xiii. still (changbin/felix)

358 42 20
                                    

[ s. changbin/l. felix ; g ]

.

.

.

(Did you get home okay last night?
You cried so much, I'm worried about you
What if walking home alone felt too strange for you?)


Kapan terakhir kali Changbin melihat sosok Felix dengan mata kepalanya sendiri? Sebelum hari ini, ia hanya bisa melihat wajah Felix yang masih tersimpan dalam galeri foto di ponsel. Changbin sudah melupakan hari terakhir mereka bertatap muka. Hari di mana dadanya seolah dihantam berkali-kali oleh benda tumpul tak kasat mata, membuat napasnya sesak.

Dengan mata berkaca-kaca, Felix meminta Changbin untuk melupakannya. Mengakhiri hubungan mereka yang bahkan belum benar-benar dimulai. Felix bilang ia tidak bisa. Bahwa ia memiliki orang lain yang lebih penting dari Changbin.

Namun ia yakin ada alasan lain. Semua pernyataan Felix terlalu tidak masuk akal untuk dipercaya.

Meskipun begitu, Changbin memutuskan untuk diam. Membiarkan Felix berbalik menjauh, meninggalkannya dengan jejak-jejak air mata yang berjatuhan bagai gerimis. Changbin hanya mampu menatap punggungnya. Betapapun inginnya Changbin menghentikan Felix, ia tidak bisa. Tidak lagi.

Lalu sekarang apa yang harus ia dilakukan ketika Felix muncul tak jauh di hadapannya dengan wajah mendung dan kepala tertunduk? Di mana kehadiran orang lain yang Felix bilang lebih penting dari Changbin itu?

Pemuda itu masih sendiri.

Jauh di lubuk hati yang terdalam, Changbin masih bersedia untuk menemaninya.

(I didn't hate you at all
I still have all these feelings
I think I'm stupid)

***

(Did you get home ok last night?
You just smiled, I'm worried about you
When you were walking home alone
Was I too cruel?)


Sinar terik mentari musim semi seolah menertawakan suasana hati Felix yang bermuram durja. Ada kalanya ia menghela napas berat, membuat Chan yang berada di sebelahnya melemparkan tatapan bingung. Orang waras mana yang akan berkeluh kesah saat cuaca secerah ini? Mungkin hanya Felix yang bersikap seperti itu.

"Felix," Chan menyikutnya pelan. Saat pemuda itu menoleh pada Chan, ia sedang menunjuk seseorang. "Kayaknya kamu dicariin."

Jantung Felix berhenti berdetak. Seo Changbin baru saja menatap ke arahnya sebelum mengalihkan tatapan ke arah lain. Felix memperhatikan langkahnya yang goyah saat ia hendak menghampiri meja Felix dan Chan. Namun pada akhirnya Changbin hanya mengangguk pelan sebelum melewati mereka. Dalam diam, Felix perlahan menghembuskan napas yang semula tanpa sadar tertahan di dadanya.

"Sudah bilang padanya tentang alasan sebenarnya?" tanya Chan lagi. Felix menggeleng sebelum menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Aku nggak akan bilang," gumamnya keras kepala. Chan berdecak.

"Lalu maumu apa? Menyiksa diri sendiri sampai mau mati rasanya?"

Felix tidak menjawab, tetapi Chris tahu ia benar. Pemuda itu memperhatikan tetesan air yang tiba-tiba mengalir dari balik telapak tangan yang menutupi wajah Felix, lalu mendesah pasrah.

"Kau masih punya waktu untuk memikirkannya, kok," hibur Chan, mengusap pundak Felix untuk memberinya semangat. "Aku yakin Changbin tidak akan kemana-mana."

Of Words And Hidden Feelings ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang