6.

55 8 0
                                    

Aku tau dalam hitungan menit semua akan berakhir. Kita.. tidak akan ada lagi kita antara kau dan aku. Aku tau rasa itu akan berubah dan menjadi boomerang yang menyakitkan untuk kita, terutama untukmu Niska. Tapi percayalah, jika keadaan memungkinkan, jika Tuhan memberi jalan, jika pada akhirnya takdirku adalah kamu, aku berharap rasa itu masih ada untukku Nis.

-------

"Bar.." panggil Niska pelan. Sang empunya nama hanya diam. Tak mengindahkan panggilan gadisnya itu. Terlalu banyak yang ia pikirkan. Terlalu takut untuk mengutarakan.

Niska menepuk pelan lengan Akbar. "Bar.. kok bengong sih? Kamu kenapa?"

Akbar tersenrak dengan panggilan Niska. Ia menatap gadisnya dalam. Kenapa berat buat bilang semuanya Nis? Aku gabisa.. aku ga sanggup.

Pertanyaan Niska hanya dibalas dengan gelengan dan seutas senyum. Akbar menggenggam erat tangan Niska. "Aku gapapa. Kamu kok ga diabisin makannya hm?"

"Gapapa apanya. Kamu bengong terus daritadi. Kamu kenapa? Lagi mikirin apa sih?"

Kita. Kamu lebih tepatnya. Aku bingung harus gimana Nis. Apa harus aku bilang ke kamu tentang semuanya? Apa harus aku bohong ke kamu? Bahagia aku kamu Nis. Aku gabisa tanpa kamu.

"Bar?" Niska menghembuskan nafasnya. "Tuhkan kamu bengong lagi. Kamu kenapa sih? Cerita sama aku sini"

"Nis.." ucap Akbar pelan. "Ada yang mau aku bicarain sama kamu."

Niska menatap lelakinya itu bingung. Bicara? Bukankah mereka sedang berbicara sekarang?

"Kita.." kalimat Akbar tertahan. Ia tau dirinya tak sanggup untuk mengatakannya. Akbar menatap Niska dalam. Menatap manik mata gadis yang sudah menjadi bagian dari dirinya itu. "Aku pikir.. kita udah gabisa sejalan Nis."

"Maksud kamu?"

Tuhan, ia tak sanggup untuk meneruskannya. Hatinya terlalu sakit untuk itu. Kata-kata yang ia tak pernah bayangkan akan terlontar dari mulutnya.

"Karena gue dan Akbar mau menikah bulan depan." Donita datang entah dari mana. Wanita itu duduk di samping Akbar. "Sorry Nis, Akbar lebih milih gue daripada lo."

Mata Niska mengerjap. Menatap dua orang di hadapannya bergantian. Otaknya seakan sulit untuk mencerna perkataan dari mereka. Menikah? Donita dan Akbar?

"T..tunggu. Gue masih ga ngerti. Bar? Maksudnya apa? Menikah? Kalian?"

Donita mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya kemudian memberikannya kepada Niska. "We're going to have baby soon Niska."

Lagi, Niska menatap dua orang dihadapannya ini. Mencoba mencari maksud yang sebenarnya dari mereka. Ia mengambil benda di hadapannya. Ada  2 garis merah  yang terlihat ditengah.

"B..bar.. a..aku ga ngerti.." tangan Niska gemetar memegang benda berwarna putih dan biru itu. "Ini maksudnya apa Bar? M..maksudnya.. a..apa?"

Akbar hanya menunduk. Tak berani menatap gadisnya itu. Hatinya tak sanggup. Harusnya bukan seperti ini. Bukan ini akhir yang ia harapkan.

"AKBAR! P..Please.. jawab aku.. ini ga bener kan? Kamu bercanda kan?" Tanya Niska sambil terisak.

"N..nis.. maafin aku. Maaf.."

Satu kata yang menghancurkan segalanya. Segala yang telah mereka bangun. Hatinya hancur. Berkeping. Akbar, lelaki yang selama ini ia percaya, lelaki yang menjanjikannya bahagia, ia juga yang merenggut kebahagiaan dari dirinya kini. Niska berharap ini hanya mimpi. Ya hanya mimpi buruk yang biasa ia alami.tapi 

"Haha.. ga lucu, Bar. Kamu lagi prank aku?" Niska setengah berteriak dan cukup membuatnya menjadi pusat perhatian. Gadis itu meremas tangan Akbar. Berharap ini semua hanya lelucon semata.

Donita melepaskan paksa genggaman tangan itu. Dia menatap Niska nanar. "Kesalahan lo Nis. Lo gabisa penuhin ekspetasinya dan dia temuin gue yang bisa penuhin mau dia." Donita menatap sinis gadis itu seraya merangkul Akbar di depan mata Niska. "You're a loser Niska."

Menohok. Perkataan yang tak bisa Niska cerna. Tak bisa ia terima. Apa yang salah dengan hidupnya? Apa yang salah dengan dirinya? Ia telah berusaha menjadi yang terbaik untuk seorang Akbar, tapi lelaki itu malah membuatnya merasakan patah yang amat perih. Ketika ia mencoba untuk percaya sepenuhnya, ketika ia sudah berusaha mencoba menjadi wanitanya, Akbar dengan mudahnya memilih orang lain. Lalu apa artinya hubungan yang sudah mereka jalin selama menahun? Tak ada artinya kah? 

Lo ga pernah cukup buat dia Nis. Lo mungkin udah kasih dia lebih, tapi bukan itu yang dia mau. Lo masih jauh berada di garis bawah ekspetasi dia tentang pasangan. Lo cuma cewek biasa yang bisanya baper doang. Makanya dia cari yang lain. Lo bodoh ga menyadari itu. Ah bukan, lo  bodoh lo udah sadar tapi lo nolak buat terima. Lo bodoh karena lo masih percaya ketika lo di begoin sama dia.

Satu hal yang Niska ingat setelah itu adalah Akbar yang memanggilnya keras. Mencoba mengejarnya tapi sangat terlambat. Karena Niska sudah terlanjur  pergi jauh.  Tak lagi ingin memperdulikan hatinya. Ia hanya ingin pergi jauh dari kenyataan. Ia hanya ingin meninggalkan kepahitan yang sedang menggerogoti dirinya. 

Terhianati.

Dikecewakan.

Entah kemana taksi ini akan membawa Niska, yang jelas ia hanya perlu tempat untuk menangis. Menangis sekencang-kencangnya. Gadis itu tak tahu lagi apa yang harus di lakukan. Semuanya terasa sangat tidak masuk akal baginya. Apa karena harapannya terlalu tinggi? Jadi siapa yang sebenarnya tak bisa memenuhi sebuah ekspetasi?

Setelah beberapa lama mengitari sudut ibukota, ia akhirnya berhenti di sebuah kelab malam. Sebuah kelab yang cukup terkenal di Jakarta. Tanpa ragu, ia memasuki tempat bernama Savoi itu. Memilih duduk di bar sendirian. "Tequila please." ucapnya pada sang bartender. Nekat? Sudah pasti. Karena dia tahu dirinya memiliki toleransi alkohol yang rendah. Dan malam itu, Niska menghabiskan hampir 5 gelas tequila sendiri.

=====================================

☻ _niskalingga

Liked by novellasq, min9chanl, and 232 others

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Liked by novellasq, min9chanl, and 232 others.

_niskalingga Bolehkah aku benci? Benci untuk berbagi hati dengan kisah lain yang belum tentu seindah kisah kita? Tahun-tahun penuh pengharapan agar mencapai kata bahagia itu seakan tak ada artinya untuk di hargai. Jika menurutmu kau bisa membuat kisah yang lebih indah dengan hati yang lain tak apa. Ini yang kau mau kan? Aku yang perlahan mundur dengan sendirinya dan membakar habis buku kenangan yang sudah kita tulis dengan tinta air mata, yang terhenti ketika kau lebih memilih untuk merobek halaman yang tersisa.

View All 15 comments

min9chanl You're strong nis!

rachmalia.k Lupain aja cowok brengsek macem dia



★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★★

Mungkin menuliskan ini bisa sedikit membantu gue buat express my feeling. 

Enjoy <3

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang