7 | Hampir Perang

196 12 16
                                    

Aku tau mulmed nya gapas tapi gakpapa lah 😂
Happy Reading <3

••••

Vino sampai di kelas dengan nafas memburu dan wajah yang penuh keringat. Sepanjang lorong Ia terus berlari.

"Habis lomba lari maraton dimana Vin?" canda Faiz.

"Bukan, Vino itu habis lari dari kejaran mantan, atau habis lari dari kenyataan? Iya nggak Vin?" sambung Rama, yang langsung disambut Tawa oleh semua temannya.

Vino hanya memutar bola matanya. "Habis ngapain Vin?" Tanya Lea.

"Habis lari." jawan Vino seadanya. Lea menahan kekesalannya.

"Nggak, bercanda kok." Sambung Vino. Ia mencubit pipi Lea. "Kalo kesel gini, makin gemesin deh." Ucap Vino.
"Apaan sih." Lea pergi dari hadapan Vino, yang masih tertawa akibat ekspresi Lea.

Semua orang di kelas tau kalau Lea dan Vino memiliki hubungan lebih, namun jika ditanya mereka hanya menjawab sebatas teman.

Vino kemudian menghampiri Dira yang sibuk memainkan laptopnya.
"Dir," panggil Vino.

"Hm?" Jawab Dira yang masih fokus pada layar laptop.

"Tadi Dimas di hadang sama Gilang, waktu gue jalan bareng dia." jelas Vino. Dira mengalihkan pandangannya, dan sepenuhnya menatap Vino.

"Lo ngomong apa barusan?" tanya Dira memastikan.

"Dira yang lemot, tadi gue bilang kalo Dimas di hadang sama Gilang dan gerombolannya. Terus mereka mau bicara, gatau mau bicara apaan dan dimana." Terang Vino, Dira sedikit mendengus mendengar julukan Vino untuknya.

"Ya terus, kenapa lo laporan ke gue?" Tanya Dira, yang kembali fokus ke layar.

Vino menghembuskan nafasnya dnegan kasar. "Ya kali aja nanti mantan lo itu berencana ngebunuh si Dimas kan."

"Lo berlebihan."

"Kan siapa tau, mending lo cari. Ntar kalo ada apa-apa gimana. Ini pasti masih ada sangkut pautnya sama lo." jelasnya dan Ia berlalu dari hadapan Dira.

Vino benar, pasti ini masih ada hubungannya dengan Dira. Ia langsung berdiri dan keluar kelas untuk mencari keberadaan Dimas.

••••

Dira masih mencari keberadaan Gilang dan Dimas. Sudah berkeliling sepanjang koridor namun Ia tetap tidak menemukan keberadaan mereka.

Ia memutuskan untuk mencari di area lapangan sekolah. Saat melewati lapangan basket, Ia mendengar sedikit kegaduhan disana. Dira berjalan kearah lapangan basket indor tersebut.

Dari dalam lapangan, Gilang berdiri menghadap Dimas dan dikelili oleh anak basket lain.

Gilang yang tak sabaran, langsung menggenggam erat kerah seragam Dimas. Dimas hanya diam dan tersenyum remeh. Hampir saja Gilang melayangkan tinjunya.

"Gilang! Dimas!" Teriak seseorang dari pintu. Semua orang merihat arah suara.

Dira dengan tatapan marah menghampiri mereka. Gilang sudah melepaskan genggaman pada kerah seragam Dimas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIMASDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang