Tahun Ketiga

39 14 0
                                    

Kekelaman dalam keluguan

Kegelapan dari bayang cahaya

Berjuta kali ditipu oleh dunia

Tiga tahun hidupku.

Hilang. Satu-satunya kata yang mewakili ingatanku di masa ini. Aku yang belum tahu apa itu 'kematian' dan 'kehilangan'. 2 September 2006 pukul 04.00 WIB. Hujan saat itu. Aku menangis tanpa sebab ujar ibuku. Namun kesadaran akan ingatan itu menghampiriku. Menunjukkan alasanku begitu sedih pada masa itu. Siang hariku yang polos dulu namun berkabung ternyata, aku melihat banyak orang berkerumun di rumah nenekku. Sekumpulan orang berseragam hitam dan memasang wajah sedih, mengasihani lebih tepatnya. Membuatku heran ketika melihat nenek dan ibuku menangis tersedu-sedu di depan kakekku yang sedang tertidur lelap di sebuah kotak dan memakai pakaian sangat rapi. Ia tampan namun pucat.

Retak, hancur, ketika aku bertemu memori ini di usiaku ke 9. Sosok kakek terhebat, laki-laki terkuat di duniaku hilang dari dunianya sendiri.

Tak selamanya takdir itu bahagia, namun takdir selalu mengakhiri cerita pemiliknya dengan ranungan kebahagiaan. Bisakah kau pahami itu? Percayalah, siapapun dia yang telah meninggalkanmu untuk bertemu Sang Sutradara Kehidupan, mungkin itulah akhir kebahagian untuknya. Maka ikhlaskanlah. Terus-menerus, untuk hidup kau harus terbiasa. Jika kemarin terbiasa bersamanya, maka terbiasalah hari ini tanpa hadir fisiknya.

I am AliveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang