01

6.7K 382 22
                                    

"Mau kemana ?"

Suara berat Kak Bagas sontak buat gue terkejut. Ya gimana gak terkejut masalahnya rumah dari pagi tuh sepi cuman gue aja sendirian, tiba-tiba ada suara orang kan serem jadinya.

"Mau ke Minimarket sebentar"

Kak Bagas langsung ngambil kunci mobilnya, gue cuman diam sambil perhatiin kakak gue.

Kak Bagas mau pergi lagi ?

"Ayo!" Kak Bagas keluar rumah menuju gerbang lalu membukanya. Gue yang melihat itu pun langsung menyusul keluar.

"Hah ? Ayo kemana ?"

"Lah katanya mau ke Minimarket ?"

"Nata bisa kesana sendiri kak"

Kak Bagas menyenderkan badannya di mobil silver kesayangannya.
"Naik apa ?"

"Ya naik motor lah"

"Udah malem! Bahaya! Takutnya kamu kena begal di tengah jalan. Kakak aja yang nganterin ya ?"

Kak Bagas langsung masuk ke mobil. Gue mau gak mau juga ikut masuk ke mobil lagipula bener juga kata Kak Bagas, kasus begal memang tengah merajalela.

"Minimarket yang dimana ?"

"Yang di deket persimpangan aja deh kak"

Kak Bagas cuman mengangguk dan menjalankan mobilnya dengan kecepatan normal. Sepanjang jalan gue cuman perhatiin jalan tanpa mau bersuara sedikit pun.

"Tumben diem" celetuk Kak Bagas tiba-tiba. Gue yang denger itu langsung menyenderkan kepala ke jendela.

"Lagi males ngomong kak"

"Pulang dari Minimarket temenin kakak sebentar ya? Mau beli sesuatu"

Gue hanya mengangguk sebagai pertanda mengiyakan perkataan Kak Bagas.





Sampai di Minimarket gue langsung turun dari mobil. Kebetulan Kak Bagas juga lagi dapet telepon dari seseorang jadinya gue masuk duluan.

Gue ngambil keranjang belanjaan dan menuju ke bagian cemilan-cemilan yang tersusun rapi ditempatnya. Gue masukkin semua cemilan yang gue suka termasuk beberapa minuman, gak semua deh takutnya diomelin Kak Bagas.

"Udah?" tanya Kak Bagas yang kini sudah ada disamping gue. Kapan masuknya coba?

"Tinggal roti tawar sih"

Alis Kak Bagas langsung bertautan
"Roti tawar dirumah kan banyak, ngapain beli lagi?"

Itukan roti tawar beneran, yang gue mau beli kan tipuannya.

Gue langsung menuju rak sebelah. Tempat popok bayi dan pembalut lah pokoknya. Gue ngambil satu pack pembalut yang biasa gue pake, Kak Bagas yang lihat itu langsung mengangguk.

"Oh roti tawar yang itu"

Gue pengen ketawa liat betapa polosnya kakak gue saat ngomong kek gitu, tapi jangan deh.

"Udah? Langsung ke kasir?"

"Iya kak"

Gue sama kak Bagas jalan menuju kasir buat bayar semua belanjaan yang gue ambil. Tenang ini semua Kak Bagas kok yang bayar. Gimana, enak kan punya kakak?

Setelah belanjaan gue dimasukkin kedalam totebag yang barusan aja dibeli Kak Bagas karena sistem pemakain plastik sudah tidak diperbolehkan lagi. Gue nenteng totebag belanjaan gue keluar Minimarket.

Ini gue beli apaan aja sih? Berat banget perasaan

"Sini kakak aja yang bawa" Kak Bagas mengambil alih totebag yang gue bawa tadi.

Gue dan Kak Bagas langsung masuk ke mobil. Kak Bagas menaruh totebag belanjaan tadi ke kursi belakang.

Mobil melaju dengan kecepatan normal yang sama seperti tadi. Kita berdua gak langsung pulang karena tadi sebelum ke Minimarket Kak Bagas pengen ke suatu tempat.





"Nat? Bangun Nat.." Seseorang menggoyangkan badan gue pelan. Gue perlahan buka mata terus nguap gitu aja.

"Dimana?" tanya gue secara gak sadar

"Di rumah" sontak gue langsung bangun terus lihat Kak Bagas ketawa.

"Kenapa sampai kaget gitu sih?"

"Loh bukannya tadi kita mau ke suatu tempat ya?"

"Udah kok. Kamu nya ketiduran kakak gak tega buat bangunin"

Kak Bagas turun dari mobil begitu pun juga gue. Gue lihat Kak Bagas nenteng totebag belanjaan gue yang tadi sama satu bungkusan. Gak tau deh itu apaan.

"Assalamu'alaikum" ucap gue sama Kak Bagas barengan pas masuk kerumah.

"Wa'alaikumsalam" jawab bunda, suaranya sih kedengeran dari dapur. Berarti orang rumah udah pada pulangan semua.

Kak Bagas taruh totebag gue diatas meja terus gue liat bungkusan tadi bukannya di taruh juga malah dibawa Kak Bagas ke dapur. Gue yang penasaran ya otomatis nyusul dong.

"Bun piring dong bun" pinta Kak Bagas ke Bunda. Bunda langsung ngambilin piring lalu ngasih ke Kak Bagas.

Serius gue gemes banget liat Kak Bagas daritadi nenteng-nenteng itu bungkusan.

"Emang itu Kak Bagas beli apa sih?"

Kak Bagas nyengir terus ngangkat bungkusan yang gue liat tadi.

"Nih sate"

Lah sate doang bikin gue penasaran!

"Wih ada sate nih. Bagi ya!" sahut Kak Nita tiba-tiba langsung ngambil satu tusuk sate yang kebetulan bungkusan tadi baru aja dibuka sama Kak Bagas.

"Enak banget sih lo main ngambil gitu aja!"

"Yaampun satu tusuk doang pelit banget. Nih gue balikin tusuk sate lo! Tusuknya aja dagingnya udah gue makan"

Kak Nita ngembaliin tusuk sate ke piring. Lalu ngambil satu tusuk sate lagi dengan cepat dan kabur secepat kilat.

"MAKASIH YA BERUANG JANTAN!"

"NITA KURANG AJAR!!"

"UDAH MALEM GAUSAH RIBUT YA!" kali ini Ayah gue yang bersuara.

Mampus kalian:)

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.





Tinggalkan jejak kalian dengan mem-vote dan comment cerita ini!!❤

Tinggalkan jejak kalian dengan mem-vote dan comment cerita ini!!❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terimakasih!

Keluarga Sanjaya (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang