Tahun Ke Tiga Belas

32 12 0
                                    

Tiga belas tahun hidupku.

Kosong. Kosong. Kosong. Di dalam kekosonganku ini, aku sedikit puas dengan perubahanku. Wajah yang tidak berjerawat lagi, semerbak wangi parfum yang tak pernah lepas dari setelan sekolahku, dan insan-insan yang membuatku disebut 'korban bully' pun berubah tatapannya menjadi segan padaku seketika setelah melihatku menjadi OSIS yang cukup diandalkan dan salah satu siswa berprestasi. Sungguh, melewatinya sendirian amat menakutkan, mengerikan. Aku memiliki keluarga, namun mereka lebih percaya pada orang asing dbanding anaknya sendiri. Tak apa. Akupun bisa, sendirian aku sudah terbiasa. Setidaknya masih ada pertemuan yang aku syukuri, aku berkenalan dengan seorang manusia. Teman nyata pertamaku. Firolevanco. Teman yang kuat, teman yang keren, dan aku kagum padanya. Ia melewati kegelapannya dengan logika. Begitulah pikirku dulu, sampai akhirnya aku sadar, ia lebih rapuh dari yang tak terduga. Namun, aku lagi-lagi jatuh, terlalu lemah, aku melawan monster yang adalah diriku sendiri, percayalah, rasanya lebih baik mati daripada bertahan sampai sejauh ini, kini aku tak akan menarik tangan siapapun lagi, aku akan berdiri sendiri. Aku melindungi diriku, melindungi jiwaku sendirian. Aku memberi tameng pada hatiku walaupun yang harus kukorbankan adalah kulitku. Aku menahannya, aku melawan, aku bertarung melawan diriku sendiri, tidak membiarkan Aliven lain menang lagi. Aku melampiaskan emosiku dengan membuat tangis kulitku. Aku menang.

I am AliveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang