Aku saksi meski itu tangis atau tawa
Saat kau mengukir sesuatu padaku
Kemudian meletakkanku disebuah amplop
Lalu berpindah tanganAkulah yang menemani
Memang tak sehangat senyumannya
Memang tak seindah matanya
Memang tak secandu dirimu padanya
Setidaknya aku yang terus bersamamu bukan?Kau yang terlalu bodoh atau bagaimana?
Seharusnya dengan aku yang dikembalikannya lagi padamu
Kau bisa mengerti; kau tidak pentingAkulah yang mengetahui
Betapa besar inginmu diriku disimpannya di tempat terbaik
Aku sudah bilang mustahil
Tapi kau masih selalu mengirimiku padanyaAkulah yang kau remuk
kau jatuhkan di genangan air saat kau merasa terlalu sedih
Aku tidak masalah
Ini tentangmu
Apalah aku? Hanya benda mati tipis berwarna putihSaranku,
Mulailah ukir tulisan pada diriku dengan kebahagiaan
Agar aku terus menjadi temanmu
bukan sampah yang menjadi bubur di air parit karena kau buang
bukan sampah yang tertanam bersama tanah lalu terurai karena kau campakAku ingin kau bahagia
Tanpa mengukir tulisan tentang sumber rasa sakit pada dirikuKarena aku hanya benda mati
Yang kau letak ditumpukan buku pelajaranmu
Lalu kau rengkuh di titik-titik kebahagiaanmu
Dan kau remuk di titik-titik terhancurmu_______
09.06.19
-RReD

KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Candu
Poetry❝Setiap kita adalah puisi, tak hirau balada, satire, ode, romansa sekalipun. Kitalah sajak sejuk terlampau berharga untuk dikucilkan ❞ _____ ©R R e D