Daffa dan Devan pergi meninggalkan Devin sendirian. Dengan sabar Devin menantikan saat-saat dimana dia dan Daffa bisa bersama-sama tanpa hambatan. Devin kembali ke Appartementnya lalu Ny Hanna dan Tuan Lencorn melihat Devin yang sedih. Kemudian mendekati Devin dan menanyakan apa yang membuat Devin sedih.
"Ada apa nak? Kenapa kau terlihat sedih?" tanya Hanna.
Devin menoleh dan tersenyum kemudian menjawab pertanyaan ibunya yang cantik itu. "Aku tidak apa-apa ibu."
"Tidak apa-apa tapi kelihatan seperti kenapa-napa. Apa Devan menyakitimu lagi?" tanya Lencorn.
"Tidak ayah... Dia baik kepadaku, tidak mungkin saudaraku menyakitiku." jawab Devin. Walau pada kenyataannya apa yang Devin rasakan justru jauh lebih menyakitkan.
Sakit karena mengetahui saudara kembarnya bersekutu dengan setan dan melakukan pembantaian yang sadis. Devin buru-buru menepis kenyataan yang pahit itu, ia ingin semua itu adalah mimpi baginya. Devin dan kedua orang tuanya sedang menonton televisi bersama.
•~•~•~•
Di lain tempat Devan dan Daffa sudah selesai menonton sebuah film di bioskop ternama dan terkenal. Daffa mual dan muntah saat selesai menonton film horor yang banyak menunjukan adegan gore atau pembantaian. Entah kenapa Devan memilih film itu padahal sepi yang menonton film itu. Daffa merasa seluruh isi perutnya akan keluar saat menonton adegan pembantaian.
"Apakah kau baik-baik saja?" ujar Devan.
"A-aku baik-baik saja kak... Maaf, aku mau..." ujar Daffa, belum selesai dia berbicara Daffa langsung muntah kembali.
BUUUWWEEEEEEK
Daffa muntah lagi, lalu Devan dengan santai memijat tengkuk Daffa. Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka kembali, karena jarak bioskop dan appartement mereka tidak terlalu jauh, Devan mengajak Daffa berjalan kaki saja. Saat mereka sedang asik berjalan dengan santainya, tiba-tiba dua orang preman yang sedang mabuk menghadang mereka.
Kedua preman itu meminta dan merampas semua barang berharga milik Devan dan Daffa, tetapi Devan tidak tinggal diam bahkan dia menghajar kedua preman itu.
"Daffa pergilah, cari tempat yang aman." seru Devan.
Dengan sigap Daffa berlari dan bersembunyi di di balik pohon yang ada di situ. Tetapi, Daffa melihat yang seharusnya tak di lihat olehnya. Daffa melihat dengan matanya sendiri, bahwa Devan menghajar kedua preman itu. Entah dari mana asalnya, Devan menemukan sebuah kapak yang sangat tajam.
KREEEEEESSS
Devan mengayunkan kapak itu dan membelah tubuh preman yang satunya menjadi dua bagian, lalu.
KREEEESSS
Devan, mengayunkan kapaknya lagi ke preman yang satunya lagi. Devan memenggal kepala preman itu dan kepala preman itu tergelinding di hadapan Daffa. Daffa menutup mulutnya karena takut, lalu dia melirik Devan mengelap kapaknya dengan tangannya dan menjilat darah yang ada di tangannya. Daffa bergidig ngeri dan ingin lari dari sana. Tetapi, kakinya terasa lemas, ia tidak berdaya. Daffa melirik lagi kearah Devan, saat melihat Devan mendekat kearah pohon untuk mengambil kepala preman itu, Daffa melesak kedalam kegelapan agar tak di ketahui oleh Devan. Ia mendengar Devan tertawa Devil, dan kemudian menyeret mayat-mayat itu kehalaman belakang dan semakin jauh.
Daffa merasa lega, kemudian ia mencoba berdiri dan berlari semampunya, meninggalkan tempat itu. Kemudian tanpa sengaja menabrak seseorang.
BRUUUUK
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVE ME MR PSYCO (CERPEN) END
Mystery / ThrillerCinta dan obsesi antara Sang Psycopat dan mantan model ternama... Semenjak Daffa berhenti dari dunia modelingnya, Daffa sering mendapatkan teror... Hingga Daffa akhirnya pergi meninggalkan kota paris... Cerita ini hanya hiburan dan fiktif belala, ji...