Entah setan apa yang merasuki Mark dan membuatnya menyerah untuk mencari Donghyuck.
'Ah percuma kita cari dia, selama ada Doyoung hyungnya, kita tidak akan bisa, yasudah aku pulang.'
Mark yang memilih untuk pulang itu meninggalkan Aisyah di tengah jalan. Jalan sepi yang tidak ia kenal. Mark meninggalkannya begitu saja dan mengayuh sepedanya menjauh menuju rumahnya sendiri. Ia harus cepat, ini hampir malam.
"KAU JAHAT MARK!" Kiranya seperti itulah teriakan Aisyah yang terdengar di telinga Mark dari kejauhan.
○○
Mark masuk ke dalam rumahnya, mengabaikan pertanyaan orang tuanya dan adiknya.
"Mark? Kau bilang mau menginap?"
"Mark kau dari mana? Tidak jadi ke rumah Soobin?"
"Oppa dari mana?"
Mark mengabaikannya dan menaiki tangga menuju kamarnya sendiri. Ia merebahkan tubuhnya di atas karpet.
Ia menatap langit sore yang lama kelamaan berubah abi abu kehitaman. Sepertinya akan turun hujan.
Benar saja, lama kelamaan hujan mulai turun. Gerimis yang lama kelamaan menjadi deras.
Sebenarnya Mark khawatir pada Aisyah, bagaimana tidak. Mark meninggalkannya seorang diri di jalan raya namun sepi, lokasinya juga terlalu jauh dari rumahnya.
"Jika aku kesana, pasti ayah melarangku, jika aku tidak kesana, lalu Aisyah bagaimana?"
Mark meraih ponselnya yang berada di atas kasur. Entah akan melakukan apa.
"Ah iya sial, Aisyah kan tidak punya ponsel, lupakan saja lah."
○○
Jika kalian berfikir, Haechan hidup tenang dengan rumah mewah yang ia tempati sekarang maka salah, ia justru lebih menderita dari sebelumnya.
"Hiks.. sakit hyung." Haechan merasa tulangnya remuk ketika Jaehyun menendangnya hingga terjatuh.
"Cengeng, lakukan pekerjaanmu sana!" Doyoung kembali menendang kaki kiri Haechan bagian tulang keringnya.
"Akhh!!" Lagi lagi Haechan merasa kaki kirinya benar benar patah sekarang.
Ingin ia berdiri tetapi ia kesulitan. Kaki kirinya tidak bisa digunakan untuk berjalan.
Mau tidak mau Haechan pun mengengsot(?) menuju samping kolam untuk kembali bekerja. Kerja rodi..
"Ingat! Cuci baju dengan tangan! Jangan menggunakan mesin!"
○○
Ia menatap sangat banyak cucian yang menumpuk, dan tentunya akan terasa berat jika terkena air.
"Akh bagaimana ini?" Ia mencoba meraih pakaian kotor yang ada di atas meja, namun usahanya gagal.
Justru meja kayu itu malah jatuh dan menimpa kaki kirinya yang sudah terluka itu.