1 | Keterusan

410 57 112
                                    

^^^

"Gak usah sok ngebaperin orang, kalo ujungnya hanya untuk ditinggalkan"

^^^

Dira masih terus mengabaikan ponsel dari tadi tak hentinya bergetar karena notifikasi pesan masuk.

From +6285493xxxxx
Pagi cantik:) semangat sekolahnya.

Kok gak dibales sih:"((

Dir? Diraa? Masih napas kan?

Dira malas meladeni orang seperti dia, selalu mengganggunya padahal Ia sudah tak ada hubungan lagi dengannya. Gilang Danuarta sang pengirim ratusan pesan tiada henti dan tak kenal waktu itu.

Dulu memang Ia dan Gilang sempat berpacaran tapi hanya berjalan 5 hari dan tidak lebih. Dira juga terpaksa menerimanya saat itu, karena Ia tak mau membuat malu Gilang saat itu. Siapa yang tidak malu jika Ia ditolak di depan banyak orang yang sedang menonton pertandingan basket?

Jadi Dira memilih mengalah dan menerimanya, meski hubungannya memang tak baik. Namun tetap saja Gilang masih menyukainya.

Drtt drtt

Dira melirik ponselnya tertera nama 'Kak cia' di layarnya. Ia lantas mengambil ponsel dan keluar kelasnya. Dira tak tau ada sepasang mata yang mengamatinya.

"Halo dek?" sapa suara diseberang sana.

"Ada apa Kak Cia?" tanya Dira yang sedang berdiri di balkon depan kelasnya.

"Nanti Kakak gak bisa jemput kamu, dan Kak Cia pulangnya agak maleman," terang Kak Cia, raut muka Dira berubah. Kenapa ia harus ditinggal sendiri lagi, padahal Ia adalah orang penakut saat sendirian.

"Oke Kak," jawab Dira sekenanya

"kamu gak papa kan naik ojek nanti pulang?" tanya Kak Cia memastikan.

"Gakpapa kok Kak, Kak Cia semangat ya kerjanya!" Ujar Dira, setelah Kak Cia berpamitan, Dira langsung mematikan sambungan telepon nya.

Saat ingin berbalik Dira dikejutkan dengan wajah seseorang disampingnya bahkan cukup dekat dengannya.

"Lo kenapa deket banget sih, jauhan sana." Gerutu Dira, sedangkan Dimas hanya terkekeh mendengarnya.

"Abis telponan sama siapa? kusut banget mukanya," ledek Dimas

"Apasih lo kepo banget," sewot Dira, yang kemudian berbalik dan masuk ke kelasnya. Sedang Dimas ia hanya tersenyum geli melihat Dira.

••••

Jam pelajaran bahasa indonesia sedang berlangsung. Bu Lia guru Bahasa Indonesia sekaligus wali kelas 11 IPA 3 yang dikenal sebagai guru yang baik dan dekat dengan muridnya.

"Bu kasih waktu break dulu Bu," rengek salah satu siswa, Rama namanya.

"Oke Ibu kasih waktu break 5 menit," jawab Bu Lia dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajahnya.

Tiba-tiba Dimas mengacungkan tanggannya seraya memanggil Bu Lia

"Bu saya Bu," panggil Dimas.

"Ada apa Dim? " tanya Bu Lia.

"Bu Saya boleh minta ijin gak mau bacain sesuatu Bu," jawab Dimas lantang

"Lo mau nyanyi lagu Syahrini ya? yang judulnya sesuatu." Tebak Fiky disertai tawanya yang khas itu

"Ngawur," jawab Dimas dengan aksen jawanya.

"Dimas jadi maju kedepan?" tanya Bu Lia memastikan. Dimas maju ke depan dengan membawa secarik kertas yang sudah tak berbentuk lagi.

"Ekhem hem." Dimas merapikan kerah baju dan dasinya.

"Ini untukmu, bukan puisi hanya ungkapan hati." Ucap Dimas,  dan disusul siulan-siulan dan tepuk tangan dari teman-temannya.

'UNTUK KAMU'

Sadar gak kalau sekarang kita dekat?.
Padahal dulu kita saling menjaga jarak.
Sadarkah kalau diantara kita saling mengikat?.
Dulu bahkan tak mau saling melihat.

Sekarang berbeda.
Jauh menjadi dekat.
Yang tak mau saling melihat sekarang malah saling mengikat.

Dan kamu harus tau, yang aku mau hanya kamu yang menetap di hatiku.

Dimas menutup ungkapannya dengan senyum bangga, diiringi tepuk tangan dan siulan-siulan menggoda dari para temannya. Bu Lia pun bahkan hanya dibuat geleng-geleng kepala geli akibat ulahnya.

Dimas berjalan ke arah bangku nya. saat ia duduk, Dimas sempat memperhatikan Dira yang hanya menunduk sendari tadi. Dimas tak tau bahwa Dira sedang mengendalikan detak jantungnya yang tak karuan dan seburat merah yang tiba-tiba muncul di pipinya.

"Eh Dim lo masih ngelakuin dare itu?" tanya Egi penasaran

"Keterusan nih seru juga," jawab Dimas enteng.

"Jangan terus-terusan baperin anak orang," jawab Egi yang langsung dihadiahi jitakan keras oleh Dimas.

••••

Bel Istirahat sudah berbunyi, siswa siswi berhamburan kesana kemari. Ada yang ke kantin untuk mengisi perut, ada yang ke perpustakaan untuk belajar, ada juga yang lebih memilih untuk diam di kelas.

Dira berniat keluar kelas, Ia hendak menyusul Fara teman sebangkunya. Saat ia hendak keluar kelas, seseorang menghadang pintu kelasnya dengan merentangkan kedua tangan dan kakinya. Gilang orang yang melakukan hal aneh itu.

"Lo ngapain disini, minggir gue mau lewat." bentak Dira

"Eitss tunggu dulu, Dira kenapa gak bales pesan dari Gilang?" tanyanya dengan nada yang dibuat-buat.

"Apaan sih, minggir gak!" bentak Dira lagi, sekarang ia sudah kehilangan kesabarannya.

"Minggir gue mau lewat." Ucap seseorang, Dira menoleh dan mendapati Dimas sedang berdiri disampingnya.

"Lewat aja," jawab Gilang singkat. Dari nada bicaranya Jelas sekali ia tak suka dengan Dimas

"Tapi gue ajak dia sekalian." Sambung Dimas, dan satu tangannya langsung merangkul bahu Dira. Dira hanya bisa diam karena keterkejutannya sama halnya dengan Gilang yang diam-diam menaruh rasa tak sukanya pada Dimas.

^^^

A/n
Gimana part 1 nya? Hehe aneh ya?:v
Terima kasih buat yang sempetin baca dan kasih votenya ❤
Mau kasih gambaran visual mereka menurut aku, enaknya kapan yaa? 😂

Jangan lupa untuk terus baca dan vote juga yaa ❤

lthanazn

DIMASDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang