Hongkong 8

169 29 18
                                    

"Berapa umurnya?"

"Aku tidak tahu. Aku yakin sekitar 17 atau 18 tahun"

"Dia hanya seorang anak kecil, dan Lucas menyukainya?"

Jiyeon merasakan disekitarnya sedang banyak orang. Iya, dia hanya dapat merasakan suasana di sekitarnya, matanya tertutup kain, tangannya diikat kebelakang dengan kain juga dan mulutnya di plester, lengkap sudah. Wanita itu merapat ke pojok tembok seolah membentengi dirinya dengan orang-orang di sekitarnya.

"Dia terlihat ketakutan, buka penutup matanya" Masih dari suara di sekitar

"Hati-hati, mungkin saja dia akan menyerang balik"

Jiyeon dapat merasakan ikatan matanya mengendor, sedetik setelahnya ia dapat melihat pemandangan di depannya meskipun masih berusaha memfokuskan matanya kepada satu titik. Maksudnya, satu pria tinggi yang duduk di hadapannya dengan bangku kayu. Tangan pria itu terlipat di dadanya, menatap Jiyeon dengan tatapan remeh. Bodoh, dia justru semakin takut hingga memundurkan tubuhnya sedikit.

Dipikiran Jiyeon hanya ada banyak pertanyaan, siapa pria di depannya? Dia sedang ada dimana? Daniel dimana?.

"Hm, dia memiliki wajah yang cantik. Hei, biarkan dia berbicara" Perintah pria yang tengah duduk itu kepada salah satu ajudannya.

"Dia mungkin aja akan membuat keributan" Meskipun sedikit tidak setuju dengan suruhan bosnya, pria itu tetap membuka plester yang menutup mulut Jiyeon. Jiyeon menatapnya tajam,

"Aku ingat wajahmu. Kau salah satu orang yang berkhianat pada Lucas, aku seharusnya mengadukanmu" Emosi Jiyeon mendadak naik mengingat bahwa Lucas sangat membenci orang yang berkhianat padanya, tapi pria itu tidak sadar siapa saja yang melakukan itu padanya.

"Agh—"Jiyeon terkapai di lantai, sungguh ia pun terkejut mendapatkan tamparan keras dari pria brengsek itu. Sekarang sepatu pantofel hitam milik pria itu sudah berada di atas kepalanya, dipastikan Jiyeon akan langsung mati jika saja pria yang menjadi atasannya tidak memberika perintah,

"Hentikan itu, anak yang malang" Lirik pria asing itu pada Jiyeon, sedang matanya beralih menatap ajudannya. "Apa yang dia katakan padamu?" Pria itu berbicara dalam bahasa asing.

"Aku tidak tahu, tapi anak kecil ini membuatku kesal , jadi..." Ajudan itu menarik kerah kemeja Jiyeon, sedikit membuka kancing teratasnya. Menunjukkan bahwa banyak kiss mark di sana. "Dia adalah boneka Lucas". Kemudian ajudan itu menjatuhkan Jiyeon, tepat di hadapan pria asingbyang menjadi bosnya. Jiyeon menengok ke arah depannya, mendongakkan kepalanya karena posisinya ia di lantai sedang pria asing itu duduk di atas bangku kayu yang tinggi.

"Do you understand English? Can you say your name?" Pria asing itu bertanya pada Jiyeon, masih dengan sikap sebelumnya, tangan terlipat di dada.

"Kau siapa?" Jiyeon bukannya menjawab justru balik bertanya, tidak dengan bahasa inggrisnya.

"Nuguseyo?" Bingung pria itu,

"He's asking who you are, Mark" Nikolai yang sedari tadi berdiri jauh di belakang Mark akhirnya membuka suaranya. Mark berdiri mendekati Jiyeon, memegang rahang wanita itu kuat,

"Hey i'm the one asking you your name. I don't like brats, do you understand?" Jiyeon masih diam tapi matanya tetap tajam. Masih bertanya siapa pria di hadapannya ini. Mark justru mengutuk dirinya karena tidak mengerti ucapan Jiyeon.

Mark menyentuh salah satu kiss mark yang ada di atas dada Jiyeon, membuat wanita itu menegang. Tentu saja itu daerah sensitif baginya. "Did Lucas do this to you?" Kemudian jarinya menyentuh bagian kiss mark yang lainnya, namun semakin ke bawah, hingga berhenti tepat di depan payudara Jiyeon yang tertutupi bra.

Finder | ✔️ COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang