Jaerin's side

1.3K 138 9
                                    

 
  
  
    Votement juseyooo

  
Entahlah, gua capek.

Ayah dan Ibu gua mati kecelakaan yang disengaja(?), entahlah. Gua menangisi nisan mereka, lalu berdoa agar mereka dapat di sisi Allah.

Kak Yoongi hanya menatap gua sendu, dia masih kuliah dan gua baru SMP tingkat 2. Kita benar-benar sedih, siapa yang bakal ngurus kantor ayah? Gimana dengan desain bunda?
 

"Kak, kakak sanggup ke Korea lagi?" Tanya gua

"Kita fiks disini dek, om Choi pasti bisa bantu kantor ayah.  Kita tinggal di Indo ya? Kakak bakal lanjutin kulaih di Indo. Tapi untuk smeentara, kita disini bentaran."

Selama sekolah, gua hanya sabar di caci maki dan di pukul sama anak-anak SMP Korea yang ngak tau diri. Iya, gua orang Korea tapi ada darah Indonesia. 

Tapi ada hal yang bikin gua bisa bangkit, yaitu pacar gua, Eunwoo dan adek kelas yang baik (Y/n). 

Sehingga gua pun balik ke Indonesia karena kakak gua bakal ngurus kuliahnya disana sementara paman Choi mengurus kantor sebentar.

 
Disana, gua bisa bertemu anak Indonesia pertama kalianya. Selama gua tinggal di Korea, gua ngak bisa bahasa Indonesia sama sekali! Tapi teman baru gua, Yeri membanu gua memperbaiki kesalahan gua.

 
Sampe-sampe, gua bertemu adeknya, Hyewon dan kita bersahabatan. Tapi, Hyewon tidak bisa bersama kita terus, dia model. Sudah pasti jadwalnya tidak mendukung pertemuan kita.

Tapi, gua menemukan sesuatu yang menarik dari keluarga Yeri dan Hyewon.

Mereka punya kakak laki-laki, tapi bukan kak Younghoon. Gua baru mengetahuinya saat seseorang memiliki tanda yang sama dengan Yeri, berarti dia punya hubungan dengannya.

Namanya Yohan, dia sangat introvert. Ngak nyangka dia adalah psikopat, tapi yang lebih mengejutkannya lagi karena dia kembarannya Yeri. Alsana mengapa ia terbuang, sifat tersembunyi Yeri, dan lainnya. Dia pernah mengajukan sesuatu, kalo dia ingin gua membantunya membunuh ayahnya.
   
 
Gua setuju, tapi entah kenapa gua benci sata Yohan tidak melakukan apa-apa saat ayahnya membunuh Hyewon. Katanya dia suka Hyewon! Rindu Hyewon! Sebenarnya, Yohan dan Hyewon pernah pacaran, dan itu sangat cepat karena Hyewon mati.

"Yohan," Yohan nengok, "gimana sekarang?"

Tiba-tiba, Yohan mencekik leher gua. Gua shok, berusaha melepaskan cekikan itu dari leher gua. Kaki gua ikut memberontak,tapi Yohan masih kuat mencekik gua.
 
"Gagal! Gua gagal!"teriak Yohan, "rencana gua hilang sudah!"

Gua memukul tangannya, gua mulai kehabisan nafas.

Hingga Yohan melepaskannya, membuat gua ambruk di tempat. Kesadaran gua masih ada, cuman gua sesak aja. Sedangkan Yohan menunduk dan nangis, bibirnya pucat pasi.

Setelah gua membaik, gua menghampiri Yohan yang mulai duduk di lantai dan makin menjadi. Awalnya, gua pengen memeluknya. Malah dia yang peluk duluan, Yohan yang malang.
 
 
"Rin..."

"Biarkan gua bunuh Yeri..." 

 

Deg!, kaget. Iya, kenapa ngak? Yohan mengatakan itu depan gua. Untung pemakaman ngak ada orang. 

"Nonsense"

"But i hate her!"

"Lo tau itu bukan salah dia!"

"Gambaran itu masih ada! Masih ada di kepala gue!" Yohan teriak, "gua ngak bisa bayangin itu perbuatan ayah! Sampe gua pikir itu salah Yeri!"

 
Gua berusaha mengehntikan yohan yang mulai menjadi. Tanpa sadar, kalo seseorang mendengarkannya dari jauh.

*****

"Hey"
 
Yeri noleh, "apa?"

Gua duduk di depannya, lalu memberinya ayam goreng pedas kesukaannya.

"Dalam rangka apa lo datang---"

"Dalam rangka kalo lo ngak salah, lo korban," jawab gua cepat, "makan selagi gua bicara."
 

Yeri pun makan, gua hanya liatin dia. Entah kenapa perkataan Yohan sedikit benar tentang dirinya dijauhi dari kegilaan Yeri, karena sekarang Yeri tersenyum sambil mematahkan tulang-tulang ayam. 

"Jadi..."

"Gua bakal bebas," celetuk Yeri, " kakak gua bayar denda gua."
 
"Huh? Bayar denda? Lama bener." Benar, kak Younghoon akan membayar Yeri sata dia udah 9 bulan di penjara.

"Entahlah, mungkin ayah kecewa---" Yeri berhenti, dia meminum air dingin yang gua bawa, "--- atau dia sengaja..."

"Sengaja?"
 

Yeri tersenyum, "gua bakal terima ngak yaa... kalo 'dia' datang..." 

"Siapa?" Tanya gua, "Yohan...?"


Yeri tertawa, gua merinding. Ngak salah minum obat kan...

"HYEWON BELUM MATI!" Teriaknya, "SAAT KECELAKAAN, DIA NYAMAR!"

"Yeri..."

"Mbak, waktunya udah habis." Kata pak polisi, ganteng lohh polisinya

Gua mengangguk dan mengambil tasnya. Sata gua berdiri, Yeri menahan tangan gua. Gua meringis kesakitan karena kekuatannya ngak main-main. Polisi mencoba meleraikan, tapi malah dipukul dnegan tangan satunya lagi.

"GUA BERITAU, AYAH GUA BAKAL BUNUH LO. DUNIA NGAK SEHARMONIS YANG LO KIRA!" Teriak Yeri, "JANGAN PERCAYA HYEWON MATI. ITU CUMAN RENCANA AYAH. Dia ngak benar-benar..."  

Polisi langsung menarik Yeri kembali ke selnya, sedangkan gua melamun melihat pantulan gua di kaca. Yeri mulai gila, dan itu membuat gua dan Yeri menjaga jarak. Bahkan setelah itu, Yohan pergi ke suatu tempat dimana gua ngak boleh tau. 

"Pain?"tanya gua saat mwlihat Hyunsuk membaca identitas siswa/i di ruang kepsek, gila nih anak.

"Gilaaaa, ada yang bening coba! Kek lugu cantik gituuu"

"Ck, jomblo gila." Decak gua, " liat."

"Elahhh, ngak ngaca nih bocah." Gua mengambil kertas itu dan melihatnya

Dan saat gua lihat, sepertinya dunia gua mulai berhenti saat melihat foto kecil di ujung kiri kertasnya itu.

"Jun (Y/n), gilaaa bisa terkenal nih anak." Katanya sambil nyomot permen
 

Iya, terkenal. Entah karena gua atau 'dia'...

 


 

TBC

G

imana? Dah ngerti?

Tolong semangatin Author dong, biar Author bisa update truss.

Jaga kesehatan juga yaaa, biar sehat selalu dan ngak kena sakit apapun. Semangat buat readers!

 
 

 

[✔] withem? °NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang