akhirnya Jin dapat melihat rumah Eunbi. Tak lama kemudian mereka sampai disana dan langsung masuk kedalam rumah Eunbi. Dengan nafas yang tak beraturan mereka bersyukur kepada tuhan karena masih diberi keselamatan.

"Kalian tidak jadi menemui BangPd?". Tanya Seulgi.

"Ani, kami mengalami gangguan di pertengahan jalan". Jawab Taehyung. Seulgi yang paham hanya mengangguk. Mereka melihat keadaan Eunbi yang belum berubah sama sekali dengan tatapan sedih.

"Lebih baik kita menolong eunbi".

"Apakah kalian sudah baik baik saja?". Tanya irene. "Kami selalu baik-baik saja irene-ssi". Jawab Yoongi.

"Tunggu! Sebaiknya kita menghubungi sowon, ia dapat membantu eunbi". Ucap Seulgi. "Ide yang bagus, lagipula rumahnya tak jauh dari sini". Ucap Irene.

"Sowon?".

Mereka bingung. Siapa sowon? Itulah yang menjadi pertanyaan mereka saat ini. "Sowon adalah sahabat dekat Eunbi. Ilmu yang ia miliki tak kalah besar dari kami". Jelas Irene. "Oh begitu, hmm siapa yang akan menghubungi nya?". Tanya Jin. "Aku saja". Jawab Seulgi.

Seulgi pun langsung mengambil ponselnya dan menghubungi Sowon. Tak lama panggilam pun terhubung.

"Sowon! Bisakah kau segera datang kerumah Eunbi?"

"Ne, aku akan segera datang"

"Baiklah"

Panggilan pun terputus dan mereka harus menunggu sowon datang. Tiba-tiba rasa lapar menghampiri perut mereka. "Hyung! Aku lapar". Ucap Jungkook. "Ne, hyung aku pun lapar". Sambung Jimin.

"Ini! Makanlah, kalian harus mengisi perut juga". Seulgi memberi mereka kripik kentang. "Ah, terima kasih". Ucap Taehyung dan dibalas anggukan oleh Seulgi.

Tak lama kemudia sowon datang dan langsung menghampiri tubuh Eunbi yang mulai mendingin. "Apakah ia melakukan ritual itu lagi?". Tanya Sowon dan dibalas anggukan oleh mereka semua. "Hufftt, pantas aja... Aku tahu ia dimana". Ucap Sowon seraya menutup kedua matanya.

"Dimana?"

"Tepat disamping tubuhnya, ia wanita yang kuat dan juga berani. Hmm, tapi untuk menolong nya seperti nya aku membutuhkan dua orang saja". Jawab Sowon. "Aku bersedia menolong nya". Ucap Namjoon. "Aku juga". Sambung Hoseok.

Sowon tersenyum. "Baiklah, untuk kalian aku harap jika terjadi sesuatu langsung bangunkan kami". Ingat Sowon. "Ne". Mereka pun memulai ritual

Sowon memulai ritual seperti yang eunbi dan mereka lakukan sebelum nya. Tak butuh waktu lama untuk mereka berganti tempat. Mereka yang melihat badan Sowon, Namjoon, dan Hoseok langsung lemas tak bernyawa pun panik.

"Tak perlu panik, berdoa lah untuk mereka agar tak terjadi sesuatu". Ucap Seulgi dan mereka pun mengangguk.

Tiba-tiba panggilan alam memanggil Jimin untuk pergi kekamar mandi. "Hmm, kamar mandi dimana? Seperti nya aku harus rapat disana". Ucap nya. "Seingatku dari sini kau kekanan nanti kau langsung ketemu kamar mandi". Jelas Irene.

"Ah, terima kasih".

Jimin pun mulai beranjak namun tiba-tiba tangannya di tarik oleh jin "biar aku temankan". Ucapnya lalu ikut beranjak. Sesampainya dikamar mandi jimin langsung masuk dan jin menunggunya diluar.

"Jimin, jangan lama-lama aku merasa dingin disini". Ucap Jin. "Kau duluan saja hyung, daripada kau mati kedinginan disitu". Ucap Jimin. "Aish kau ini, aku ingin mengambil camilan dulu". Ucap Jin lalu pergi ketemu semula mereka berkumpul.

Tak lama dari itu Jimin membuka pintu dan ia melihat jin yang berdiri dan menatapnya dengan tatapan kosong. "Loh! Hyung? Bukannya kau mau mengambil camilan?". Tanya Jimin namun tak satupun kata yang keluar dari mulut jin.

"Hyung! Kau ini kenapa? Hyung! Jin hyung!". Ucap Jimin.

"Jimin! Cepat kemari!". Teriak Jin dari ruang tengah. Jimin terkejut lalu mengedipkan matanya dan Jin yang ia temui pun hilang. Ia langsung berlari kearah mereka.

"Hyung! Hyung! Hyung!". Teriak Jimin.

"Eoh! Ada apa?". Tanya Jin. "A-aku menjumpai kembaranmu sedang menunggu ku didepan kamar mandi". Ucap Jimin. "Apa yang kau bicarakan? Jelas sekali jika aku tak mempunyai kembaran". Ucap Jimin.

"Ani! Aku menjumpai mu!"

"Jangan membuatku takut jimin-ah, aku kan sudah bilang kepada kau jika aku ingin mengambil camilan, tapi aku rasa kau sudah membuka pintu kamar mandi jadj aku tak kembali". Ucap Jin.

"Jimin berkata benar, dia menjumpai sosok yang menyerupai dirimu Jin". Ucap Irene.

"Mwo!? Apakah aku diteror oleh wanita itu? Andwae! Bagaimana jika aku bunuh olehnya?". Jin sangat ketakutan sekarang. "Berhenti dengan omong kosong mu itu! Dia tidak bisa menyakiti kita selagi, kita sadar dan pikiran tidak kosong". Ucap Seulgi.

Mereka terdiam dan berpegang tangan. Bagaimana manapun mereka kesini bersama-sama dan mereka harus melindungi satu sama lain.

"IRENE! AWAS DIBELAKANG MU!"


















TBC

Cie digantungin lagi :)

; ; ; Jangan lupa untuk voment dan follow ; ; ;

©Dutashampo_

Help Me! [ B T S ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang