The Secret Wedding - 10

94.2K 4.2K 88
                                    

Ilona mengaduk kopi dalam mug bergambar Rapunzel. Dia sempat turun ke bawah untuk memastikan apa yang dikatakan Mona bahwa Erick sedang mengobrol dengan Arun. Dan ternyata itu benar. Ilona melihat tampang Erick yang mengintimidasi Arun. Mantan kekasihnya dan suaminya bertemu. Ilona berniat mendekat tapi kemudian dia urung. Akan jadi masalah kalau sampai Erick mengaku sebagai suaminya dan dirinya ada di sana. Dia mengirim pesan pada Erick berkali-kali tapi Erick mengabaikan pesan-pesannya. Setelah Arun pergi dengan wajah kecewa, Erick pun pergi. Ilona sempat berniat mengejar Erick tapi, dia urung. Semua yang dilakukannya terasa salah. Dia memilih untuk membicarakan masalah itu nanti setelah mereka sampai di apartemen. Tapi sampai jam 10 malam Erick belum juga muncul.

"Halo, istriku tersayang." Erick mendekati Ilona. Bau alkohol yang manis menguar dari mulutnya. "Kamu pasti menungguku ya?" tanya Erick percaya diri. "Istri yang baik." Erick menyentuh rambut Ilona, refleks, Ilona sempat berniat menghindar karena dia takut Erick kembali menarik rambutnya kasar. Syukurlah, sentuhan tangan Erick mendarat pada rambut hitam Ilona hanya dalam hitungan detik.

"Apa yang kamu bicarakan dengan Arun?" tanya Ilona dingin tapi tatapannya penuh rasa ingin tahu.

"Penasaran ya?" goda Erick dengan senyum tipis yang menyebalkan. "Takut kalau aku bilang aku suamimu?" sebelah alisnya terangkat.

"Erick, kalau kamu berani bilang pada Arun dan—" Ilona memberi jeda pada kalimatnya. "nanti kalau semua orang tahu tentang pernikahan kita bagaimana? Mona, Alan dan karyawan lainnya? Dan Sasa?"

Erick kembali tersenyum. Kali ini senyumnya agak lebar. "Aku suka lihat kamu khawatir begitu."

Ilona merasa kalah. Dia mendesah pasrah. "Dengarkan aku, aku tidak ingin Arun atau Karmila tahu kalau kamu adalah suamiku. Karena kamu juga tidak mau Sasa tahu kalau aku adalah istrimu." Ilona merasa kepercayaan dirinya kembali. "Kalau sampai Arun tahu, maka, jangan salahkan aku kalau aku akan memberitahu Sasa—kekasihmu itu."

Erick terdiam. "Apa kamu tidak ingat kejadian semalam? Kamu mau kejadian itu terulang lagi dan aku benar-benar menyeretmu ke atas ranjang."

Ilona merasa dadanya bergemuruh.

"Kamu sangat egois, Erick!" serunya dengan penuh kekesalan. Dia meraih mug Rapunzel dan melangkah menjauh namun baru beberapa langkah, Erick memanggilnya hingga Ilona berbalik.

"Ingat, sebentar lagi kita akan mengadopsi seorang anak kecil. Kita harus bisa menjaga hubungan yang harmonis, Ilona. Jangan sampai anak adopsi kita tahu kalau orang tua angkatnya menikah karena tradisi keluarga." Erick melipat kedua tangan di atas perut. "Itu tandanya, kita harus tidur dalam satu kamar." Dia tersenyum menang.

"Aku tidak sudih tidur satu kamar denganmu!" gertak Ilona.

Erick tertawa. Dia merasa posisinya di atas angin. Ide untuk mengadopsi anak malah membuat Ilona semakin terjebak dalam permainannya sendiri.

***

Arun menggeleng pilu. Dia belum ke apartemen Karmila sejak kedatangannya di kantor Ilona dan bertemu suami Ilona. Dia menyesap wine sekali lagi dan sudah menghabiskan beberapa gelas.

"Saya suami Ilona." Erick mengulurkan tangannya pada Arun. Pesona dan wibawa Erick yang luar biasa seketika membuat Arun inferior. Dia merasa kecil. Tidak berarti sama sekali. Erick memiliki wajah yang tampan dengan hidung mancung dan mata indah yang cemerlang.

Arun menjabat tangan Erick. "Arun. Saya kekasih sahabat Ilona."

"Kamu mantan Ilona kan? Yang diam-diam menjalin hubungan dengan sahabat Ilona." Sebelah alis Erick terangkat.

Arun gugup. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Dia memilih diam dan menunggu Erick kembali mengatakan sesuatu. Apakah Ilona menceritakan soal dirinya dan Karmila pada suaminya?

"Oke, tidak masalah. Saya sudah tahu cerita kalian. Saya minta kamu atau kekasihmu itu tidak mengganggu istriku lagi. Aku dan Ilona sudah sangat bahagia." Erick berakting dengan baik hingga Arun yakin Ilona memang bahagia bersama Erick.

"Saya hanya terkejut saja Ilona menikah secepat ini?"

"Lalu, kamu dan kekasihmu itu kapan? Kalian pasti menjalin hubungan lebih lama dibandingkan saya dan Ilona." Erick membenamkan sebelah tangannya ke dalam saku celananya seraya senyum tipis arogannya.

"Kami belum ada rencana apa-apa. Kekasih saya sedang sakit dan dia meminta saya untuk membawa Ilona dan bertemu dengannya. Sampaikan ini pada Ilona."

Sebelah alis Erick terangkat. Dia mendesah tidak sabar. "Akan saya sampaikan. Tapi, rasanya Ilona tidak akan mau bertemu dengan kalian lagi. Kamu tidak tahu kan bagaimana cara dia bangkit dari keterpurukan yang luar biasa menyakitkan? Saya menolong Ilona. Saya berhasil membuatnya jatuh cinta dalam waktu singkat." Erick tampak bangga.

"Saya berterima kasih."

Arun merasa dirinya diremehkan Erick. Dan yang paling menyakitkan adalah mengetahui yang sebenarnya kalau Ilona memang sudah menikah dengan pria yang jauh lebih baik daripada dirinya. Ilona tidak akan kembali padanya. Apalah istimewanya Arun dibandingkan pria yang jelas kelasnya berbeda dengan dirinya. Arun menenggak wine terakhir.

Ponselnya berdering. Pesan dari Karmila.

Sayang, kamu di mana?

Arun tidak berminat membalas pesan Karmila. Perasaannya pada Karmila seakan memudar. Dan sekarang dialah yang terluka. Menanggung beban mengurusi Karmila dengan keadaan finansial yang kurang dari cukup. Ya, dia sekarang tidak bekerja karena memilih mengurusi Karmila yang bergantung padanya. Arun memilih pekerjaan sebagai desainer grafis paruh waktu.

Sebuah pesan dari Karmila kembali mengganggunya.

Sayang, kamu di mana? Sudah bertemu Ilona?

***
Cerita udah pernah ditamatkan dan udah dipindah ke Innovel. Akun nama penulis : Finisah.

Thank you💙💚💛💜

With Love❤

Finisah

Secret Wedding [Complited√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang