Hongkong 6

213 35 53
                                    

"Aku sudah mendengar apa yang terjadi kemarin, Mark. Rupanya kau tidak bisa mendapatkan akta itu" Nikolai, seorang pria berdarah Rusia yang menjadi tangan kanan Mark sedikit meledek Mark yang tidak bisa mendapatkan akta kasino Macau.

"Ya...Baishe... Aku ingin bermain-main sedikit dengan mereka" Mark tersenyum miring selagi memangku wajahnya. Nikolai menghentikan permainan biliardnya, tapi masih berdiri disana jauh dari Mark yang duduk di single sofa.

"Aku tidak mengerti. Mengapa kau sangat senang bermain dengan Lucas? Aku tidak mau masuk ke dalam masalah dengan Baishe hanya karena hasratmu yang mendadak itu"

"Apa kau tidak sadar, Nikolai? Lucas tidak pernah pergi sejauh itu ke hadapan publik" Mark masih tidak lepas dari senyuman miringnya, memikirkan keterlibatannya dalam masalah Lucas dan Daniel pasti sangat menyenangkan.

Nikolai memutar bolanya ke ujung kiri matanya dengan siritan alis. Seperti biasa, Mark terlalu meremehkan sesuatu hal, pikir Nikolai.

***

"Sepertinya aku tidak dapat kembali ke Baishe, aku dibuntuti" Wenxiao berlari sembari berbicara dengan teleponnya, "aku yakin Lucas akan setuju dengan pertukaran itu. Aku akan sembunyi untuk beberapa lama, dan aku tidak dapat melindungi Jiyeon. Jadi kumohon jangan melakukan sesuatu dengan tergesa"

Wenxiao menghentikan langkahnya, melihat dirinya sudah berhasil dikejar oleh beberapa orang berpakaian tuxedo juga sepertinya.

***

Pintu kamar Lucas terbuka, menunjukkan Jiyeon disana sembari membawa nampan berisi teko dan cangkir teh. Sedang Lucas sibuk berbicara dengan teleponnya,

"Aku mengerti, pastikan dia berbicara" Setelahnya Lucas memeutuskan panggilannya.

"What is something happening again?" Jiyeon hanya bertanya dengan polos tanpa dosa hanya karena perasaannya yakin bahwa sesuatu yang buruk sedang terjadi.

"Bukan urusanmu" Singkat Lucas, kemudian dirinya melirik Jiyeon sebentar, wanita yang lagi-lagi memakai dress khas Tiongkok. "Oh, aku tidak butuh teh pahitnmu lagi. Jadi kemarilah" Lucas menggerakkan jari telunjuk dan tengahnya melakukan gestur 'kemari'.

"Ya yang aku bisa lakukan hanya bersih-bersih." Manyunan bibir Jiyeon terlihat gemas tapi Lucas terlanjur dalam mode serius untuk menanggapi kelakuan Jiyeon.

"Nevermind that, aku ingin mengatakan sesuatu. Seperti yang aku katakan kemarin, aku akan mengambil akta itu dari Daniel dan menukarkanmu sebagai imbalannya"

Daniel akan datang menjemputku?! —pikiran Jiyeon.

"Daniel itu bodoh. Melewati hal-hal bahaya hanya untuk mendapatkan akta itu dan pada akhirnya melepaskannya, practically for free. Terlihat sekali, semua yang ada dipikirannya hanya untuk mendapatkanmu kembali" Lucas memejamkan matanya, berusaha menenangkan pikirannya.

"Apakah seberharga itu?"

"Akta itu adalah akta kasino di Macau, setara dengan kasino yang ada di Las Vegas. Menurutmu berapa banyak uang yang dihasilkan dari kasino itu?" Pria itu menarik nafasnya sebentar kemudian melanjutkan pembicaraannya, "saat ini, hak untuk kasino di Macau dibagi menjadi tiga untuk mencegah perselisihan di antara organisasi yang mencari untung"

"Akta itu adalah satu dari tiga hak itu. Akta itu sendiri bukan apa-apa melainkan hanya sebuah bukti tapi ada banyak yang ingin ikut serta dalam bisnis yang akan menghasilkan keuntungan sangat besar" Demi apapun Lucas sangat pandai dalam berbicara tentang bisnis, terlalu larut dalam pembicaraannya, "lagipula, secara tampilan, semua ini adalah cara yang sah untuk mendapatkan uang. Tentu saja aku tidak ada niat untuk melakukan semua yang ia suruh padaku, lokasi pertukaran akan diatur oleh pihak kami"

Finder | ✔️ COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang