Seoul

1K 92 28
                                    




"Jackpot!" Seorang wanita kini tengah berada di salah satu gedung, senyuman di bibirnya mengembang ketika berhasil mendapatkan banyak bukti foto transaksi dari dua orang pria berpakaian tuxedo. Kemudian ia pergi dari tempatnya sebelum salah seorang anak buah dari antara dua pria itu melihatnya.

.

"Tuan Kang, tentang insiden fotografer kemarin, mereka telah berhenti menerbit. Tapi sepertinya polisi mulai memantau di sekitar toko. Pemilik toko Shion itu telah melakukan transaksi bisnis dan tertangkap kamera. Apa yang harus kita lakukan?" Asami, salah satu anak buah kepercayaan pria bernama Kang Daniel itu melapor pada atasannya. Daniel tampak berpikir, kemudian mengeluarkan perintahnya.

.

.

BRAK

Wanita itu meringis ketika kedua tangannya ditahan dibelakang tubuhnya, kepalanya sengaja ditekan oleh dua pria merapat ke dinding dihadapannya.

"S-siapa kalian!? Apa yang sedang kalian lakukan?" Gadis itu tampak panik, kepanikannya bertambah ketika ia melihat Daniel berjalan mendekatinya dengan senyuman tipis. "Siapa kau?!" Tanyanya pada Daniel.

"Park Jiyeon? Jadi kaulah yang menangkap berita tentang sekretaris pribadi kongres di klub sun, shion." Daniel semakin mendekatkan wajahnya. "Masalah seperti itu tidak bagus untuk bisnis kami, ada yang sesuatu yang ingin ku tanyakan denganmu".

"Apa yang kau inginkan dari ku?! Jika kau ingin foto-foto itu, aku belum menyebarnya! Aku membuangnya! Sekarang, lepaskan aku!!" Sepertinya Jiyeon termasuk wanita pemberani, dia bahkan tidak meneteskan barang satu tetespun air matanya, hanya ketakutan yang ia keluarkan dari tadi. Dan itu menjadi pandangan menyenangkan bagi Daniel, ia kini menempatkan wajahnya sejarak lima sentimeter dari Jiyeon.

"Tidak ada yang perlu kau takuti. Cukup menjawab pertanyaanku seperti anak yang menurut. Aku sangat ingin tahu beberapa informasi. Kau tidak mau memberitahuku?"

"Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan, dan jika aku memberitahu sesuatu padamu, apa yang akan kau lakukan?" Jiyeon menatap tajam Daniel sedetik setelahnya ia ditarik menghadap salah satu anak buah Daniel yang menahan tangannya.

PLAK

Jiyeon mendapat tamparan keras dari anak buah Daniel, meninggalkan darah di ujung bibir gadis itu.

"Hal-hal buruk terjadi pada gadis nakal. Di dunia ini, jika kau akan mencampuri urusan orang lain, kau harus menjaga diri sendiri dengan lebih baik" Nasihat Daniel, pria berwajah lembut itu rupanya sangat berbanding terbalik dengan sifat asli dan pekerjaannya.

"Ya, aku tahu itu" Jiyeon menendang salah satu alat vital anak buah Daniel yang masih menahannya. Mengambil kesempatan itu untuk lari, ia sedikit mengernyit tidak tahu bahwa pekerjaannya serumit ini. Dia berlari sampai rooftop, sempat berhenti demi menunggu Daniel dan para bonekanya. Jiyeon tersenyum ketika ia sudah melihat Daniel di ujung pintu atap, kemudian ia berlari melompat melewati pagar pembatas. Daniel sempat membelalakkan matanya, berlari kencang melihat Jiyeon. Gadis itu turun melalui dinding gedung seperti seorang pro dalam beberapa trik jalanan. Daniel tersenyum ketika melihat Jiyeon mengeluarkan lidahnya, memelet padanya, mengejeknya.

"Apa kau melihat itu?" Asami menoleh pada Daniel dan mengangguk

"Ya Tuan"

"Aku tidak tahu bahwa ada sesuatu yang menarik darinya" Ujar Daniel dengan senyuman lebarnya.

***

"Aku tidak bercanda ahjussi! Jari kelingkingku luka ketika aku lompat dari gedung! Anyway, who's that guy?" Jiyeon duduk disamping seorang pria paruh baya berpakaian kemeja putih, celana bahan hitam serta rompi holster berwarna hitam. Pria paruh baya itu menjentikkan pemantiknya dan menyalakan rokoknya. Sebentar setelah menghembuskan asap rokoknya ia menoleh ke arah Jiyeon yang masih menunggu jawabannya.

Finder | ✔️ COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang