Haechan baru saja sadar dari pingsannya. Ia mengerjapkan matanya pelan. Menatap seisi ruangan yang sangat asing baginya.
"Aku dimana??...." Haechan mendudukkan dirinya di kasur yang tadinya ia tiduri.
Sebuah kamar yang sangat bersih dan rapi. Haechan berfikir pasti ini rumah orang kaya.
Ia melirik dinding kamar. Lalu menatap pintu yang tertutup. Ia turun dari kasur.
Mendekat ke arah pintu untuk melihat foto yang tergantung di sana.
"Doyoung hyung terlihat sangat tampan jika tersenyum, tapi dia hanya tersenyum pada orang ini, dan terus marah padaku," Haechan menghela napasnya.
Sedetik kemudian ia mendengar suara langkah kaki dan suara orang mengobrol, pasti suara Doyoung dan temannya.
Haechan kembali menuju kasur lalu pura pura tertidur.
Haechan menutupi matanya dengan tangan ketika kedua orang yang sebenarnya tidak ia inginkan itu masuk ke dalam kamar.
"Ah dia belum sadar ternyata,"
"Kau benar,"
"Jujur sebenarnya aku menyayanginya meskipun kau tau aku selalu berbuat kasar pada Haechan, dia selalu kabur dengan alasan menolak uang haram yang aku berikan,"
Haechan terdiam atas pengakuan Doyoung hyungnya. Ia tidak percaya ternyata Doyoung hyungnya itu menyayanginya.
Doyoung dan Jaehyun masih berada di dalam kamar, menunggu Haechan yang mereka pikir belum sadar.
Haechan sendiri, ia terlelap entah kenapa tiba tiba kantuknya datang. Bersamaan dengan bulir bening yang merembes keluar dari matanya.
○○
"Hiks.. Doyoung hyung.."
Haechan tidak sadar, ia masih dalam keadaan tertidur. Ia menyebut nama Doyoung yang masih setia di samping Haechan sambil bermain ponsel.
Doyoung berada di kasur yang sama dengan Haechan dan duduk di sebelah kirinya, sedangkan Jaehyun pergi entah kemana.
"Kau berisik Chan," umpat Doyoung dalam hatinya. Sifatnya kadang berubah ubah.
○○
Mark sendiri masih sibuk mencari cari Donghyucknya sambil bersepeda. Ia tidak akan berhenti jika Donghyucknya belum dijumpai
"Apa yang kau lakukan disini?" Mark tiba tiba melihat Aisyah didepannya.
Aisyah hanya memutar bola matanya. Kenapa ia bertemu Mark dimana mana.
"Terserah aku, dan kau sendiri, apa kau membawa Haechan pergi?" Aisyah berkacak pinggang sambil menatap sinis Mark yang berada di atas sepeda.
"Enak saja menuduhku sembarangan, kan kau sendiri yang membawa kabur Donghyuck!" Mark ingin rasanya memukul wanita yang ada di depannya namun ia tahan.
"Hiks.. tapi itu kemarin huhu..! Haechan hilang hikss apa kau puas?"
Mark hampir tidak percaya, Donghyuck hilang? Bagaimana bisa?
"Hilang dimana? Kau meletakkan Donghyuckku dimana?" Sungguh pertanyaan yang menyebalkan.
"Aku tidak tau bodoh! Kalau aku tau Haechan hilang dimana pasti akan langsung ku hampiri! Lagi pula Haechan bukan barang!" Aisyah sendiri tidak terima jika temannya disebut barang.