The Secret Wedding - 2

135K 5.5K 83
                                    

Ilona mengaduk kopi dalam mug putih bergambar karakter favoritnya—Rapunzel. Gara-gara Rapunzel, Ilona pernah memanjangkan rambutnya hingga selutut tapi karena nenek bawel dan sebal melihat rambut Ilona tidak beraturan, dia memotongnya. Nenek memang begitu, terlalu otoriter. Saat itu Ilona menangis, meraung-raung. Umurnya baru sembilan tahun kala dia sangat tergila-gila pada Rapunzel. Tapi sekarang dia bebas dari keotoriteran nenek karena nenek sudah meninggal tepat saat usia Ilona tujuh belas tahun dan sialnya surat wasiat nenek dikeluarkan oleh lawyer kepercayaan nenek pada usianya yang ke dua puluh lima tahun. Yaitu perintah untuk menikah dengan Erick Damean. Bosnya yang paling dibenci seantreo kantor.

Ilona melihat Erick mencium kening Sasa sebelum Sasa pergi membawa mobil Erick. Ilona tersenyum miris. "Ya, bagaimana Sasa tidak bersikap baik pada Erick kalau pria itu selalu saja memanjakannya. Suatu saat nanti kamu akan tahu dia tipe wanita macam apa, Rik." Ilona menyesap kopinya.

"Ilona buatkan aku kopi," titah Erick.

"Nih," Ilona menyerahkan mug bergambar Rapunzel pada Erick.

Dahi Erick mengernyit. "Itu kan bekas bibir kamu."

"Tidak ada yang salah kan kalau kamu minum dari bekas bibir istri kamu, Erick?" Ilona tersenyum licik dengan sebelah alis terangkat. Erick menatapnya dingin.

Mereka hidup dalam rumah tangga yang serba kaku, dingin, angker dan ganjil. Ilona dan Erick terperanjat dengan kehendak keluarga masing-masing tanpa memikirkan bahwa menikah tanpa cinta akankah berdampak pada psikologis keduanya. Keluarga tidak memikirkan hal itu. Mereka hanya ingin melakukan hal yang semestinya. Tradisi perjodohan.

"Kenapa Bos Erick yang terhormat?" Ilona memasang ekspresi yang dibenci Erick. Senyum manis penuh kelicikan.

Erick hanya diam menatap karyawan kontraknya sekaligus istrinya itu. Rambut cokelat Ilona yang tergerai lurus, mata almondnya, bibir ranumnya yang selalu dilapisi gincu warna mauve on dan alis tebal wanita itu tak pernah membuat Erick tertarik. Apalagi soal karakter Ilona yang selalu ingin menjatuhkan Erick. Membangkang setiap perintah Erick di kantor dan menggosipkan kekasihnya yang menurut anak-anak kantor—cantik namun norak dengan perpaduan warna busana yang buruk. Mona menjuluki Sasa dengan panggilan 'Miss Ngejreng Noraks!'. Dan Ilona akan terbahak setiap kali Mona membicarakan soal Sasa bukan karena Sasa lucu dengan kostum-kostum warna permen karetnya tapi karena Mona selalu bisa melucu. Mona memiliki ekspresi khas. Wajahnya selalu tampak konyol.

Erick melepas jasnya. "Kamu tahu, Ilona, aku tak pernah menyukaimu."

"Apalagi aku. Aku selalu membencimu, Erick. Rasanya saat pernikahan aku ingin sekali kabur." Ilona membalas tatapan tajam Erick. "Jadi, kamu mau kopi ini atau kopi buatan Miss Ngejreng Noraks-mu itu?"

"Ilona! Berhenti menyebut Sasa dengan seperti itu." Erick meraum geram.

"Faktanya bukan aku yang memberi julukan seperti itu, Erick. Julukan itu diberikan oleh seluruh masyarakat kantor." Sebelum meninggalkan Erick, Ilona kembali tersenyum. Kali ini senyum kesenangan karena berhasil membuat Erick geram padanya. Entah kenapa Ilona seperti memiliki kesenangan ganjil membuat Erick tampak kesal karena ejekannya pada Sasa.

"Bagaimana denganmu, Ilona?" Erick tidak ingin amarah menguasainya sehingga dia ingin membalas ejekan Ilona.

Ilona berbalik. "What do you mean, my Boss?" sebelah alis Ilona terangkat.

Sebelah sudut bibir Erick terangkat. "Kamu dikhianati kekasihmu yang menjalin hubungan dengan sahabatmu sendiri?"

Seketika wajah Ilona memerah. Darimana Erick tahu rahasia yang selalu disembunyikannya? Ilona merasa wajahnya memanas.

"Aku tahu semuanya, Ilona. Aku berusaha diam karena perasaan wanita itu lembut kan? Aku tidak mau menyakiti hatimu dengan menyebut-nyebut nama Arun dan Kamila."

Baru kali ini Erick berhasil membungkam mulut Ilona. Melenyapkan senyum penuh kelicikan Ilona selama enam bulan pernikahan mereka.

"Saat kamu menyebut nama dua orang berengsek itu, Erick, aku sudah biasa saja. Mereka hanya daun kering yang pernah hinggap di bahuku saat aku melewati sebuah pohon."

"Oh ya?" Erick mendekati Ilona.

Mereka saling bersitatap dalam kebencian yang mereka ciptakan sendiri. Erick membenci Ilona sebelum tahu kalau dia akan dijodohkan dengan wanita ini. Dan Ilona membenci Erick saat pria itu bertingkah layaknya seorang raja.

"Mamahmu meminta kita datang ke rumah besok minggu." Ilona sengaja mengalihkan topik pembicaraan.

"Dia pasti memintaku untuk membuat program kehamilan. Aku benci keinginan mamahmu itu." Lanjutnya.

"Seharusnya kita memulai membuat program sekarang dengan tidur di kamarku, Ilona." Erick menatap Ilona menantang.

Ilona mendengus. "Aku tidak sudih disentuh olehmu, Erick."

***

Nextttt????

Secret Wedding [Complited√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang