09

2.8K 156 8
                                    

Nata memasuki halaman sekolahnya sambil meminum jus buah kotak. Suasana hatinya lagi buruk hari ini, karena kakak-kakaknya selalu mengungkit kejadian di pasar malam waktu itu.

Sepulang dari pasar malam, dirinya seharian penuh mendapat omelan dari Anita dan Bagas bahkan Bunda dan Ayah juga ikut turun tangan. Nata gak mempermasalahkan itu semua, hanya saja dia bersyukur uang jajannya tidak berkurang.

Bahkan sekarang Nata tidak bisa sebebas seperti kemarin-kemarin. Kakak laki-lakinya si Bagas malah semakin overprotektif. Mendapat izin pun lumayan susah daripada sebelumnya.

"Bego banget sih lo nat, kalo aja pas waktu itu lo kabarin mereka berdua pasti gak kayak gini jadinya. Bego bego bego!" Nata merutuki dirinya sendiri sambil memukul pelan kepalanya. Tapi, tangan seseorang dengan cepat memberhentikannya.

"Ngapain sih lo mukulin kepala sendiri?"

"Kok Gilang bisa ada di sekolah gue? Dia juga pake baju seragam sekolah gue. Gak! Gak mungkin kan dia pindah ke sekolah gue?" batin Nata

"Bukan urusan lo!"

"Pagi-pagi udah aing maung aja lo nat" Nata menatap sinis Gilang yang ketawa disampingnya. Nata menarik kuping Gilang sekilas lalu pergi meninggalkan Gilang.

Gilang tersenyum sambil mengelus telinganya yang habis ditarik Nata tadi. Lalu berlari menyusul Nata yang sudah jauh dari pandangannya

"Gue kok ditinggal mulu," gumam Gilang.

"TUNGGU DONG NAT"



--------


"Kenapa sih?!" tanya Nata saat masuk kedalam kelas. Dirinya risih saat Reza,Tio dan Salsa menatapnya terus-terusan.

"Gimana?" tanya Reza dengan wajah keponya.

"Gimana apanya?"

"Lo diomelin berapa jam? Jangan bilang seharian?"

"Bingo!"

"BENERAN SEHARIAN?!" Teriak Reza,Tio dan Salsa secara bersamaan membuat semua yang ada dikelas langsung menatap mereka.

"Pelan-pelan bisa kali" bisik Nata geram.

"Ya maap"

"Kita yang gak dibolehin main kerumah lo, itu juga beneran?" Nata mengangguk membuat ketiga temannya itu mendesah pelan.

"Gue jadi gabisa rasain rendang bunda deh" Lagi dan lagi Tio memikirkan hal ini, Reza yang ada disamping Tio memutar matanya sebal.

"Rendang lagi rendang lagi! Pikirin tuh temen lo yang gabisa main sama kita"

"Seminggu doang kok. Selanjutnya, ya mari kita pikirkan lagi nanti" Nata menuju tempat duduknya, dia melihat Farrel tengah tertidur beralaskan buku paket matematika.

"Rel? Lo begadang nonton bola lagi?" Farrel menggeleng dengan posisi yang sama. Matanya pun masih tertutup rapat.

"Ck! Lo udah kerjain pr metik belom?"

Farrel membuka matanya malas menatap Nata yang berada disampingnya "Emangnya metik ada pr?"

"ADA BUSET!" teriakan Nata bener-bener bikin Farrel sadar sepenuhnya. Farrel pun mencari buku catatan metik ditasnya.

"SERIUS LO?!"

"Rangkuman dari Bab 1-Bab 3"

"MAMPUS ANJIR! GUE BELOM ADA NULIS SAMA SEKALI LAGI"

"YA NONTON BOLA AJA TERUS! GAUSAH KERJAIN PR JUGA LO LULUS MAKSIMAL"

Farrel menoyor kepala Nata, Nata yang gak terima langsung menoyor balik kepala Farrel "Kurang ajar nih anak"

Keluarga Sanjaya (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang