4. EMPAT KU🌺

47 6 2
                                    

    Hari hari telah berjalan seperti biasanya, Figra terus saja membuat Dela semakin tidak tega jika tidak masuk sekolah. Benar benar aneh.
    Hari ini tepat dua Minggu mereka di sekolah itu. Rasanya waktu cepat berlalu. Hari ini pemilihan ketua kelas, dan Dela menjadi salah satu kandidatnya.
     Pemilihan berlangsung cepat, Dela  terpilih sebagai wakil ketua kelas dan Shofwul menjadi ketua kelas. Berat bagi Figra untuk menerima kenyataan bahwa Dela telah menjadi wakil ketua kelas yang sebentar lagi akan sibuk dengan seisi kelas, atau mungkin mereka akan jarang berbincang lagi. Namun Figra sadar, untuk mencintai tak perlu selalu bersama. Mendukungnya dengan doa adalah cinta yang paling besar.
     "Congratss ya Del, semoga lu amanah." Senyum getir Figra,tersirat kepalsuan sebenarnya.
      "Ehmmm, makasih loh." Jawab Dela singkat.
                           🌸🌸🌸

    Semakin hari perbincangan semakin singkat, entah karena waktu atau kesibukan Dela dengan jabatan barunya. Figra merasa sepi.
    Hari ini genap satu bulan mereka duduk di kelas X IIS 1 ini, hingga pengumuman dari kesiswaan yang menyuruh beberapa di antara Meraka harus bertukar bangku (perpindahan) ke kelas sebelah, atau kelas X IIS 2. Dan Dela diantara nama nama yang harus pindah.
     Figra berfikir keras agar ia tidak kehilangan Dela - nya. Bermacam cara menahan Dela agar tetap sekelas dengannya. Sampai Figra menemukan pengganti untuk hal ini, Alvianna ingin di tukarkan.
     'Ini cukup membantu' Batin Figra.

   Namun dengan kejadian pertukaran siswa ini membuat Figra dan Dela tidak sebangku lagi, Nia dan Dzakir tidak sebangku lagi, begitu juga dengan Zakiatun dan Nouval. Kini Dela duduk bersama Choirul, Zakiatun bersama Dzakir sementara Nia duduk dengan anak pindahan kelas sebelah bernama Abdulloh.
                            🌸🌸🌸
Dela's POV ON

   Semenjak pertukaran itu, aku jadi berpisah dengan Figra. Dan duduk sama anak yang di panggil Ucok. Laki laki yang tubuhnya lentur, tapi kelihatannya dia baik. Nia duduk sama anak pindahan. Kok aku merasa sepi ya.
     Dan semenjak hari itu dan kini genap dua bulan, hubungan ku dengan Figra tak semanis awal nya. Hingga aku mendapat kabar bahwa Nia berpacaran dengan Abdulloh. Aku yang kini sedang dekat dengan Shofwul pun tak kunjung di tembak.
     Sekarang jam istirahat, di kelas hanya ada aku, Nia, Zakiatun, Shofwul, Choirul, dan Dzakir. Tak sengaja aku menangkap mata Shofwul sedang menatapku. Tuhan, ada apa ini. Jujur, selain tertarik dengan Figra. Aku juga jatuh hati pada Shofwul, sebab banyak hal yang telah kita lalui bersama. Aku malah jadi deg deg an di tatapnya seperti tadi.
    Lima belas menit lagi bel berbunyi, sebagian anak anak kelas udah pada mau masuk. Aku membenahi bekalku, lalu sedikit melirik ke arah Shofwul. Lagi lagi tatapan itu mendarat kepadaku. Cukup, aku bingung. Saat di satu sisi aku kagum pada Figra, tetapi di sisi lain aku jatuh hati pada Shofwul.
    Aku sedang minum air putih yang ku bawa dari rumah, namun tiba tiba Shofwul datang.
    "Del, gua mau ngomong." Ujarnya, lalu duduk di sebrang ku. Aku yang bingung lantas menutup botol minumnya, lalu mengubah posisi duduk ku menghadapnya.
    "Gua udah suka sama lu dari awal kita kepilih jadi ketua kelas sama wakil. Lagi pula, target gua kalo gua ga dapetin Faizah anak MIA itu, gua bakalan nembak Lu."
    'Dheeggg.'
Aku bener bener ga kepikiran kalo semisalnya dia sampe nembak aku kayak gini. Kenapa ini? Aku yang benar benar jatuh hati dengannya pun siap menerima nya.
     "Lu mau kan jadi pacar gua, Del?" Lanjut Shofwul, berbarengan dengan itu aku sedikit melirik ke arah pintu dan ku dapati Figra yang sedang serius menatap aku dan Shofwul, merasa dirinya tertangkap basah sedang memperhatikan aku dan Shofwul, ia membuang muka.
Tanpa pikir panjang, aku mengangguk dan kami resmi berpacaran.

Dela's POV OFF
                            🌸🌸🌸
Figra's POV ON

    Kenapa se sesak ini melihat seseorang yang gua sayang Nerima cinta orang lain. Tapi lagi lagi gua sadar, toh gua bukan siapa siapa nya Dela. Lagi pula, ini juga kesalahan gua. Kenapa kalo gua suka, ga nyatakan dari awal? Masalah di terima atau di tolaknya itu urusan nanti. Tapi yaudahlah. Kan bagi gua, mencintai ga perlu memiliki.
     Gua males banget ikut pelajaran Bahasa Arab, pelajarannya Pak Mamat. Guru yang suka tidur kalo ngajar, ujung ujung nya bikin gua ngantuk juga. Gua duduk di sudut kantin sembari minum es teh nya bang Sarip. Capek, kecewa, kesal, dan lainnya hilang saat minum es bang Sarip. Segar sekali.
      Gua terdiam, sesekali memandangi pemandangan bang Sarip dan istrinya. Yang malah mengingatkan gua sama sosok Dela. Gua tadinya yakin sama sikap Dela yang gua fikir dia suka sama gua, tapi ternyata engga.
      "Eh, Fig. Lu ga ke kelas? Pak Mamat udah dateng tuh." Suara Nia buat gua bener bener kaget dan langsung menoleh ke arahnya. Yang ternyata, ia bersama Dela.
      "Fig, jajan gih! Dela lagi bagi bagi PJ." Seru Zakiatun yang di sambut dengan ocehan Dela. Gua malah termenung, kesal.
      "Oh, lu jadian ya Del? Congrats ya hahaha!" Gua yang males ngeliat mereka bertiga apa lagi yang ketiga nya itu si Dela pun cabut. Gua ke kelas aja lah, kasian Pak Mamat.
Figra's POV OFF
                           🌸🌸🌸
*Maap ya gengs🖤 gua baru upload. Terus upload nya dikit lagi, nanti sore insyaallah UP part selanjutnya. Enjoying the story? Please vote :*🖤 thanks for your antusias ❤️*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

🌸COR MEUM🌸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang