Hongkong 10

212 24 14
                                    

Aku tidak akan membiarkannya pergi begitu saja, pikir Jiyeon. Wajahnya penuh akan keringat kegugupan, ini kali pertama ia memegang pistol dengan tujuan melukai seseorang. Kedua tangannya teracung mengangkat pistol milik Asami yang sempat ia ambil, dia tidak bisa seperti Daniel atau Lucas yang kuat memegang pistol dengan satu tangan, pistol itu berat bodoh. Demi apapun, tangan Jiyeon bergetar, namun sebisa mungkin ia membuatnya stabil agar tidak meleset sesaat ia menarik pelatuk.

"Hey!" Panggil Jiyeon pada Nikolai dengan suara lantang. Pria itu menengok ke arah Jiyeon, begitu juga dengan beberapa orang di sana yang sedang melakukan kegiatannya masing-masing. Sesaat Nikolai menengok, Jiyeon segera menarik pelatuknya dan menembak Nikolai. Itu suara yang sangat keras, semua orang pergi dengan kepanikan meninggalkan Jiyeon dan Nikolai di lorong itu.

Apa aku membunuhnya?, tanya Jiyeon pada dirinya. Nikolai terkapar di sana, dengan segera Jiyeon mendekati Nikolai berniat mengambil akta milik Lucas yang tadi dibawa oleh pria asing itu. Setelah mengambil akta itu, baru saja ingin melangkah pergi Nikolai menahan pergelangan kaki Jiyeon.

Demi kaos kaki odin, Jiyeon terkejut sampai menahan tubuhnya sendiri dengan tangan agar tidak terjungkal sesaat Nikolai menahan kakinya.

"Aku terkejut kau berani menarik pelatuk itu, itu sungguh membuatku merinding—"Saking paniknya, Jiyeon memukul Nikolai dengan akta kasino Lucas yang berbentuk map tebal itu. Cukup membuat Nikolai marah sepertinya, "mengingat kau mempunyai leher yang kecil sehingga mudah patah".

"Bajingan" Jiyeon menendang Nikolai dan memanfaatkan kesempatan untuk lari saat Nikolai melepaskan tangannya dari kaki Jiyeon.

"I see, jadi kau ingin membuatku bersenang-senang dulu" Pria asing itu mengeluarkan pistolnya dan beranjak mengejar Jiyeon, "ini adalah kesenengan terbesarku untuk memburu seekor hewan kecil."

Tepat pada posisi Jiyeon tengah berlari di tangga dan Nikolai membidik pistolnya menghadap punggung kiri Jiyeon. Nikolai tersenyum dan ingin segera menarik pelatuknya,

DORR.

Namun ia cukup bodoh untuk tidak melihat sekelilingnya, ia tertembak oleh salah seseorang pada bagian lengan atas kanannya. Wenxiao adalah pelakunya, ia bersembunyi di balik tembok tidak jauh dari keberadaan Nikolai sebenarnya tapi Wenxiao sedang berada pada keadaan yang mengkhawatirkan. Wajahnya penuh dengan luka, bahkan kepalanya di perban, itu sebabnya ia memilih untuk bersembunyi ketimbang menampakkan dirinya di hadapan Nikolai.

Nikolai mengalihkan pandangannya pada Jiyeon yang sudah jauh dari pandangannya, brengsek. Wenxiao hanya membuatnya membuang waktu untuk meladeninya.

"Stop!" Ucap Wenxiao ketika Nikolai sudah berada setengah lantai di atasnya untuk mengejar Jiyeon. Nikolai menengok ke arah Wenxiao dengan wajah kesal, terlebih sekarang ia melihat Wenxiao tiba-tiba saja berjongkok sembari memegang pelipisnya.

***

Lucas menerima panggilan pada teleponnya, "oke, kami akan segera kesana". Lucas beranjak dari duduknya, "Daniel, sepertinya mereka sudah di buritan"

"Tunggu!" Ajudan Mark sempat menghalangi mereka dan Daniel dengan effortless-nya meninjunya membuat pria itu terjatuh kesakitan.

***

Jiyeon keluar dari dalam kapal, masih menebak-nebak siapa yang menyelamatkannya tadi. Well, tentu saja dia tidak dapat melihat Wenxiao dibalik tembok tadi saat menembak Nikolai.

DORR

Oh apalagi kali ini, odin, Jiyeon lelah dengan aksi melarikan diri dari tembakan. Jiyeon belum pernah menikah, demi apapun dia belum merasakan yang namanya mempunyai anak, membangun keluarga harmonis bersama Daniel. Mimpi sekali, Park Jiyeon ini bukan saatnya memikirkan keinginan dimasa depanmu.

Finder | ✔️ COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang