Sudah dua bulan lamanya Minju dan Chaewon tinggal bersama. Banyak hal yang terjadi di antara mereka. Entah itu pribadi atau tidak.
Chaewon juga masih memiliki perasaan pada Yuri. Gadis itu tidak bisa melakukan apapun terhadap perasaannya. Ia tidak ingin melukai Yena lagi. Ia tidak ingin hubungan pertemanannya rusak.
Tapi, melepaskan orang yang kau suka itu tidak mudah.
"Kenapa kau tidak memanggilku?" Chaewon menoleh kebelakang. Menatap Eunbi dengan malas.
"Aku sedang ingin sendiri," ucap Chaewon dengan nada bicara yang sangat rendah. Eunbi yang ada di sampingnya tersenyum tipis. Ia lalu memegangi pundak Chaewon.
"Kalian sudah dewasa sekarang. Aku senang dengan hal itu." Eunbi menatap lurus ke depan.
"Apa yang kau maksud?" Chaewon menatap Eunbi konyol.
"Dirimu dan Yena. Aku tahu kalian menyukai gadis yang sama." Chaewon mengeluarkan napas panjang.
"Dan kali ini kau melepasnya. Aku suka itu. Kau sudah berubah." Chaewon menatap Eunbi. Ia merubah posisinya.
"Aku tidak berubah. Aku hanya ingin menjaga hubungan yang telah kita buat." Gadis itu menatap kosong lantai yang ada di bawah.
"Aku ... aku masih menyukai Yuri." Ucap Chaewon yang terdengar putus asa.
"Ya, dan kau melepaskannya." Eunbi menepuk pundak Chaewon pelan.
Selang berapa menit kemudian. Pintu rooftop terbuka dan menampilkan Yena dan seorang gadis di belakangnya.
Yena tersenyum konyol pada kedua sahabatnya. Ia lalu mendekati mereka.
"Apa-apaan ini Yena? Kau membawa gadis lain. Lalu gadis yang kemarin bagaimana?" Eunbi menggoda Yena yang sedang bersama Yuri.
"Ya! Unnie, aku tidak punya pacar sebelumnya." Yena membantah perkataan Eunbi dengan menaikkan nada suaranya. Eunbi hanya tertawa ringan mendengar hal itu.
"Kau jangan khawatir, Yuri. Yena memang tidak punya pacar sebelumnya." Perkataan Eunbi membuat wajah Yuri memerah.
Chaewon yang ada di dekat mereka hanya bisa diam. Ia menahan rasa sakit yang ada di dadanya. Kalau boleh jujur, saat ini juga Chaewon ingin memukul wajah Yena. Namun, ia tidak bisa. Ia sudah berjanji pada dirinya.
Gadis itu memalingkan wajahnya lalu mengeluarkan napas panjang. Ia berjalan menjauhi mereka bertiga. Yena yang melihat Chaewon berjalan menjauh, memanggilnya, "Kau mau kemana?" Chaewon memberhentikan langkahnya. Ia menoleh kebelakang.
"Pulang ke rumah." Yena lalu menganggukkan kepalanya. Setelah itu, Chaewon melanjutkan langkahnya.
Eunbi yang ada dibelakang Yena menatap kepergian Chaewon khawatir. Ia tahu jika gadis itu akan membuat tubuhnya mabuk hingga tak sadarkan diri. Ia ingin cepat-cepat pergi dari sini untuk membawa Chaewon pulang.
••••
Minju sedang menunggu kepulangan Chaewon. Gadis itu berulang kali menatap ke arah jam dinding. Ia juga sudah berulang kali menelpon tapi juga tidak pernah di angkat. Ia semakin khawatir dengan Chaewon.
Minju akhirnya memutuskan untuk mencarinya. Ia kembali masuk ke kamar untuk mengambil jaket, setelah itu ia berjalan menuju pintu apartemen. Tepat saat itu juga ia mendengar suara bel berbunyi.
Minju segera membuka pintu yang ada di depannya.
"Astaga!" Sentak Minju ketika melihat yang ada di depannya. Ia melihat Chaewon yang sedang tak sadarkan diri karena mabuk. Eunbi yang ada di sampingnya meminta untuk masuk. Tubuhnya sudah lelah.
"Apa yang terjadi padanya, Unnie?" Minju membantu membawa Chaewon ke sofa yang ada di ruang tengah.
"Apalagi yang lebih buruk selain cintamu tertolak?" Jawaban Eunbi sama sekali tidak di mengertinya.
Eunbi mengeluarkan napasnya, "Sisanya ku serahkan padamu. Tolong jaga dia." setelah itu Eunbi pergi dari apartemen.
Minju menatap Chaewon yang tengah mengigau. Gadis itu lalu menepuk dahinya. Kenapa dia tidak membawa Chaewon ke dalam kamar gadis itu.
Ia lalu mendekati Chaewon.
"Apa yang terjadi?" Tanya Minju sambil mengusap keringat yang ada di dahi Chaewon.
"Minju?" Minju terkejut ketika Chaewon memanggil namanya. Gadis itu mengenalinya bahkan dalam keadaan mabuk.
"I-iya?" Chaewon bangkit dari tidurnya. Ia lalu meraih wajah Minju. Telapak tangannya berada di pipi Minju. Ia mendekatkan wajahnya.
"Apa yang harus aku lakukan?" Chaewon mengucapkan dengan suara seraknya. Ia memainkan jempolnya pada bibir Minju.
"Yuri dan Yena berpacaran. Itu, membuat hatiku sakit." Ia menarik tangannya dari wajah Minju. Membuat Minju yang menahan napasnya kini bisa sedikit bernapas.
Chaewon menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa. Ia menutup matanya. Minju menatap Chaewon dengan khawatir. Ia tidak menyangka jika Chaewon dapat hancur seperti ini hanya karena cinta.
"Unnie, kau boleh melampiaskan semuanya padaku. Kau boleh menjadikanku sandaranmu. Aku ... aku akan selalu ada untukmu." Minju memegang tangan Chaewon. Berharap gadis itu baik-baik saja.
"Jangan konyol,"
Chaewon tertawa kecil. Ia menarik tangannya yang di genggam Minju. Gadis itu bediri lalu berjalan menuju kamarnya dengan sempoyongan. Minju menatapnya dengan khawatir.
Sebelum sampai kamarnya, Chaewon memberhentikan langkahnya. Membuat Minju penasaran.
"Minju-ya," panggil Chaewon dengan suara rendahnya.
"Putuskan Yujin untukku." Setelah itu Chaewon memasuki kamarnya.
a.n
hmm,ini aneh sumpah T_T
tapi kuharap kalian suka sama chapter ini. kalo g suka jug g papa sih, hehe.jangan lupa voment nya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiancee | [2kim]
FanfictionTerikat itu memang menyebalkan. Tapi apa boleh buat. Kita jalani saja. °start, 6 Mei 2019