Eunha terus meremas tangannya yang masih gemetar hebat. Ia merasakan dingin, tapi tangannya basah karena keringat.
Ia memikirkan anak itu sekarang. Bagaimana bisa ia begitu ceroboh?
Eunha tak henti-hentinya mengutuk dirinya sendiri. Menjambak rambutnya adalah hal yang paling sering ia lakukan saat frustasi dan menghilangkan rasa cemas akan sesuatu hal.
Tapi kali ini beda. Ini menyangkut seorang manusia. Bagaimana hanya dengan menjambak rambut, itu akan menghilangkan rasa cemasnya.
Jungkook sedang dalam perjalanan pulang ke Seoul. 15 menit setelah kabar itu terdengar olehnya, Jungkook sudah ada di bandara. Beruntung lokasi gerainya dan bandara hanya memakan waktu 10 menit. Dan Jungkook mengambil jam penerbangan yang paling dekat.
Ini sudah 5 jam sejak kejadian Eunbi hilang di sekolah. Tapi sampai saat ini, baik itu orang yang melakukan ini atau siapapun yang melihat Eunbi tidak memberi kabar apapun padanya.
Eunha sudah berikrar, akan menuruti kemauan orang itu asalkan orang itu mengembalikan Eunbi dengan keadaan selamat dan utuh.
Ia juga sempat mencari ke tempat yang sering Eunbi datangi bersamanya, berharap anak itu ada di sana karena bosan menunggu Eunha yang sedikit terlambat menjemputnya. Tapi nihil. Eunbi tidak ada di sana.
Setidaknya Eunha sudah menanyakan kepada 50 orang yang ada di tempat bermain Eunbi, siapa tahu ada yang melihat Eunbi bersama seorang laki-laki. Tapi lagi-lagi nihil. Tidak satupun dari orang itu yang melihat anak yang ada di foto ponselnya.
Jungkook menyuruhnya untuk tidak menghubungi polisi karena belum 24 jam. Tapi jika Eunha menerima panggilan dari orang yang membawa Eunbi, Eunha sudah siap menghubungi polisi dengan segera.
Eunha sudah menyiapkan mentalnya saat Jungkook datang nanti dan bisa saja langsung akan menerkamnya hidup-hidup.
Aarghhhh, ia tidak bisa berfikir sekarang. Ia sudah tidak bisa menangis sekarang. Entah karena lelah 5 jam terus menangis atau bahkan air matanya sudah habis. Intinya, ia ingin ada kabar tentang Eunbi.
Eunha sedikit terkejut karena tiba-tiba bel rumah berbunyi. Itu pasti Jungkook. Jungkook pasti sudah tiba.
Eunha segera beranjak dari sofa ruang tamu dan berlari menuju pintu untuk membukakan pintu untuk Jungkook.
"Eonni?"
Kali ini Eunha benar-benar terkejut. Eunbi ada di depannya sekarang. Eunha langsung memeluk anak itu dengan erat saat tangisannya mulai pecah lagi.
"Hya, Eunbi-ya. Kau dari mana saja, eoh? Gwaenchanayo?" Eunha langsung mengecek tubuh Eunbi dan memastikan tidak ada lecet sedikit pun.
"Eonni ada apa? Kenapa menangis?"
"Chaaa, Eunbi ini bon..." Seorang laki-laki tiba-tiba muncul di depan Eunha sambil membawa boneka beruang besar.
"Ada apa ini? Dan kau Eunha-ya, kenapa penampilanmu seperti ini?"
"Nam.. Namjoon oppa? Hoseok oppa?" Eunha mencoba memasukkan ini kedalam nalarnya. Eunha melihat 2 laki-laki itu dengan bingung dan beribu tanda tanya.
"Iya. Ada apa denganmu?" Hoseok angkat bicara sambil memberikan boneka itu pada Eunbi yang ikut bingung dengan keadaan kacau si Eunha.
"Jelaskan padaku ada apa semua ini?"
"Ah, ini pasti karena kami membawa Eunbi berjalan-jalan hari ini kan. Ya! Kami menjemput Eunbi di sekolahnya tadi siang. Dan aku sudah mencoba menghubungi mu, tapi nomormu saat itu selalu sibuk" Namjoon mencoba menjelaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunrise (Completed) ✔️
FanfictionKekuatan cinta memang tidak bisa di ganggu gugat oleh siapapun yang tengah merasakannya. Bahkan setelah puluhan tahun, dan dengan keadaan yang sudah berbeda pula, perasaan itu masih ada di hati Jungkook untuk gadis di masa remajanya. Jungkook pernah...