Bagian 1

34.8K 2K 364
                                    

Daffa Sanders, adalah seorang model yang sangat terkenal. Namanya pertama kali di kenal oleh publik, saat Daffa melenggang di panggung Catwalk tepatnya di Paris Fashion Week. Daffa memperagakan busana karya Designer terkenal dan ternama di Eropa saat itu. Wajahnya yang tampan dan mempesona sangat mendominasi pada saat itu, kilauan lampu kamera, sorotan kamera juga selelu mengikuti langkahnya. Ketika Daffa berbalik ke arah Backstage, kamera juga tak hentinya mengikuti kemana dia pergi.

Daffa adalah seorang Top dan Super Model pada saat itu. Hingga pada akhirnya, ia memutuskan hengkang dan menghentikan karirnya sebagai seorang model kenamaan. Meski tak benar-benar meninggalkan dunia modeling yang sudah membesarkan namanya, Daffa masih menerima beberapa tawaran untuk iklan komersil dan beberapa pemotretan. Karena sudah merasa jenuh, akhirnya dia melanjutkan pendidikannya yang sudah lama ia tinggalkan. Ia pun kembali melanjutkan aktivitas kuliahnya, ia berpindah ke Appartement barunya yang tidak jauh dari kampusnya.

"Akhirnya, aku bisa terbebas dari rutinitas yang membosankan. Bisa kuliah lagi, dan membeli Appartement yang baru. Meski kecil dari sebelumnya tapi terlihat nyaman dan pemandangan disini juga bagus." seru Daffa sambil menghela napas panjang.

Daffa pun mulai membereskan barang-barang bawaanya. Beberapa barang yang tidak ia perlukan sudah habis ia jual. Dan hanya beberapa barang penting yang Daffa bawa ke tempat tinggal barunya. Saat tengah asik berberes rumah, Daffa kedatangan tamu.

Tingnong
Tingnong
Jidatmu Jenong. Ech.

Daffa berjalan kearah pintu dan membuka pintu itu.

CEKLEK

Daffa mendongakkan kepalanya, tetapi tidak menemukan siapapun. Daffa ingin menutup pintu itu kembali, tetapi dia melihat sesuatu di bawah kakinya. Sebuah kotak biru dengan pita pink yang lucu.

"Hmmm, apa ini?" Daffa mengambil kotak biru itu. Kemudian membawanya masuk kedalam kamarnya. Saat Daffa berbalik kedalam ia terkejut saat melihat sekelebat bayangan.

"Hello? Siapa disana?" seru Daffa, sambil berjalan dengan hati-hati.

Daffa membuka tirai jendelanya, tidak ada balkonnya, karena yang ada balkonnya hanya di jendela kamarnya saja. Daffa merasakan bulu kuduknya mulai berdiri, kemudian Daffa merasakan bahunya di sentuh oleh sesuatu. Daffa menahan napas dan kemudian ia berbalik melihat siapa yang menyentuh bahunya itu. Bahu Daffa naik dan turun, ia menelan susah payah salivannya. Daffa pun berbalik, ia mengernyitkan keningnya, alisnya terlihat menyatu.

"S-siapa anda, kenapa anda bisa masuk kedalam?" tanya Daffa.

"Oh, Hai. Maaf aku mengagetkanmu. Pintu anda terbuka, jadi saya masuk saja, karena dari tadi saya memanggil tidak ada yang menjawabnya." sahut orang itu, lalu ia pun melanjutkan. "Oh iya, perkenalkan, saya Devin Balenzio, tetangga sebelah anda. Anda pasti baru pindah ke Appartement ini?"

"Oh, hai. Saya Daffa Sanders, Iya kebetulan baru hari ini pindah. Maaf masih berantakan, karena semuanya saya bereskan sendiri." sahut Daffa.

"Apa anda butuh bantuan? Saya tidak keberatan membantu anda," ujar Devin.

"Oh tidak perlu, terimakasih. Saya buatkan teh dulu," ujar Daffa.

"Eh, tidak usah repot-repot. Saya hanya mampir sebentar, karena anda menolak bantuan saya, ya kalau begitu saya permisi dulu. Mari," seru Devin.

Daffa hanya mengangguk, lalu ia melihat Devin yang sudah masuk kedalam Appartement milik Devin. Daffa kembali menyentuh kotak biru itu, lalu ia membukanya. Matanya terbelalak lebar, karena isi kotak itu adalah makanan kesukaannya. Coklat dan kacang Almond, didalamnya juga terdapat surat kecil.

SAVE ME MR PSYCO (CERPEN) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang