x. april 1st (changbin/felix)

424 56 23
                                    

[ s. changbin/l. felix ; g ]

.

.

.

"Kamu tahu besok tanggal berapa, Lix?"

"Tanggal 1 April? April Fools?"

Wajah Changbin berseri-seri saat merespons perkataan Felix, "Yep! Kamu bisa berbohong tiap tanggal 1 April, Felix. Di Korea Selatan hal itu wajar, kok."

Felix hanya mengangguk saja mendengar ucapan Changbin. Sebagai seseorang yang masih tergolong baru di negara ini, Felix harus banyak belajar tentang budaya tempat kelahiran ibunya. Dibesarkan di Australia selama enam belas tahun membuatnya tidak begitu mengenali banyak hal tentang kebudayaan Korea Selatan. Maka selagi ada kesempatan (dan selagi ada Changbin sang tetangga yang bersedia membantunya) Felix akan berusaha belajar.

"Di Sydney juga begitu, hyung," pemuda itu bergumam, memilah kata dalam benaknya untuk disusun menjadi sebuah kalimat, "tapi ada yang berbeda nggak?" Meskipun sudah setahun menetap dan kemampuan berbahasa Korea-nya sudah mumpuni, Felix masih berusaha memikirkan setiap perkataan agar ia tidak salah bicara.

Changbin terlihat berpikir sejenak sembari mengusap dagu.

"Di sini kamu boleh bilang seperti ini, misalnya 'ayo kencan denganku'. Tapi saat orang yang kamu bohongi mulai percaya, kamu bilang saja 'aku bohong'. Begitu," pemuda itu menjelaskan.

Felix memikirkan perkataan Changbin sembari menatap pemuda itu lekat-lekat. Yang ditatap tentu saja merasa sedikit gugup sehingga ia pun terpaksa mengalihkan pandangan. Mungkin karena sorot mata Felix yang tidak terbaca membuat jantung Changbin tiba-tiba memacu detak. Mungkin juga karena bibir Felix yang menipis membentuk garis lurus, pertanda ia bingung atau sedang serius memikirkan sesuatu.

"Kenapa diam, Lix?"

"Kalau bohong seperti itu apa nggak menyakitkan, hyung?" tanya Felix lugas. Changbin berdehem dan berusaha memutar otak untuk memikirkan jawaban yang tepat untuk hal tersebut.

"Bagaimana, ya? Tergantung orangnya, sih," Changbin berusaha diplomatis.

"Kalau diajak pacaran oleh orang yang kau suka lalu dia tiba-tiba berkata kalau itu hanya sebuah kebohongan, apa itu nggak keterlaluan?" Bibir Felix menekuk ke bawah, ekspresinya muram. "Itu sedih banget, hyung."

Changbin menghela napas frustrasi.

"Felix, kubilang itu kan hanya lelucon tanggal 1 April," ia kembali mencoba menjelaskan. Namun suasana hati Felix sudah terlampau buruk sehingga pemuda itu tidak menggubris perkataan Changbin. Pada akhirnya Changbin hanya bisa memijat pelipisnya dan diam membisu, mengikuti Felix.

Suasana canggung di antara mereka terasa terlalu menyesakkan hingga Changbin memutuskan untuk pamit dan meninggalkan rumah Felix. Padahal sebelumnya mereka berencana untuk merakit ayunan kecil untuk diletakkan di halaman belakang rumah keluarga Lee. Hanya karena argumentasi tentang April Fools, rencana mereka terpaksa ditunda untuk waktu yang tidak dapat ditentukan.

Mungkin satu atau dua hari. Namun Felix tidak tahu seberapa lama Changbin akan mendiamkannya setelah Felix melempar perkataan seperti tadi.

Felix merasa ia tidak melakukan hal yang salah. Justru ia memberitahu Changbin secara tidak langsung bahwa ia tidak ingin diperlakukan seperti itu. Bayangan Changbin yang menyatakan perasaan padanya sebelum berkata bahwa ia berbohong membuat hati Felix remuk. Padahal selama ini ia menyimpan harapan besar bahwa Changbin menganggapnya spesial. Kata Hyunjin dan Jisung begitu. Pun dengan Woojin hyung yang kabarnya selalu dimintai pendapat oleh Changbin setiap kali pemuda itu bingung dengan perasaannya sendiri.

Of Words And Hidden Feelings ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang