Kim Minju pov
Aku merasakan dadaku sesak ketika mendengar penyataan Chaewon Unnie. Aku tidak pernah menyangka jika dia akan berkata seperti itu. Bagiku dia gadis yang tertutup dan mendengar dia berkata seperti itu membuat pikiranku berhenti bekerja.
"Apa yang kau maksud, Unnie?" bodoh, kenapa aku malah bertanya.
"Sudahlah, lupakan perkataanku." Ia memalingkan mukanya. Ugh, sial, apa yang harus kulakukan.
"Tunggu, aku ingin tahu arti yang sebenarnya." Aku meraih pergelangan tangannya dan menariknya. Aku bisa melihat wajahnya. Uh, dan itu menyeramkan. Wajahnya benar-benar tanpa ekspresi.
Detik berikutnya, aku menyadari diriku tengah membeku karena tindakan Chaewon Unnie. Dia menciumku dengan tiba-tiba.
Aku mendorong tubuhnya, "A-apa yang Unnie lakukan?" aku bertanya dengan bergetar.
Ia mengabaikan pertanyaanku dan kembali menciumku. Ugh, aku benci ini. Ada apa dengan dirinya?
Akhirnya ia melepas ciumannya. Ia menempelkan dahinya pada dahiku. Aku bisa melihat dirinya yang terengah-engah.
"Aku tidak akan melepasmu setelah ini." Ucap Chaewon Unnie sambil berusaha menormalkan napasnya.
"Apa yang menjadi milikku selamanya akan tetap menjadi milikku." Setelah itu dia menciumku sampai menciptakan sebuah bekas.
"Ini adalah balasan atas perbuatanmu sebelumnya." Ia berjalan menuju mobil, meninggalkanku yang masih terkejut dengan perbuatannya.
Ah, omong-omong soal perbuatan, memangnya aku berbuat apa?
••••
Yujin tengah berjalan dengan santai menuju ke kelasnya. Sesekali ia membalas sapaan fans nya yang ia temui saat bertemu di jalan. Gadis itu memberhentikan langkahnya ketika ia melihat Minju sedang berjalan bersama Chaewon. Dengan tangan yang saling bertautan.
Yujin dengan cepat menghampiri mereka berdua. Ia berhenti tepat di depan mereka. Membuat kedua gadis itu berhenti jalan.
"Minju Unnie," Yujin memanggil Minju yang tidak menatap wajahnya. Gadis itu menunggu Minju untuk menoleh padanya. Tapi, Minju tidak juga menoleh ke arahnya.
"Minju Unnie, kenapa kau tidak mau melihatku?" Yujin mendekatkan dirinya pada Minju namun terhadang oleh Chaewon.
"Berhenti mengganggunya," Chaewon mengucapknya dengan dingin dan itu membuat emosi Yujin naik.
Yujin mencoba mengingat-ingat kesalahan apa yang ia lakukan hingga membuat Minju enggan melihatnya.
"Ah, sekarang aku tahu. Unnie pasti marah tentang dua hari yang lalu iya, kan? Jika unnie mau, aku bisa menjelaskannya." Tebakan Yujin benar dan berhasil membuat Minju menatap wajahnya. Yujin merasa senang sekarang. Usahanya berhasil.
"Unnie, gadis itu hanyalah teman masa kecilku. Dan kami tidak memiliki hubungan spesial apapun." Yujin mencoba meraih pergelangan tangan Minju namun tidak bisa. Chaewon sudah menggenggamnya terlebih dahulu. Emosinya juga sudah naik.
"Kau sudah terlalu banyak bicara. Kami permisi." Chaewon menarik Minju untuk pergi dari tempat itu. Minju dengan hati gelisahnya mengikuti Chaewon. Saat melewati Yujin, ia merasakan tangannya yang lain di genggam.
"Percayalah padaku, Aku masih mencintaimu." Ucapan itu berhasil menyihir Minju. Hatinya sekarang menjadi bimbang.
Bug!
"Kau sudah terlalu banyak omong! Berhenti mengganggunya!" Chaewon menyentak Yujin dengan keras.
Yujin yang tersungkur karena pukulan Chaewon pun bangkit dan akan membalas perbuatan Chaewon.
"Yujin!" gadis itu membatalkan pukulannya dan melihat ke belakang.
Chaewon yang melihat Yujin tengah lengah memanfaatkan itu dan membawa pergi Minju.
"Tsk, kau membuat semuanya buruk!" Yujin marah terhadap gadis yang sekarang di sampingnya. Dan gadis itu hanya menaikkan bahunya acuh.
"Seharusnya kau bersyukur aku mencegahmu berkelahi."
"Tidak ada bagusnya kau mencegahku. Minju Unnie tetap pergi." Yujin memegangi tulang pipinya.
"Sekarang, tugasmu adalah mengobatiku." Yujin menarik pergelangan gadis itu.
"Ya! Yujin lepaskan! Kau membuat tanganku sakit!" Yujin mengabaikan keluhan gadis itu.
Sialan, akan kubalas perbuatanmu. Chaewon Unnie.
••••
Setelah mengantar Minju, Chaewon bergegas menuju rooftop. Ia sendiri tidak paham kenapa Eunbi sangat ingin dirinya untuk segera ada disana. Padahal ia yakin disana pasti ada Yena dan Chaewon malas untuk bertemu dengannya.
Chaewon memutar kenop pintu dan mendorongnya pelan. Setelah itu ia bisa melihat Eunbi tengah bersama gadis lain sedangkan Yena, ia sendiri.
"Jadi, kenapa Unnie memanggilku?" Chaewon melangkahkan kakinya untuk mendekat ke arah Eunbi.
"Oh, kau sudah datang rupanya." Eunbi tersenyum lebar ketika melihat Chaewon.
"Cepat katakan padaku! Kenapa kau memanggilku kemari?" Chaewon yang tidak sabaran sekali lagi bertanya.
"Kau tidak sadar, ya? Bos kita sekarang sudah punya pasangan. Dan dia berniat untuk pamer." Yena yang tadi sibuk dengan ponselnya kini membalas pertanyaan Chaewon.
"Tsk, membuang-buang waktu saja." Chaewon memutar bola matanya. Ia lupa dengan sifat Eunbi yang satu ini.
"Kau benar, apa yang di lakukan hanya membuang waktu ku." Yena ikut menyahut ucapan Chaewon
"Ya! Kalian berdua tidak bisa apa menghargaiku sedikit?" Emosi Eunbi naik mendengar penuturan kedua sahabatnya. Ia dengan segera menarik telinga kedua sahabatnya.
"Akh! Unnie ini menyakitkan."
"Eunbi Unnie, tolong hentikan. Apa kau tidak malu dilihat oleh pacarmu?"
"Aku tidak peduli!"
a.n
wuih, malam ini udah takbiran aja.
jadi gimana readers? hari ini Ark publish sampe 3 kali. seneng ga? (lol)
terus banyak komen yang bilang kalo kalian lebih setuju Chaewon yang seme. Sebenarnya, gue sendiri juga milih Chaewon sebagai seme. cuman, gue ini mau menciptakan suatu suasana baru jadi ya gitu. Bukan berarti Minju seme ya :v
Minju itu seme kalo dalam mode badmood nya aja, eh, bukan badmood sih yang paham aja. paham, kan?
oh ya, Selamat Hari Raya guys!!
![](https://img.wattpad.com/cover/186451100-288-k132045.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiancee | [2kim]
FanfictionTerikat itu memang menyebalkan. Tapi apa boleh buat. Kita jalani saja. °start, 6 Mei 2019