Kemarin baru saja rasanya
membuka tirai
Seolah akan ada cahaya matahari
menembus masuk melalui celahnyaHari itu mendung
Salah waktu aku membuka tirainya
Seharusnya menunggu hujan reda bukan?
Lalu pelangi setelahnyaTapi tetap saja,
Aku merasa hangat diantara dingin ini
Merasa ramai diantara sepi ini
Ilusi candu menemani
Aku melihat yang tidak dilihat
Merasa yang tidak dirasaSemakin lama paradoks ini bertandang
Semua menjadi jelas
Topeng belaka candukuKini hujan reda
Berganti sinar mentari menyempil masuk diantara tirai
Tapi bodohnya aku pergi, tak menyadari sandiwara sang candu.
Mencari sinar mentari keluar rumah
Rumah yang memang disebut sebagai rumah seharusnya
Berharap lebih banyak sinar yang kudapat, tapi nyatanya nihil.
Andai saja bertahan sedikit lebih lama adalah pilihankuDiluar rumah kembali mendung
Entah mengapa menjadi se'tak jelas' ini
Aku menyesal telah keluar rumah
Yang telah kukunci sebelumnya--lalu kulempar jauh kuncinyaDiluar rumah kembali paradoks menerpa
Sepi diantara ramai kurasa
Hiruk pikuk manusia mencari perteduhan seolah angin lewatMemang sejatinya
Aku mesti berpulang pada paradoks
Sesuatu yang benar ada, dianggap tidak ada.
Agar masih ada yang menemani, meskipun ilusi setidaknya___
05.05.19
RReD.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Candu
Poetry❝Setiap kita adalah puisi, tak hirau balada, satire, ode, romansa sekalipun. Kitalah sajak sejuk terlampau berharga untuk dikucilkan ❞ _____ ©R R e D