"Bawa aku menemuinya"
Kali ini Jungkook tidak bisa diremehkan. Jungkook berubah menjadi orang lain, yang berjuang untuk kehidupan anaknya. Ini bukan Jungkook sesungguhnya.Pandangannya lurus kedepan, sebagai pandangan yang mematikan.
Sesuai permintaan, akhirnya Jungkook diizinkan ke dalam sebuah ruangan yang berhubungan langsung menuju sel-sel yang dihuni para tahanan. Ruangan itu tersekat dengan kaca tebal dan besar. Ada 5 lubang sebagai penyalur suara.
Jungkook duduk di sana dengan emosi yang masih menggebu. Menunggu seseorang muncul. 1 menit kemudian, pintu yang memasuki sel-sel tahanan di buka, dan seseorang keluar dari sana, diikuti seorang polisi yang mengantar.
"Waktu kalian tidak banyak. Gunakan semaksimal mungkin" kata polisi itu lalu ia segera keluar.
Dari sini, ia berhadapan langsung dengan seseorang yang sudah merusak kepercayaannya. Jungkook masih terdiam, mengumpulkan seluruh tenaganya, dan juga kekuatan.
"Kenapa kau melakukan ini hyung?" tanya Jungkook akhirnya. Jungkook masih melayangkan tatapan tajamnya pada orang itu, memberikan efek penegasan.
Orang itu hanya bisa mengangkat satu sudut bibirnya dan membalas tatapan Jungkook dengan tatapan yang sama pula.
"Aku hanya ingin mengembalikan apa yang seharusnya menjadi milik Seokjin" ucap pria itu datar. Jungkook masih bingung dengan inti ucapan pria ini.
"Aku senang akhirnya anak itu kembali menemui ayah kandungnya. Bukankah itu suatu pencapaian terbesar, mengembalikan hak seseorang yang sudah mati?"
Jungkook masih terdiam. Menunggu Seok Jung melanjutkan ucapannya.
"Apa maksutmu hyung. Aku tidak mengerti"
"Aku hanya melakukan apa yang perlu aku lakukan. Seokjin membunuh dirinya sendiri dengan meminum racun itu karena ia merasa bersalah padamu. 3 bulan Seokjin benar-benar depresi berat. Ia sampai menyakiti dirinya sendiri dengan pisau atau benda tajam apapun yang ada didekatnya. Beruntung ia belum mati saat itu juga. Tapi kenyataan terpahit dalam hidupku, saat menemukan Seokjin sudah terkapar di kamarnya. Apakah aku salah jika nyawa harus di bayar juga dengan nyawa?"
Jungkook masih bisa menahan seluruh emosinya. Mata dan telinganya memerah karena memendam amarah itu. Ia mengepalkan tangannya yang gemetar untuk menetralisir semuanya. Semua emosi yang kian memuncak.
"Seokjin selalu bercerita padaku jika dia sangat mencintai Eunha. Bisa memilikinya adalah ambisi terbesar di hidupnya. Oleh karena itu, dia menghamili Youra dan menjebak kalian berdua di kamar saat itu, karena Seokjin tahu Youra juga sangat mencintaimu"
Detik itu juga kesabaran Jungkook sudah di ambang batas. Jungkook mengambil kursi yang ia tempati, lalu melemparkannya ke arah Seokjung. Sialnya ia terhalang oleh kaca pembatas itu, sehingga Jungkook melemparkan benda itu berkali-kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunrise (Completed) ✔️
FanfictionKekuatan cinta memang tidak bisa di ganggu gugat oleh siapapun yang tengah merasakannya. Bahkan setelah puluhan tahun, dan dengan keadaan yang sudah berbeda pula, perasaan itu masih ada di hati Jungkook untuk gadis di masa remajanya. Jungkook pernah...