4 | Bertemu Camer(?)

227 32 18
                                    

^^^

"Ada beberapa hal yang tak harus kamu ketahui tentang kebenarannya"

^^^

Dimas masih diam di depan gerbang, Ia tak berani masuk karena itu akan memperburuk keadaan.

Dira tetap tak membiarkan wanita itu berbicara, Ia tetap saja menyuruh agar wanita pergi.

Wanita itu mengalah dan melangkah menjauhi Dira, di gerbang wanita itu tak sengaja berpapasan dengan Dimas. Dari tatapannya ada sesuatu yang ditutupinya, Ia juga melihat rasa bersalah yang terpancar dari matanya.

Dimas mengapaikan itu langsung masuk ke dalam halaman rumah Dira. Ia melihat Dira terduduk di depan pintu sedang memeluk lutut dan menangis. Dimas bingung ingin berbuat apa sekarang.

Ia memberanikan diri untuk mendekat dan mensejajarkan tingginya dengan Dira. Tanpa permisi Dimas langsung memeluk Dira. Kaget tentu saja, termasuk tubuhnya menjadi kaku. Sebelum,

"Lo gak perlu menyembunyikan lagi kesedihan yang lo tahan selama ini, gue dan orang disekitar lo akan selalu ada buat bantu lo." Ucap Dimas, Dira langsung menangis lagi di pelukan Dimas. Dira langsung melepaskan dirinya.

"Bawa gue pergi dari sini," ucap Dira cepat, Dimas kaget. "Bawa gue Dim." lanjutnya memohon.

Dira berdiri dan langsung menarik tangan Dimas, dan menghampiri motor Dimas yang terparkir diluar.

Mereka lantas meninggalkan rumah dira. Dira tak tau akan dibawa kemana oleh Dimas, yang Dira tau Dimas tak kan membuatnya merasa sendiri lagi bukan?.

••••

Motor matic yang di kendarai Dimas berhenti di depan sebuah rumah. Rumah yang memiliki halaman luas nan asri yang banyak ditanami oleh tumbuhan.

"Masuk Ra," perintah Dimas, Dira hanya mengekor pada Dimas yang berjalan didepannya.

"Rumah siapa Dim?" Tanya Dira bingung, Dimas hanya tersenyum. "Ntar juga tau." Hanya itu yang dikatakan Dimas.

"Aku pulang," ucap Dimas begitu memasuki rumah, tak lama ada seorang perempuan keluar dari dalam salah satu ruangan.

"Eh Dimas udah pulang. Dan itu siapa?" Tanya perempuan itu yang menunjuk ke arah Dira.

"Oh ini Ma, temennya Dimas namanya Dira." Jelas Dimas.

'Oh mamanya Dimas.' Batin Dira.

Dira hanya tersenyum dan menyalami mama Dimas.

"Oh kirain pacar. Lagian Dimas juga gak pernah bawa pulang temennya, cewe pula." Ujar Mama Dimas diikuti tawa nya.

"Panggil aja Tante Desi, atau boleh juga manggil mama, bunda, ataupun camer." Tante Desi tertawa karena ucapannya sendiri.

Demi apapun Dira baru menemukan seorang Ibu yang memiliki selera humor tinggi seperti Tante Desi. Bahkan sekarang Dira juga tertawa karenanya.

"Ayo duduk. Berdiri terus emang gak capek?" Tanya Tante Desi. Dira hanya tersenyum sebagai balasan pertanyaan Tante Desi.

Mereka duduk di ruang tamu. Rumah ini di dominasi cat berwarna coklat muda, dengan sedikit barang, menambah kesan Sederhana pada rumah ini. Banyak foto keluarga mereka yang terpasang, menunjukkan bahagianya keluarga mereka.

"Mua minum apa Dira?" tanya Tante Desi. Dira menggeleng sebagai jawaban, "Enggak tante, terimakasih." Jawab Dira.

"Enggak repot kok, lagian bukan tante yang buatin. Dimas buatin minum untuk Dira," perintah Tante Desi, Dimas hanya menurut saja.

"Tante pernah lihat kamu loh, dimana ya?"

"Mungkin di sekolah tante, saat pengambilan raport," jawab Dira.

"Bukan, tante lihatnya disekitar sini." jawab tante desi lagi. 'Disini?' Dira malah bingung dengan pernyataan Tante Desi barusan.

"Ini minumannya," Dimas keluar dari dapur membawa 1 gelas minuman.

"Dim mama, pernah lihat Dira disini, Dimana ya? Kamu ingat tidak?" tanya Desi pada Dimas. Terlihat sedikit keterkejutan pada raut wajah Dimas, namun hanya sebentar.

"Gak tau ma, salah lihat kali." jawab Dimas sekenanya.

"Anterin mama sebentar ke rumah Tante Risa, mama ada urusan disana," perintah Tante Desi pada Dimas. "Dan Dira bisa nunggu di kamar Dimas saja, kalo disini ntar kaget saat Om sama adiknya Dimas pulang. Cuman sebentar, Dimas nganterin Tante." Dira hanya mengangguk.

"Dim, anterin Dira." suruh desi.

Dira hanya mengekor Dimas yang menaiki tangga.

"Masuk Ra," Dimas membuka pintu kamarnya. "Gue tinggal ya, lo baik baik disini." Dimas langsung pergi meninggalkan Dira di kamarnya sendiri.

Dira mengamati kamar Dimas yang didominasi warna hitam putih. Dira agak kagum melihat kamar Dimas yang tertata rapi. Bahkan, kamar Dira tak serapi ini.

Dira berjalan menuju meja belajar Dimas, disana terdapat foto keluarga Tante Desi. Di foto terlihat semua anggota keluarga yang tersenyum gembira menghadap kamera.

Hati Dira merasa sakit melihat itu, Ia tak pernah merasakan kebahagiaan seperti itu lagi. 'Andai masalah itu tak muncul, mungkin Ia masih bisa merasakan nya.' Banyak lagi andai-andai lainnya.

'Dasar cengeng Ra.' Rutuk Dira pada dirinya sendiri. Ia mengusap mata nya yang hampir saja menangis.

Dira beralih ke meja kecil di sudut ruangan, disana juga ada foto keluarga Dimas. Namun, diantara foto keluarga Dimas ada foto yang tak asing di matanya, yang sedikit membuatnya terkejut.

"Kenapa ada foto gue disini?" Tanya Dira. Tepat saat itu Dimas membuka pintu kamarnya.

'Mampus lo dim.' batin Dimas, yang hanya meringis di depan pintu.

^^^
A/n

Gimana? Gaje egen kah?
Maaf baru kebut part biar setara ama yang lain wkwk:v

Makasih buat kalian yang baca.
Makasih juga udah sempetin baca walaupun cuman di scroll ampe bawah langsung wkwk:v

Jangan lupa vote dan comment nya yaa ❤

lthanazn
Makasih banyak<3

DIMASDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang