10: Keinginan

845 57 2
                                    

Keinginanku begitu sederhana. Hanya ingin memiliki imam yang mampu membimbingku untuk lebih dekat dengan-Nya.

-Zulfa Salsabila Putri-

"Sabar, Bu! Calonnya ajah kan belum ada! Doain ajah semoga secepatnya!"

Novi hanya tersenyum dan mengangguk.

"Yah, Bu, Zulfa ke kamar duluan, ya!" pamit Zulfa dengan membawa gelas kosong bekas susu cokelatnya.

"Iya, silakan, Nak!," ucap Novi

"Jangan tidur kemaleman, Dek, besok kalian ujian!" ucap wanita usia 23 tahun sembari melangkahkan kakinya menuju dapur.

"Siap, Bu guru!" jawab adik-adiknya kompak.

****

Wanita dengan menggunakan gamis maroon beserta jilbab yang senada itu berjalan menuruni anak tangga.

"Pagi semuanya!" sapa wanita itu pada anggota keluarganya, yang langsung duduk di sebelah ayahnya.

"Pagi!" balas keluarganya serempak.

Zulfa langsung mengambil piring. Lalu mengambil nasi putih dan lauk pauknya yang telah disediakan Novi.

Tanpa terasa, dengan mengobrol bersama keluarga hingga menyebabkan lupa waktu.

Jam sekarang menunjukkan pukul 06.25 WIB. Dengan cepat adik kembar Zulfa menghentikan acara makannya, karena takut terlambat. Begitupun dengan Zulfa yang ikut-ikutan bertingkah buru-buru melihat adik-adiknya.

"Ayo! Cepetan, nanti keburu kalian kesiangan!" ucap Abram yang membuat langkah kaki Rafa dan Rafi semakin cepat.

Zulfa yang berstatus guru honorer itu malah sengaja berjalan agak lama. Dia asyik melihat tingkah adik-adiknya yang lucu.

"Kakak! Cepetan, nanti aku sama kak Rafa telat gimana?" celoteh Rafi yang melihat Zulfa berjalan kearah mobil dengan langkah yang pelan.

"Sabar, dong!" balas Zulfa dengan wajah tenangnya, tidak seperti kedua adiknya.

Rafa dan Rafi masuk sekolah pukul 06.30, karena sekolah mereka selalu memiliki rutinitas, yaitu salat duha bersama. Makanya mereka takut telat, karena jika telat mereka dapat hukuman.

"Yuk!" ucap Zulfa yang duduk di samping ayahnya yang akan mengemudi.

****

Bel istirahat berbunyi begitu nyaring. Semua penghuni kelas langsung berhamburan untuk memenuhi permintaan cacing yang sedang berkoar-koar di dalam perut.

Zulfa menunggu anak kelas yang dia ajar seluar semuanya. Sembari mengotak-atik ponselnya.

Setelah semua muridnya keluar kelas, Zulfa langsung melangkahkan kakinya menuju kantor dengan tangan memegang buku.

"Assalamu'alaikum," ucap Zulfa yang berada di ambang  pintu kantor.

Tidak ada respon.

Zulfa langsung melangkahkan kakinya untuk masuk.
Dia berjalan ke ruang guru yang di sana terdapat banyak buku pelajaran. Zulfa meletakkan buku yang dibawanya pada meja yang berada tidak jauh dari belakang gorden pintu.
Setelah menyimpan buku, dia kembali ke ruang kantor yang awal. Dia langsung duduk di sofa empuk yang ada di sana.

Zulfa merogoh tasnya yang berada di sebelah kanan dia untuk mengambil handphonenya.

Detik kemudian, handphone berlogo apel tergigit itu muncul dari dalam tas yang digenggam olehnya.

Zulfa langsung mengisi kata sandi ketika layarnya masih terkunci.

Setelah terbuka, Zulfa melihat galeri. Di sana dia langsung mengklik WhatsApp video.
Dia melihat sebuah video ceramah pendek yang berjudul 'Jangan Tenggelam Matahari, Kecuali Dirimu Sudah Membaca Al-Quran' oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA.

Zulfa tak tau video itu dari siapa, karena grup dan kontak Zulfa juga cukup banyak.

Detik kemudian, Zulfa mengklik video itu dan menontonnya.

Ketika Ustadz Dr. Syafiq berkata, "Quran akan datang pada hari kiamat memberi syafaat!" Terdengar suara bariton dari samping kanannya.

Yang berkata, "Iya, bener tuh! Makanya sebelum matahari tenggelam atau jangan dulu tutup mata sebelum baca Al-Quran!"

Dengan cepat Zulfa menoleh kearah suara itu.

Ternyata dia mendapati Zikri berada di sampingnya.

"Pak Zikri? Ngapain?" tanya Zulfa yang kaget melihat lelaki yang duduk di sebelahnya.

"Enggak ngapa-ngapain  kok! Cuman ikut liatin ceramah!" ucapnya diiringi senyuman manis yang mampu menghipnotis para wanita kecuali Zulfa. Zulfa menganggap senyuman itu biasa saja.

Karena video itu berdurasi 45 detik, saat Zulfa melirik hp-nya telah berhenti.
Zulfa langsung meletakkan ibu jarinya di layar hp, kemudian menggeserkannya ke sebelah kiri. Untuk melihat video sebelumnya.

Video selanjutnya yang tampil di layar hp Zulfa adalah video seorang lelaki yang memegang gitar dan duet dengan seorang perempuan. Mereka bernyanyi lagu percayalah yang penyanyi aslinya Afgan ft. Raisa.

Karena Zulfa hafal lagu itu, dia mengikuti setiap lirik yang dinyanyikan mereka dengan suara pelan.

"Bu Zulfa suka nyanyi?" tanya Zikri yang berhasil membuat bibir Zulfa terhenti.

Zulfa melirik Zikri lalu mengangguk.

"Iya. Apalagi kalo pake gitar. Biasanya suka duet bareng ayah!" ucapnya sembari kembali memperhatikan video itu kembali.

"Di sini ada gitar kan?"

"Iya, ada!" Zulfa masih terfokus melihat video yang ditampilkan layar handphonenya.

"Mau nyanyi bareng enggak?"
Pertanyaan Zikri sukses membuat Zulfa menatapnya senang lalu mengangguk.

***

Lailatul Sa'idah

Afwan semalem enggak bisa Up karena ada halangan.

Syukron udah mau baca.

Jangan lupa dzikir pagi.

~2 Mei 2019~

🌸Jazakumullaahu Khayran🌸

Dear Ikhwan [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang