Tahun Keenambelas

62 12 2
                                    

Enam belas tahun hidupku.

2019 dan 2020 adalah tahun yang begitu berat, bukan hanya untukku. Namun hampir seluruh manusia di bumi. Dimana rasa kehilangan begitu melekat dan melimpah. Terjadi perang biologis di seluruh dunia. Jasad-jasad sulit menemukan liang lahatnya. Para medis begitu lelah berkorban di medan perang. Pemerintah terus disalahkan atas kelalaian masyarakatnya sendiri. Dan para korban perang menimbulkan rasa kehilangan yang begitu pedih. Aku berharap semuanya kan usai saat cerita ini kubagikan ke dunia. Seperti aku yang terus menghibur diri ketika terpuruk, "semuanya akan baik-baik saja, bumiku", bisakah itu sedikit menghibur bumi yang sedang bersedih?

Tahun lalu aku membuat suatu kesalahan yang amat menyakiti hati seseorang, ia pergi mengingkari janjinya untuk terus bersamaku. Aku sempat menjadi pengemis yang memohon kembali hadirnya dan hari-hariku terasa sempit dan sesak. Hingga akhirnya ia pun kembali, aku begitu bersyukur dan senyum kembali tersimpul di wajahku.

26 Februari 2020, pukul 20:00 WIB
Obat bius mulai dimasukkan ke dalam tubuhku. Aku tertidur dibawah kuasa bius selama 4 jam, 2 jam lebih lama dari rencana awal dokter. Aku terbangun dan waktu pun membiarkan bius hilang sehingga aku rasakan sakitnya. Membuat ibuku terjaga, menggenggam tangan ibuku yang begitu hancur hatinya. Malam itu akan kuingat seumur hidupku, untuk pertama kalinya ia percaya padaku, setelah sekian lama dia memelukku. Semua yang telah kubangun, runtuh. Banyak yang kudengar dengan sepasang telingaku, namun tak satupun yang mampu kukatakan lewat mulutku. Aku terbungkam karena jika kusiarkan, aku kan kehilangan semua yang baru saja kuraih. Jika aku diam, aku terlalu egois memaksa orang yang kusayang bersamaku yang semakin dingin cuaca hidupnya. Maka kukatakan beberapa hal yang tak bisa aku ungkapkan, aku mengumpulkan keberanian sebab setelah aku katakan, aku kan kehilangan satu orang yang begitu kusayang. Kau tahu? Hidup sering sekali mengabulkan sesuatu yang kutakutkan. Orang itu pun berhenti mencintaiku, ia menyerah akan diriku. Seseorang yang kuharapkan ada di sisiku, namun ia memilih pergi. Aku yang tak mau terlihat lemah membiarkannya pergi tanpa menahannya untuk tetap di sisiku. Ketahuilah untukmu yang memilih pergi meskipun kau tahu aku begitu membutuhkanmu, tak apa tak perlu merasa bersalah. Aku akan bertahan dengan caraku sendiri, jadi mengertilah saat hatimu sakit dengan kelakuanku, tolong mengertilah bahwa begitulah caraku bertahan sendirian dengan segala bencana hidupku yang harus kuatasi sendiri. Mengertilah bahwa begitulah caraku agar kau tak berniat masuk lagi ke dunia ku yang gelap. Dan maafkan aku karena mungkin aku tak cukup menunjukkan betapa aku menyayangimu. Maaf, karena tak mampu menghangatkanmu seperti arti namaku yang kau temukan dulu. Kau adalah orang yang manis dan hangat, keputusanmu untuk berhenti berjalan di duniaku adalah pilihan yang memang harus kau pilih. Kesalahanmu dalam hidupku haya satu, membiarkan aku yang dulu terbiasa sendiri kembali membutuhkan orang lain.Terimakasih karena pernah menyayangiku yang tak pernah sayang pada diriku sendiri. Sekarang cintailah dirimu melebihi kau mencintaiku dulu. Temukan perempuan yang sehat yang bisa kau cintai bersama keluargamu. Untukmu, Navedizanilo.

Baru-baru ini aku berhenti membenci fakta bahwa aku hidup. Sebab aku berjanji pada Tuhan, jikalau aku selamat setelah tubuhku dibelah aku akan menghargai tiap-tiap hari nafasku berhembus. Sebuah janji yang awalnya tak bisa ku tepati setelah keluar dari ruangan yang dingin itu. Siapapun yang membaca ini, bisakah kalian berpura-pura tidak penasaran apa yang sebenarnya terjadi padaku? Aku hanya ingin tertawa bersama teman-temanku. Aku tak ingin menarik tangan siapapun untuk menemaniku berjalan di tengah kegelapan. Jadi tertawalah saat di sisiku, jangan pernah menangis karenaku. Kumohon tertawa saja, jangan lagi menangis karena melihat atau mendengarku. Jangan bertanya tentang perasaanku, karena aku pun bingung perasaan seperti apa yang harus kurasakan.

Butuh energi yang cukup besar untuk menyusun rangkaian kata ini agar tidak terdengar rapuh dan suram, namun sebanyak apapun energi yang kukumpulkan, tak kan mengubah gaya penulisanku yang membosankan. Jadi kali ini aku akan sedikit sombong atas bantuan beberapa orang yang sedikit demi sedikit mewarnai dunia monokromku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I am AliveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang