8. Love You in Another Way

1.9K 61 10
                                    

Aku melihatnya sedari tadi tanpa mau beranjak menemuinya, gadis itu terlihat sibuk dengan buku-buku dan kertas di tangannya. Entah apa yang dilakukannya, ia terlihat sangat sibuk, selain itu aku tahu apa yang ia lakukan ketika aku menawarkan sebuah bantuan. Dia pasti akan menolaknya. Dia adalah gadis paling mandiri yang pernah ku temui selama ini. Dan hal itu lah yang membuatnya menarik di mataku.

"Sejak kapan kau mulai memperhatikanku di sana?"

Aku tertawa. Dia menyadari kehadiranku rupanya.

"Tidak lama."
"Ketika kau mulai berhenti berjalan untuk merapikan semua kertas dan bukumu itu."

Dia menatapku dengan senyuman miringnya, "Itu lumayan."

Kemudian aku beranjak dari bangku untuk mendekatinya, masih membiarkan dirinya merapikan bukunya. "Mau makan siang denganku, Nath?"

Natasha, gadis itu melihatku sebentar lalu mengangguk. Dia akhirnya selesai merapikannya. "Tentu saja."

*

Aku tak bisa lepas memandangi Natasha dari jarak sedekat ini. Bagaimana dia makan dan mengelap sudut bibirnya ketika ada saus yang tertinggal. Sebenarnya ini bukan kali pertama kita makan siang bersama, sudah puluhan kali bahkan. Tapi aku tak pernah bosan untuk memandanginya.

"Sangat menikmati roti bec mu, Natasha?" Aku tersenyum miring, menggodanya.

"Oh, Clint. Please, kau tahu aku tidak makan semalam karena tugas itu."

Aku mengangguk sambil tertawa, "tentu saja, Natasha si gadis perfectionist. Semua tugas harus diselesaikannya dengan sempurna."

Natasha ikut tertawa. Entah berapa kali dia sudah tertawa bersamaku selama ini, dia bukan tipe gadis periang, namun denganku, dunia terasa ringan baginya.

*

Kau mau tahu tugas macam apa yang membuat Natasha melewatkan makan malamnya? Tentu bukan tugas yang diberikan oleh dosen atau semacamnya. Semua tugas itu jelas sudah Natasha kerjakan tanpa harus melewatkan makan malamnya, tugas yang dimaksud ini adalah tugas rahasia. Kami berdua direkrut sebagai tim untuk menjalankan berbagai misi. Entah misi yang berbahaya atau tidak. Dan tentu saja kami dibayar. Dari situlah aku dan Nath bisa melanjutkan hidup.

Sebuah ponsel berdering, dari Nath.

"Clint."

"Ada apa menelepon malam malam, Nath?"

"Kau benar-benar akan melakukan tugas itu sendirian?"

Aku terkekeh geli, terkadang Nathasa bisa semanis ini ketika sedang khawatir, "Tentu saja, apa yang tidak bisa diatasi oleh Clint Barton hm?"

"Clint, please. Aku tidak bercanda, tugas itu berbahaya. Kau butuh aku."

"Apakah musuh kali ini jauh lebih berbahaya dari sebelumnya, Nath?" kemudian aku duduk di ranjang, meletakkan busur dan panah di sampingku.

"Jawabannya ya dan aku akan ikut, dengan persetujuanmu atau pun tidak."

"Dasar keras kepala."

Dan di sinilah kami berdua, memakai pakaian penyamaran dan menunggu di atas gedung. Target atau sasaran kali ini ialah ketua atau petinggi dari mafia kelas kakap di kota ini. Tugas kami hanyalah membunuhnya dan semuanya selesai, bagi kami hal itu sangat mudah, mengingat setelah kami direkrut kami menjalankan berbagai pelatihan yang menguatkan mental serta tekad kami untuk menjalani setiap misinya.

"Dia melihat kita, Nath, merunduk!" dengan cekatan kami berdua merunduk dan sebuah tembakan melesat, hampir saja mengenai kami berdua.

Dor

Dor

Dor

Tembakan lainnya menyusul, hingga aku kesulitan menanganinya. Betul kata Nath, aku tidak bisa menanganinya sendirian. Saat keadaan sudah aman, aku langsung menarik busur dan panah pun melesat tepat sasaran. Tak selang berapa lama, ledakan pun terjadi. Ya, aku memasang bom kecil di sudut panahku, itu memudahkan aku untuk membuyarkan konsentrasi mereka.

Karena di dalam gedung itu rupanya banyak sekali penjaga, mereka langsung bergegas mengejar kami dengan suara deru tembakan di mana mana. Nath membantuku dengan snipper panjangnya untuk mengurangi jumlah mereka.

"Ini akan memakan waktu lebih lama dari biasanya." gumam Natasha sambil terus menembaki setiap penjaga yang mengejar kami.

"Kau benar, kita juga tidak akan sempat untuk makan malam bersama." aku mengayunkan busurku dan memanah seorang penjaga yang menodongkan tembakan tepat ke arah Nath, kemudian panahku tepat mengenai jantungnya. Tidak akan aku biarkan seseorang melukai Nathasaku.

Malam ini terasa sangat panjang dan melelahkan, tapi aku bersyukur Natasha menemaniku di sini.

***

"Ouch, dimana aku?" aku terbangun karena silaunya matahari terasa sangat menusuk mataku, rasa perih di kening terasa sangat nyata. Aku melihat Natasha duduk di sana sambil memandangiku.

"Sekejap aku merasa takut kau tidak akan bangun lagi."

"Memangnya aku kenapa? Apakah aku pingsan semalam?"

Natasha menggeleng, "Kau tertembak oleh salah satu penjaga dan peluru itu masuk ke dalam keningmu, namun akhirnya bisa dikeluarkan oleh dokter Fury dan kau selamat."

Aku pun bangun dan langsung memeluk Natasha, mengusap punggungnya dan berkata bahwa semuanya baik-baik saja.

"Coba bayangkan jika aku tidak ikut denganmu semalam, apa jadinya nanti?"

"Nath, it's oke, aku baik-baik saja sekarang. Sudah jangan memikirkan apa-apa lagi."

Pelukanku dibalas sama eratnya dengan Nath, terasa sangat hangat dan nyaman berada di pelukannya.

"Jangan pernah membahayakan dirimu sendiri lagi." gumamnya perlahan.

Aku mengangguk, "aku juga menyayangi mu, Nath."

Aku tahu jauh di dalam lubuk hati Natasha dia juga mencintai dan menyayangiku, meski dia tidak pernah mengatakannya secara langsung namun aku dapat merasakannya.

Natasha Romanoff, aku Clint Barton akan menjagamu mulai sekarang. Meski janji ini sudah kukatakan saat kita pertama kali bertemu, namun kali ini aku hanya ingin menegaskannya lagi. You're mine, and no one can steal you from me.

E N D

HUAAAAAA, lagi mabok clintasha nih huhuhu siapa yang nge ship mereka di avengers? Semoga suka dan tidak mengecewakan ya, lov u all. 💚

Kedai CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang