27 • Tak Sanggup

178 8 3
                                    

Remuk. Hancur. Patah. Lebur. Dan banyak kata lain yang bisa mendeskripsikan bagaimana perasaan Rena saat ini.

"Oh, dia pacar lo juga?" tanya Rena setelah lama bungkam.

Zico mengangguk sebagai jawaban. "Mau aja jadi yang kedua, kan keliatan ... ups." Rena menutup mulutnya sebentar lalu tertawa mengejek.

Hiloni tidak terima. "Heh, mulut lo tuh dijaga, ya!" gertak Hiloni.

"Duh ... atut deh." Rena mendekatkan diri ke Ken. "Kita pulang aja yuk, Ken, daripada kena terkam badak bercula satu." Telunjuk Rena mengarah pada Hiloni.

Tanpa menjawab, Ken sudah menggandeng tangan Rena dan melewati Zico dengan tatapan super tajamnya.

Sedangkan Rena melambaikan tangannya kepada Hiloni dan berucap, "Selamat menikmati jalan-jalan, jagain tuh cowok lo biar gak kepincut cewek lain."

∆∆∆∆

Rena dan Ken berakhir di dalam mobil milik Ken. Mereka kemudian meninggalkan basement parkir dengan kecepatan sedang.

Mereka sama-sama bungkam. Hanya ada suara ac mobil yang berkoar.

Rena memperhatikan jalanan yang masih ramai dilalui oleh kendaraan bermotor. Ia melamun, memikirkan kejadian di mall tadi.

"Lusa bonyok lo jadi ngadain party?" tanya Ken memecah keheningan. Dasarnya aja Rena lagi ngalamun jadi gak denger Ken tanya apaan.

Ken menghembuskan napas lelah. Tangan kirinya bergerak mengusap lengan Rena.

Rena tersentak. Matanya teralihkan untuk menatap Ken. "Kenapa?" Ken dengan sabar mengulang pertanyaannya.

"Jadi kok, lo dateng, kan?" tanya Rena sambil mengecek jam yang ada dipergelangan tangannya.

Ken mengangguk. "Acaranya di hotel biasa, kan?" Rena pun juga mengangguk sebagai jawaban.

"Dateng sama siapa?"

"Sendiri paling. Soalnya abang pasti sama pacarnya, terus nyokap bareng bokap. Kenapa emang?" tanya Rena kepo.

Ken membelokkan stir dan sudah sampai di depan gerbang rumah Rena. "Lusa gue jemput, kita berangkat bareng," ucap Ken lalu mengecup singkat pipi Rena.

∆∆∆∆

"Ken, tumben dateng sepagi ini?" tanya Rena bingung karena Ken sudah nangkring di teras rumah sama Dimas, lagi nge-teh.

Ken mengalihkan pandangannya dari ponsel dan menjawab, "Kan gue udah janji sama elo kemaren mau jemput pagi, lupa lo?"

"Hehe ...." Rena menggaruk pelipisnya sambil menyengir. "Tugas kimia udah?" Ken mengangguk. "Kuy, berangkat sekarang aja, gue mau nyalin tugas punya lo."

Ken bangkit dari duduknya setelah menegak habis tehnya. "Bang, kita duluan, ya."

"Sayang, nanti aku telpon lagi, yaa, bye!" Setelah menutup telponnya, Dimas mengangguk dan tak lupa ia berceramah.

"Jangan kebut-kebutan, jangan modus sama Rena, jangan bolos, jangan----"

"ASSALAMUALAIKUM, BANG DIM, I LOVE YOU!!!!" ucap Rena sambil teriak bersamaan dengan motor Ken melesat meninggalkan pelataran rumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RENAZICO (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang