Selama perjalanan gue memilih untuk diam karena mood gue udah hancur daritadi. Apalagi kata-kata dari cowok yang nelpon lewat ponsel citra masih terngiang di pikiran gue.
"Telat lo itu emang udah kebiasaan apa hobi?"
"Pengen gue ulek itu muka orangnya kalo ketemu!" gumam gue.
"Senyum dong dek, masa mau main ke pasar malam cemberut gitu mukanya" ucap Kak Bagas yang buat gue merasa agak baikan setelah mendengar suaranya. Lembut terus adem gitu masuk ke telinga.
"Iya ini Nata senyum" Gue tersenyum lebar dan membuat Kak Nita ketawa.
"Lagi senyum 3 jari lo?"
"Terus aja kak terus" sindir gue
"Pasar malemnya kan belok kiri dek ngapain terus?"
Gue melongo saat Kak Bagas ngomong kayak gitu. Salah nangkep kayaknya nih orang. Kak Nita yang sudah berhenti ketawa langsung ketawa lagi.
"Bodoh banget sih" ucap Kak Nita yang langsung membuat Kak Bagas mencubit lengan Kak Nita.
"SAKIT ANJIR!!"
"Gue cubit lo pelan buset, gausah lebay!"
Kak Nita yang gak terima di cubit Kak Bagas pun langsung membalas mencubit dan memukul bahu Kak Bagas "SAKIT NITAAAA!"
"RASAIN LO!"
Kakak-kakak gue pada kenapa sih hari ini?
--------
"Pokoknya jangan jauh-jauh dari kakak ya" ucap Kak Bagas saat kita semua turun dari mobil. Gue pun cuman mengangguk.
"Temen-temen lo mana?" Kak Nita celingukan mencari teman-teman gue tapi gak ada satupun yang terlihat "Ditelpon coba"
Gue mencari kontak Salsa, sebenernya kontak Citra lebih gampang karena sudah terpampang di panggilan keluar cuman gue males kalo yang ngangkat cowok itu lagi.
"nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi cobalah beberapa saat lagi"
"Gabisa kak"
"Telpon Reza coba, gue bantu whatsapp-in si Citra" suruh Kak Nita dan langsung mengirim pesan ke Citra "Dih centang satu nih"
"Gabisa juga ini si Reza"
"Ini pada mau ngibulin kita apa gimana sih?!"
"Udah udah, kita muterin aja pasar malemnya siapa tau nanti ketemu" Kak Bagas jalan sambil gandeng tangan gue, lebih tepatnya narik sih soalnya gue jalan dibelakang dia gitu.
"Mau gulali gak?"
"MAU DONG MAU!" Kak Nita antusias saat mendengar kata gulali keluar dari mulut Kak Bagas. Lah ini yang nanya siapa yang jawab siapa.
"Gue nanya Nata bukan lo!"
"Yakali lo beliin Nata doang, gue?"
"Beli sendiri lah. Uang lo banyak kayak gitu masih ngarep gue jajanin"
"Brengsek!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Sanjaya (Revisi)
أدب الهواةDalam sebuah keluarga, selalu mendukung satu sama lain dalam segala situasi -baik itu saat senang maupun saat menghadapi tantangan- menjadi suatu hal yang sangat berharga. Begitu pula dengan Keluarga Sanjaya, yang selalu mendukung serta menjaga satu...