04

3.4K 197 6
                                        

"NATAAAA BANGUN!!"

Teriak seseorang yang buat gue langsung terbangun. Gue lihat Kak Nita loncat-loncat di atas kasur sambil teriakin nama gue. Kak Nita tuh muka doang garang tapi kelakuan kayak bocah:)

"Diem deh kak, mual nih gue gara-gara kasurnya goyang"

"Dih? Hamil lo?" Kak Nita langsung duduk menyilangkan kakinya dan natap gue serius

"Mulut lo kak udah kayak mulutnya Reza!"

"Ya maaf"

"BUSET KAK! LO BANGUNIN GUE JAM 3 SUBUH?" teriak gue saat liat pukul 3 yang tertera di jam dinding gue.

"Ya maaf.."

"SAHUR OGEB!!" gue kaget pas Kak Nita teriak balik tepat di telinga gue. Gue langsung elus-elus telinga gue.

"Ini kenapa sih pada ribut?" Kak Bagas muncul dari balik pintu. Ya emang kamar gue sama Kak Bagas tuh sebelahan, jadi kalo ribut sedikit aja dari kamar gue pasti Kak Bagas langsung ngecek.

"Nih Kak Nita nih kak"

"Lah kok gue sih?"

"Ya kan emang Kak Nita yang teriak-teriak daritadi"

"Intropeksi diri kau sanjaya"

"Nata kasih tau ayah nih Kak Nita gak sopan sebut nama Ayah"

Kak Nita menoyor kepala gue dengan santainya.
"Nama belakang lo siapa?"

"Sanjaya"

"Yaudah diem"

Hati ini selalu sabar ya gusti:)

"Udah ributnya?" Suara rendah Kak Bagas bikin gue sama Kak Nita diem terus ngangguk sama-sama.

"Gak mau sahur?" Kak Bagas langsung pergi gitu aja.

Gue langsung loncat dari kasur dan lari keluar kamar. Kak Nita nyusul gue jadi posisi gue sama Kak Nita lari-larian kayak lagi lomba tujuh belasan.

"NATA MENANG" gue yang sampai duluan langsung nari-nari random gitu.

"YA GUSTI!!" teriak gue saat Kak Nita nabrak badan gue dari belakang. Otomatis gue yang gak seimbang langsung jatuh sekaligus ditindis Kak Nita.

"Kak Nita gimana sih? Sakit semua nih badan Nata"

"Ya lo ngapain coba berhenti di tengah? Minggir bisa kali"

Iya gue mah emang selalu salah!

"Ini kenapa pada tiduran di lantai? LOMBA LARI-LARIAN DI TANGGA LAGI?!"

Gue sama Kak Nita langsung berdiri. Bunda sudah berkacak pinggang sambil liatin gue sama Kak Nita bergantian. On the way diomelin nih kayaknya.

"Ayo ke meja makan! Nanti keburu imsak lagi"

Gue sama Kak Nita pandang-pandangan gitu lalu nyusul Bunda ke meja makan. Di meja makan udah ada Ayah sama Kak Bagas yang nungguin sambil ngobrol-ngobrol.

"Yah, tadi Kak Nita..." ucapan gue terpotong gara-gara Kak Nita langsung tutup mulut gue.

"Nit, adek kamu jangan digituin kasian itu gabisa napas" Bunda emang penyelamat gue:)

Gue narik napas dalam-dalam saat Kak Nita lepasin tangannya dari mulut gue. Ayah yang liat cuman geleng-geleng kepala.

"Nita sebut-sebut nama Ayah tadi" serius ini bukan gue yang ngomong tapi Kak Bagas. Kak Nita udah melotot gitu matanya ngeliat Kak Bagas.

"Ya kalo nyebut doang gapapa"

"Tapi kayak gini yah..Intropeksi diri kau Sanjaya"

Kak Nita rasanya tuh udah kayak mau mukul Kak Bagas pake kursi. Cuman kan gak mungkin gitu loh.

Keluarga Sanjaya (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang