Jungkook hampir saja tertidur dan menutup matanya lagi jika lagu yang tidak asing baginya tidak terputar. Kedua matanya sangat berat untuk di buka kembali. Seakan ratusan jahitan membungkam matanya.
Jungkook menatap lurus ke arah atap ruangan. Ia sudah sadar dengan penuh. Ia juga sudah bisa mendengar suara apapun yang di sekitarnya.
Jungkook merasakan nyeri di dadanya dan beberapa titik di tubuhnya. Kepalanya juga sangat sakit saat mencoba mengingat sesuatu yang terjadi padanya. Hanya ringisan kecil yang bisa ia lakukan saat ini.
"Eoh, Jungkook-ah. Kau sudah sadar? Tunggu aku akan panggilkan dokter sebentar"
Jungkook tahu suara itu. Sangat mengenalnya bahkan.
Tapi tunggu? Sadar? Dokter? Apa maksut semua ini?
Jungkook masih mencoba memposisikan dirinya di ruangan ini. Tapi sial, semakin ia mencoba, kepalanya semakin sakit.
"Arrghhh" erangnya.
Tak lama, pintu ruangan itu terbuka dan seorang wanita masuk diikuti seorang laki-laki berjubah putih dan juga wanita yang berpakaian lengkap seperti seorang perawat. Laki-laki berjas putih itu langsung mendekati dirinya dan melakukan sedikit pemeriksaan padanya.
Tanpa sadar, Jungkook mengalihkan pandangannya dan melirik ke arah wanita yang membawa dokter ke ruangan ini tadi. Pandangan itu seakan Jungkook meminta penjelasan ada apa ini sebenarnya, dan kenapa dia bisa diruangan ini. Jungkook juga sempat melihat botol infus, dan selang infus yang mengalir ke tangannya.
"Kondisinya sedikit lebih baik. Responnya juga sudah lumayan. Hanya saja ia belum bisa diajak berfikir yang sangat berat. Trauma di otaknya masih sangat kuat. Jadi pastikan dia tidak terbebani oleh hal-hal yang berat"
Laki-laki berjas putih itu sedang menjelaskan pada wanita yang ada di sebelahnya. Jungkook menatap wanita itu dengan sayu. Dan tak lama, wanita itu mengantarkan dokter dan perawatnya keluar ruangan. Jungkook masih mengikuti pergerakan wanita itu, dan jiwanya masih meminta penjelasan dengan semua ini.
"Aku senang sekali kau sudah sadar Jungkook-ah. Aku sangat khawatir saat mendapat kabar bahwa kau mendapat kecelakaan minggu lalu. Daan, aahhh," wanita itu menghentikan ucapannya dan memukul kepalanya sendiri "Kenapa aku mengatakannya padahal baru saja aku menyetujui ucapan dokter untuk belum menceritakannya padamu"
Oke baik. Jadi itu alasan kenapa dia disini. Ia memang sempat ingat rem mobilnya yang tiba-tiba blong, dan kepanikannya saat di dalam mobil. Tapi semakin jauh ia mengingat, kepalanya justru semakin sakit. Ini jauh lebih cukup baginya mengetahui alasannya ada diruangan ini. Setidaknya ia tidak penasaran.
"Bisa kau putarkan lagu yang baru saja kau putar?" kata Jungkook dengan suara yang kecil dan terdengar lemah.
"Lagu? Mwoya? Aaah, crystal snow. Apa kau masih menyukai lagumu yang ini? Tunggu sebentar"
Wanita itu meraih ponselnya di meja samping tempat tidur. Dan 2 detik kemudian, intro lagu itu memenuhi pendengarannya dan juga memori ingatannya.
Jungkook menutup kedua matanya dan hanyut di sepanjang lagu itu. Begitu menghangatkan hatinya.
Jungkook tiba-tiba teringat masa-masa indahnya dibawah nama BTS. Ia dikelilingi 6 kakak laki-laki yang sangat menyayanginya. Ke 6 kakak laki-laki itulah yang merawatnya di kamar trainee dari umur 15 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunrise (Completed) ✔️
FanficKekuatan cinta memang tidak bisa di ganggu gugat oleh siapapun yang tengah merasakannya. Bahkan setelah puluhan tahun, dan dengan keadaan yang sudah berbeda pula, perasaan itu masih ada di hati Jungkook untuk gadis di masa remajanya. Jungkook pernah...