Apa yang akan anda lakukan jika bertemu orang baru namun menyebalkan. Membencinya dari awal. Jika begitu maka sama dengan Mark lee.
Mark menggoreskan pensilnya ke buku gambar membentuk sebuah lukisan. Tidaklah bagus tetapi setidaknya Mark bisa menghilangkan rasa bosan.
Ia menggambar di depan kelas menunggu bel pulang sekolah berbunyi karena setelah pelajaran pak Yuta tadi jam kosong.
"Mark," Jeno datang dan tersenyum ke arah Mark. Matanya hingga membentuk garis lengkung. Itu sangat manis. Mark selalu tersenyum jika Jeno tersenyum. Jeno adalah happy virusnya.
"Ya?" Mark menutup buku gambarnya menghindari Jeno yang akan melihat hasil gambarnya. Tidak masalah jika gambar buatannya bagus. Tetapi ini hanyalah gambar tali acak acakan yang menggerombol.
"Aku hanya ingin memberitau, tadi pak guru menyuruhmu mengajak Haechan berkeliling sekolah, belum kan? Maka lakukan sekarang," Mark menghela napasnya dan beranjak dari duduknya menghampiri Haechan yang sedang fokus belajar.
Haechan terlalu rajin, tidak ulangan saja tetapi masih belajar dan menghafalkan materi.
"Ayo ikut aku," Mark menarik tangan kanan Haechan yang menjadi tumpuan kepalanya membuat kepala Haechan menyentuh meja langsung. Itu sakit...
"Akh..." Haechan memegang kepalanya yang terbentur meja. Hanya sedikit sakit dan Haechan bukan orang yang lebay.
"Sayangnya aku tidak peduli..." Mark menarik tangan Haechan ke depan pintu kelas. Haechan yang menatap polos wajah Mark membuat Mark melepas genggamannya.
Mula mula Mark mengajak Haechan ke taman depan. Ada beberapa siswa yang berlalu lalang karena jam kosong.
"Ini taman," Mark menunjuk tempat yang sekarang mereka kunjungi. "Ada tempat parkir sepeda disana, kau tidak boleh menaiki sepeda motor ke sekolah atau membawa telepon genggam, itu dilarang," Mark berjalan masuk ke dalam sekolah dan memasuki perpustakaan.
Mark melepas sepatunya sebelum masuk ke perpustakaan. Haechan yang hanya memperhatikan Mark pun mengikuti Mark untuk melepas sepatu.
"Disini kau bisa pinjam buku buku, dan satu hal yang kau ingat, lepas alas kakimu jika masuk perpustakaan. Satu lagi, kau tidak boleh makan di dalam perpustakaan. Itu bisa membuat buku buku cepat kotor," Mark sudah seperti pemandu wisata. Haechan dari tadi hanya mengangguk mengerti apa yang diucapkan Mark.
Mark keluar dari perpustakaan diikuti oleh Haechan. Ketika Mark membungkukkan badannya membelakangi Haechan, Haechan memberhentikan langkahnya dan memiringkan kepalanya.
"Kenapa kau mengikuti ku dari tadi?" Mark lupa atau bodoh? Bukankah dia dari tadi mengajak Haechan keliling sekolahan.
"Kau yang mengajakku kemari," Haechan memutar bola matanya malas. Bagaimana Mark lupa kegiatan yang sedang ia lakukan.
Mark menegakkan bahunya dan menatap sekeliling. Menunjukkan beberapa ruangan dan nama namanya. Sepertinya Haechan paham walaupun hanya mengangguk anggukan kepala.
Kring....
Bel pulang sekolah berbunyi. Banyak siswa yang berlalu lalang menuju pintu depan sekolah untuk menanti jemputannya. Ada juga yang masih berada di dalam kelas. Contohnya Mark yang berada di kelas sambil menunggu sepi keadaan.
Soobin datang dan menepuk bahu Mark membuat Mark terkejut "hei, kau tidak pulang?" Soobin merogoh sakunya mencari sesuatu. Sebuah kunci sepeda.
"Belum, tunggu sepi," Mark tersenyum dan duduk di kursi samping Haechan.
Tidak ada percakapan apapun di antara mereka. Jika Haechan merasa canggung karena Mark duduk di sampingnya. Namun Mark tidak, ia hanya santai dan tidak peduli siapa yang duduk di sampingnya.