Second Chapter

239 32 2
                                    

Setelah 4 jam lamanya,akhirnya bel pulang berbunyi. Semua anak-anak mendesah lega karena terbebas dari pelajaran kimia yang membuat pusing kepala,mereka berhamburan meninggalkan sekolah menuju rumah mereka masing-masing.

Keadaan sekolah sudah mulai sepi hanya tersisa Jane,Peter,dan brie. Mereka sedang merapikan buku mereka di loker masing-masing.

"Jane,aku tidak bisa mengantar mu membeli jam beker,Aku harus pergi latihan karena sebentar lagi akan ada pertandingan basket." Ucap brie sambil mengunci lokernya.

"It's okay,kau fokus saja pada latihan mu brie." Ujar Jane dengan tersenyum,brie mengangguk dan langsung meninggalkan Jane.

"Jane,apa kau di jemput?" Tanya Peter dan Jane langsung menoleh ke arahnya.

"Tidak,aku jalan kaki. Lagipula jarak dari sini ke rumahku tidak terlalu jauh." Jawab Jane dengan santai,dia menutup lokernya dan tak lupa menguncinya lalu berjalan mendahului Peter.

"Ayo kita pulang bareng,aku juga jalan kaki." Ajak Peter sambil menyamakan langkahnya dengan Jane,ia mengangguk lalu merangkul Peter.

"Menurut ku kau tidak terlalu buruk Peter,walaupun awalnya aku mengira kau tidak asik tapi ternyata kau asik."
Ucap Jane sambil terkekeh pelan dan Peter hanya tersenyum gugup.

Mereka berjalan bersama sambil mengobrol dan sesekali tertawa karena lelucon yang di lontarkan oleh Peter.
"Jane dimana rumah mu?" Tanya peter.

"Sebentar lagi sampai,di jalan baverly." Jawab jane.

"Baiklah,ku antar kau sampai depan rumah."

"Okay Parker"

Setelah sampai di depan rumahnya,Jane membuka gerbang dan melangkah masuk ke dalam tapi langkahnya terhenti saat ia melupakan sesuatu yang tadi ia sudah rencanakan. Ia berbalik menghampiri Peter dan tersenyum manis.
"Thanks peter"

"Sama-sama Jane,by the way apakah kita bisa berkenalan kembali? Aku hanya tau nama panggilan mu." Ucap Peter dan Jane mengangguk.

"Tentu!perkenalkan nama ku Jane Storm S,dan kau?"

"S? Apa kepanjangan dari nama belakang mu?" Peter menatap bingung Jane,Jane hanya mengangkat bahunya tanda tak tahu.

"Entahlah,aunty ku tidak pernah memberi tahu padahal aku sudah berkali-kali bertanya padanya tentang nama belakang ku ini."

"Mungkin nanti akan diberi tahu,kau tunggu saja jane. Baiklah,aku Peter Parker,aku pintar dan tentu saja imut." Ujar Peter dengan percaya diri sehingga membuat Jane seolah-olah ingin muntah.

"Kau sangat percaya diri,peter" ejek Jane sambil terkekeh pelan. "Aku masuk dulu,kau hati-hati ya."

Peter mengangguk dan pergi meninggalkan Jane,setelah badan Peter sudah tak terlihat oleh Jane. Ia masuk ke dalam rumahnya dan langsung menuju kamarnya.

Ia merebahkan tubuhnya di single bed miliknya lalu memejamkan matanya dan tak lama terlelap.
Tiba-tiba Jane merasakan ada yang mengelus kepalanya,ia merasa nyaman sehingga tidak ingin bangun dari tidurnya.

"Maafkan Daddy nak,Daddy hanya ingin kau terlindungi." Jane mendengar suara tersebut,sontak ia membuka matanya dengan cepat tapi ternyata tidak ada siapa-siapa di kamarnya. Ia melihat jam dindingnya menunjukkan pukul 7 malam dan berarti aunty nya sudah pulang dari bekerja.

Jane pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri,tidak butuh lama akhirnya Jane selesai dan mulai berpakaian dengan cepat. Perutnya sudah tidak bisa diajak kompromi,ia harus segera makan.

Dengan langkah cepat,Jane keluar dari kamarnya dan menuruni tangga menuju ruang makan. Dan benar saja,aunty nya sudah masak dan sedang duduk di meja makan menunggu dirinya.

"Maaf aunty,aku ketiduran." Ucap Jane sambil duduk di kursi depan devyn.

Devyn mengangguk dan tersenyum. "It's okay,aunty tau kamu capek.Ayo kita makan."

Jane mengangguk senang dan langsung melahap makanan di depannya.
"Oh iya aunty,aku punya teman baru namanya Peter Parker.Dia sering di bully,entah kenapa.Padahal anaknya baik sekali."

"Wah kasian sekali,jadilah teman yang baik Jane."

"Iya aunty. oh iya tadi aku pas aku tidur,aku merasa ada yang mengelus kepala ku. Aku juga mendengar suara laki-laki tapi entah itu mimpi atau bukan."

"Suara seperti apa?" Devyn mengeryitkan dahinya dan menatap Jane dengan serius.

"Dia menyebut Daddy,um seperti ini 'maafkan Daddy nak,Daddy hanya ingin kau terlindungi.' tapi pas ku buka mata,dia sudah tidak ada. Dan sepertinya aku pernah mendengar suara itu tapi aku lupa dimana." Jelas Jane panjang lebar sambil menjilati tangannya yang penuh dengan bumbu ayam bakar.

Mata devyn terbelalak saat mendengar penjelasan jane,ia tidak menyangka akhirnya yang di tunggu-tunggu datang. Devyn menetralkan sikap nya dan tersenyum.
"Kau akan tahu nanti."

Jane mengangguk dan bangkit dari duduknya sambil membawa piring kotor untuk di cuci,ia bingung kenapa aunty nya selalu merahasiakan. Padahal Jane sudah penasaran dari dulu,tapi ia harus tetap menghargainya karena aunty nya lah yang mengurusnya sejak kecil.

"Aunty ke kamar duluan ya Jane."

"Yea aunty" ucap Jane yang hanya menoleh sebentar lalu melanjutkan kegiatannya.
Setelah selesai,ia menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya. Ia harus mencari tahu yang sebenarnya tapi ia tidak tahu harus mulai dari mana karena berkas-berkas tentang dirinya ada di kamar aunty nya.

Jane menghela napas pelan dan terduduk di depan jendela yang terbuka sambil menatap langit.
Ia termenung memikirkan nama belakang miliknya dan selalu di rahasiakan.

Tanpa ia sadari,ada sepasang mata yang sedang mengawasinya dari jauh dan menatap sendu dari balik topengnya. Jane menutup jendela kamarnya dan bangkit dari duduknya lalu membanting tubuhnya di kasur,orang tersebut pun pergi meninggalkan seorang gadis yang sedari tadi ia awasi. Ia pergi dengan cara terbang menuju markasnya.

Jane menatap ponselnya yang tidak ada notif sama sekali,ia menghela napas lalu menaruh ponselnya di nakas dan mulai memejamkan mata kembali.

Tingg..

Suara dari ponselnya membuat Jane membuka matanya dan segera membuka ponselnya. Ia menatap heran siapa yang mengirim pesan dengan nomor yang tidak ia ketahui dan ia langsung melihatnya.

From: +01089141338xxxxx
Jane save nomor ku ya,good night:)
–peter.

Jane tersenyum dan langsung menyimpan nomor ponsel Peter lalu membalas pesan dari Peter.

To: Parker
Sudah ku simpan,good night too Parker:)

Jane mematikan ponselnya dan menaruhnya kembali ke nakas lalu memejamkan mata untuk melanjutkan tidurnya,karena ia tidak mau terlambat ke sekolah besok pagi.

To be continue.
Jangan lupa vote dan add ke library kalian kalau suka sama cerita ini.
Thank you.

Amazing Reality (Spiderman)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang