Bagian 6

10.8K 772 121
                                    

Satu Tahun Kemudian....

Daffa dan Tanaka sudah berpindah kenegeri sakura, Jepang. Tanaka membawanya kesana dan tinggal bersamanya. Bahkan memasukkan Daffa kedaftar keluarganya agar Daffa bisa leluasa tinggal disana. Identitas baru sebagai warga Jepang juga sudah di urus oleh Tanaka. Bahkan nama baru sudah terpatri di kartu identitasnya. GERARD NOBUYUKI. Nama Tanaka adalah Tanaka Nobuyuki.

Daffa kini bekerja di perusahaan ternama yang di pimpin oleh Tanaka. Sebuah majalah fashion terkemuka di Jepang. Daffa/Gerard bekerja disana sebagai Asistent Tanaka,  tetapi terkadang Daffa/Gerard diminta untuk menjadi model Cover majalah atau model busananya. Maka tidak heran kalau wajah Daffa kerap kali muncul di majalah-majalah dan beberapa iklan komersil di sana.

"Daffa, eh maksudku Ge... Kenapa kau tidak menjadi model kembali? Aku akan menjadi managermu kalau kau mau." ujar Tanaka.

"Aku sudah merasa nyaman bekerja di balik layar seperti ini. Dulu aku memang seorang model. Tetapi, aku berhenti dan tidak melanjutkan karirku. Dibalik itu semua, aku sering mendapatkan teror yang sangat mengerikan. Salah satu fans panatik ku, menjadi terobsesi dengan ku. Aku tidak tahu siapa dia, tetapi pada saat itu teman satu kampus yang suka membully ku mati di bunuh oleh orang misterius yang mengaku sebagai penggemarku," terang Daffa.

"Itu sebabnya kau trauma menjadi seorang model kembali? Takut jika fansmu yang gila itu hadir kembali dan mengetahui kau yang sebenarnya?" ujar Tanaka.

Daffa/Gerard mengangguk sebagai jawaban. Daffa berjalan ke arah jendela dan menatap langit yang berwarna kebiruan nan cerah. Dari kejauhan tampak pemandangan bunga sakura yang sedang bermekaran. Ya musim semi, Daffa sangat suka dengan bunga sakura. Tanaka berdiri menghampiri dan memeluk Daffa dari belakang.

"Aku tahu kau takut. Jangan takut, ada aku disini," ujar Tanaka.

Daffa berbalik, wajah mereka berdekatan dan nyaris berciuman. Saat Daffa hendak mundur beberapa langkah, Tanaka menarik Daffa kedalam pelukannya. Napas Daffa dan Tanaka memburu, detak jantung mereka saling bersahutan. Dengan lembut Tanaka tersenyum dan mencium Daffa.

"Aku mencintaimu... Aku sangat mencintaimu," bisik Tanaka di telinga Daffa membuat Daffa merinding dan geli, napas hangat yang keluar dari Tanaka berhembus di telinga Daffa lembut.

"A-aku... Tapi...?" ujar Daffa.

"Aku hanya mencintaimu, jika ada orang lain aku tidak mau. Hanya kau yang aku mau..." seru Tanaka.

"A-aku juga mencintaimu, j-jika ada yang lain aku tidak mau. Aku hanya mau kamu, bukan yang lain." ujar Daffa.

Wajah Tanaka semakin mendekat, Daffa memejamkan matanya kemudian...

CUUUPPPSS

Tanaka mencium bibir Daffa lembut, kemudian pipi, kening, hidung, setiap inci wajah Daffa. Karena saking sayangnya kali ya? Tanaka tersenyum melihat wajah Daffa yang bersemu merah. Entah kenapa perlakuan Tanaka sama persis dengan seseorang yang dia kenal, membuat dia nyaman.

"Ya sudah, mari kita makan siang dulu." seru Daffa.

"Aku sedang ingin seperti ini, lagi pula kakak Author kan sedang puasa, kalau dia membuat cerita ini ada adegan makan-makannya aku takut puasanya akan batal." ujar Tanaka.

"Kau benar, apa kita harus ikut puasa juga?" ujar Daffa.

"My Baby Ge, kakak Author marah tidak kalau kita makan duluan?" ujar Tanaka yang selalu memanggil Daffa dengan sebutan Baby Ge (Gerard).

"Biarin saja, resiko kakak Author yang nulis, hihihi." ujar Daffa/Ge.

"Ya sudah kalau begitu mari kita makan dulu, maafkan kami ya kakak Author." ujar Tanaka.

SAVE ME MR PSYCO (CERPEN) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang