Haechan tak kuat menahan tangisannya. Ia senang karena Aisyah telah ditemukan dengan selamat tetapi ia sedih karena harus mendengar pernyataan ini.
Aisyah telah diasuh dipanti asuhan yang baru dan seseorang akan segera mengadopsinya dan membawanya ke luar negeri.
Haechan sedih jika harus terpisah dengan sahabatnya. Namun karena ia mengingat masih memiliki Mark untuk menjadi Temannya ia pun menahan tangisannya.
"Hikss... Haechan ahh aku harus pergi, Maruk... jaga Haechan baik baik, Haechan, jangan bersedih dan jangan kabur jika Doyoung hyung menjahatimu," Mark mengangguk dan merangkul Haechan. Ia melepas rangkulannya dan beralih memeluk Aisyah sebagai tanda perpisahan.
"Hati hati..."
Mobil yang ditumpangi Aisyah semakin menjauh. Haechan hanya bisa menatapnya. Jika Aisyah tidak ada lalu dengan siapa dia akan hidup jika ia melarikan diri?
"Hikss Mark, aku tidak percaya ini!! Kenapa Aisyah meninggalkanku," Haechan memeluk Mark refleks. Mark tidak membalasnya karena ia sebenarnya tidak suka berpelukan dengan sesama jenis meskipun ia mencintainya sekalipun.
"Sudahlah, Aisyah hanya pergi ke luar negeri bukan ke akhirat, dia masih hidup,"
○○
Mark pulang ke rumahnya, menatap seisi rumah yang kosong. Kemana semua barang barangnya? Kenapa ada di luar?
Ia melihat ayahnya yang sedang sibuk mengemasi baju baju miliknya sendiri dan Milik Mark.
"Kita akan kemana yah?" Mark langsung menatap bingung ayahnya dan bundanya yang sedang sangat sibuk.
"Tidak usah banyak tanya, bawa semua barang barangmu, kita harus cepat! Kita tidak akan kembali lagi kesini dan ayah sudah membuat surat pindah sekolah,"
Mark menjatuhkan dirinya. Apalagi ini? Sekarang ia yang harus pindah? Tetapi kenapa? Ia tidak ingin mengingkari janjinya untuk menjaga Haechan.
"Tetapi kenapa?"
"Haisshhh tugas ayah di korea sudah selesai! Kita harus kembali ke toronto, oleh karena itu bawa barang barang yang menurutmu penting, yang tidak penting letakkan saja di truk untuk dijual bersama barang lainnya, cepat!"
"Cepat sayang, penerbangannya akan dilakukan satu jam lagi!!" Kali ini Bundanya berteriak. Seera? Dia berada di dalam mobil.
Mark bergegas untuk mengemasi barangnya. Setelah itu ia nekat mengendarai motor untuk menghampiri Haechan yang tidak jauh. Ia membawa jaket kesukaannya untuk Haechan.
○○
"Mark? Ada Apa?" Haechan terkejut ketika Mark kembali datang dan tiba tiba memasangkan jaket kepada Haechan lalu memeluknya. "Eeh?"
"Maafkan aku Chan, aku harus pergi,"
Sedih, itu yang Haechan rasakan saat ini. Ia sudah merelakan Aisyah pergi. Dan sekarang? Mark juga akan pergi meninggalkannya, sendiri.
"Maafkan aku, tetapi aku harus kembali ke toronto satu jam lagi, maafkan aku chan, hikss maafkan aku..." Mark semakin erat memeluk Haechan, ia bahkan menangkup pipinya dan mencium bibir itu dengan lembut.
Haechan semakin terkejut. Ini pertama kali seseorang menciumnya di bibir.
"Tidak perlu cemas, terimakasih sudah menemaniku, kau bisa pergi," Haechan menjauhkan dirinya dari Mark. Ia tidak menatap Mark. "Dan lupakan aku,"
Haechan berjalan pergi, ia masih menggunakan jaket itu. Ia menunduk sambil menahan kesedihannya.
"Jaga dirimu baik baik Chan!! Pakai Jaket itu jika kedinginan!!"
○○
Mark terus menatap jendela pesawat. Ia masih mengingat Haechan. Ia merindukannya tetapi ia tidak akan mungkin bertemu dirinya lagi.
"Haechan-a jaga dirimu baik baik," lirih Mark dengan menunduk. Ia benar benar menangis. Ia tidak rela meninggalkan teman yang membuatnya bahagia.
○○
Mark menatap jenuh layar ponselnya. Ia merasa kesepian meskipun disekolahnya itu banyak teman. Ia merindukan Soobin, Renjun, Jeno, Jaemin dan yang lainnya termasuk Haechan.
Sudah satu bulan ia pindah ke toronto, tanah kelahirannya. Ia merindukan semua yang ada di korea termasuk pak Yuta...
Sebuah pesan singkat masuk membuat ponselnya berdering. Ia segera membukanya. Soobin! Dia memang membuat mood Mark membaik.
'Mark! Kau tau?'
'Apa?'
'Haechan meninggal'
'Ck jangan bercanda
Garing,
Haechan sudah berjanji padaku
Dia akan menjaga dirinya''Untuk apa aku berbohong?
Kabar itu datang dari pak Taeil
Haechan meninggal kemarin malam
Banyak yang bilang dia bunuh diri'Mark terdiam, ia tahu jika Soobin orang yang jujur. Soobin tidak mungkin bercanda apalagi menyangkut kematian seseorang.
Haechan meninggal? Kenapa dia tidak menepati janjinya untuk menjaga diri baik baik?
Tanpa sadar air matanya menetes kembali. Bahunya bergetar menandakan dia benar benar sedih. Ia menangis keras dalam kamarnya.
"Haechan-a!!! Hiks... kenapa kau pergi? Hikss... kau jahat Haechan!!"
○○
Flashback on
Haechan frustasi, ia benar benar sedih untuk menerima ini semua. Ia tidak mau terus tersiksa karena tidak ada lagi yang mau membantunya.
Ia mengambil gunting yang ada di kamarnya saat Doyoung menyuruhnya untuk mengambil ponsel. Ia menggores tangannya dengan kuat dengan gunting. Dalam, darah itu terus memancar membasahi sprei putih miliknya.
"Akhh... ayah bunda... aku akan menemuimu sekarang, akh"
Haechan terus menyaksikan darah yang keluar dari tangannya. Perlahan matanya terpejam dan nafasnya seperti tidak lagi berfungsi. Ia benar benar menutup mata dan tertidur untuk selamanya.
Flashback off
○○
Mark rasa cukup ia menangisi kepergian Haechan satu tahun ini. Ia telah menemukan moodmaker nya di toronto. Mark sangat menyukai kehadiran dirinya yang menggantikan Haechan karena ia tidak menyangka, ia mengenal wanita cantik yang ada di depannya.
"Aisyah, jadilah kekasihku..."
"Aku akan pertimbangkan itu"
End gay's
Akhirnya....
Maafkan cerita saya yang gaje
Semoga mengisi kegabutan kalian
Maaf jika ada yang kurang berkenan
Terimakasih buat yang sudah baca dari awal hingga akhir
I love you all
Lebay:b
Tim Aisyah Mark cung!
Silahkan menghujat👉