Bagian 4

998 131 3
                                    

Minju pov

Napasku terhenti ketika wajahku dan wajah Chaewon Unnie berdekatan. Aku merasakan jika jantungku bekerja dua kali lebih cepat dari biasanya. Aku memerhatikan wajahnya. Matanya yang lebar karena terkejut menatap tepat di mataku.

Aku bisa merasakan jika pipiku memanas. Dengan cepat aku membalikan kepalaku untuk kembali  melihat ke jendela.

Aku sangat yakin jika saat ini Chaewon unnie sedang menatapku. Aku merasa sangat malu sekarang.

•••

Hari sudah sore dan langit mulai menggelap. Lingkungan sekolah juga mulai sepi. Namun ada satu siswi yang belum juga pulang.

Dia adalah Jo yuri.

Gadis itu dengan sendiri tanpa ditemani orang lain sedang menunggu di depan gerbang sekolah. Raut wajahnya yang gelisah menandakan jika ia takut hari ini ia tidak bisa pulang.

Untung saja ada Yena. Ia baru saja menyelesaikan kegiatannya. Matanya kemudian menatap Yuri yang sedang berdiri sendiri di depan gerbang. Dengan segera ia menaiki motornya dan menyalakannya.

Setelah sampai di dekat Yuri, ia kemudian melepas helmnya.

"Belum dijemput?" Yena bertanya pada Yuri yang kini tengah melihatnya dengan tatapan takut.

"Jangan takut gitu, santai aja. Aku ga gigit kok. Kalo gigit laporin aja." Yena berusaha mencairkan suasana canggung yang terjadi di antara mereka yang malah menurut Yuri orang disampingnya ini aneh.

Yena kemudian tertawa renyah melihat reaksi Yuri yang masih saja diam. Ia kemudian menggaruk tengkuknya.

"Hei, kita belum berkenalan." Ucap Yena sambil mengulurkan tangannya.

"Aku Yena, kamu?" Yuri menatap Yena dengan tatapan curiga. Ia tidak mempercayai orang di depannya ini. Namun ia menjabat tangan Yena dengan ragu-ragu.

"Aku Yu-Yuri," Yuri mengenalkan dirinya dengan terbata. Membuat Yena tersenyum karenanya.

"Aish, kau sangat menggemaskan jika ketakutan." Perkataan yang dilontarkan Yena membuat mata Yuri melebar dan wajahnya memerah.

"Astaga, apa kau malu? Lihatlah, wajahmu memerah." Yena tertawa ringan setelahnya. Sedangkan Yuri ia merasakan panas di sekitar wajahnya. Sungguh kakak kelas yang menyebalkan.

"Lihat, langitnya menggelap. Aku akan mengantarmu pulang." Yena turun dari motornya, kemudian ia mengambil helm dari jok motor.

"Pakai ini." Yena menyodorkan helm pada Yuri.

"Ti-tidak usah repot-repot, Sunbae. Aku bisa pulang sendiri." Yena menaikkan sebelah alisnya. Ia kemudian dengan paksa memakaikan helm pada Yuri.

"Kau tahu? Orang sepertimu dilarang pulang sendiri. Ayo, naiklah!" Yena lalu kembali naik ke motornya. Tidak merasakan ada beban di belakang. Ia kemudian menoleh ke arah Yuri yang masih terdiam.

"Yuri-ssi," setelah itu dengan terpaksa Yuri menaiki motor Yena.

_____


Chaewon yang baru saja selesai dengan tugas-tugas sekolah, keluar dari kamarnya. Ia berjalan menuju dapur hanya untuk mengambil sekaleng bir yang sengaja ia simpan untuk dirinya sendiri. Setelah itu ia berjalan ke sofa dan mulai menyalakan televisi.

Ia menatap kosong pada televisi. Tangan kanannya dengan mudah membuka kaleng bir tersebut. Chaewon tahu jika dirinya belum cukup umur untuk meminumnya. Tapi, itu sudah menjadi kebiasaan buruknya sejak setahun yang lalu. Gadis itu akan minum bir jika pikirannya sedang terbebani.

Ia kembali mengingat pesan yang dikirim pelayan pribadinya. Pelayan itu memberi tahu Chaewon jika orangtuanya bertengkar lagi. Ia juga mengatakan jika mereka bertengkar sangat hebat. Melebihi pertengkaran mereka setahun yang lalu. 

Chaewon menutup kedua matanya. Ia masih belum mabuk. Merasa belum cukup ia kemudian kembali ke dapur dan mengambil lebih banyak kaleng bir. Gadis itu langsung meminumnya ditempat.

Minju yang baru saja keluar dari kamarnya terkejut melihat Chaewon yang tengah meminum bir. Tanpa sadar, Minju menghitung sudah berapa kaleng yang telah di habiskan oleh gadis yang lebih tua darinya itu.

Sepertinya sekitar enam sampai tujuh?

Minju menghentikan Chaewon yang akan membuka sekaleng bir lagi. Ia mengambil bir itu dari tangan Chaewon.

"Unnie, kenapa kau minum bir?" Minju membuang bir yang ada di tangannya kedalam tempat sampah yang ada di dekatnya. Mengetahui hal itu, emosi Chaewon sedikit terpancing.

"Apa yang kau lakukan!? Kenapa kau membuangnya?!" Chaewon berseru pada apa yang Minju lakukan.

Sedangkan Minju, ia terkejut ketika tahu Chaewon memarahinya. Selama ini ia tidak pernah melihat Chaewon mengeluarkan perasaannya, yang ia tahu hanyalah wajah datarnya.

"Ini tidak baik untukmu. Kenapa kau lakukan itu?" Minju bertanya lagi pada Chaewon yang tengah mengurut dahinya dengan tangan kanannya.

"Unnie, tatap mataku," Gadis itu memegangi bahu Chaewon.

Keheningan terjadi di antara mereka berdua. Sampai akhirnya, Chaewon balas menatapnya.

"Sudahlah, tinggalkan aku sendiri." Chaewon menyingkirkan kedua tangan Minju dari bahunya. Ia lalu pergi kembali ke kamarnya.

Minju melihat kepergian Chaewon dengan penuh tanda tanya, "Kenapa dia melakukan itu? Apakah dia sedang ada masalah? atau hanya sedang ingin minum?"

Fiancee | [2kim]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang