Minju sedang melamun di kelasnya. Pikirannya kembali mengingat pertemuannya dengan gadis berdarah Cina di taman bermain kemarin. Ia tidak pernah bertemu dengannya sebelumnya.
Tapi melihat raut wajah Chaewon yang menatapnya tajam dan penuh rasa benci. Membuat Minju menjadi penasaran dengan gadis itu.
Tersadar dari lamunannya, Minju lalu menampar kedua pipinya bergantian.
"Ada apa denganku? Kenapa aku memikirkannya?" Minju lalu bangkit dari duduknya. Ia pergi menuju kamar mandi.
Sesampainya disana, Minju membasuh wajahnya. Gadis itu ingin menormalkan pikirannya. Ia tidak ingin mengingatnya lagi.
Minju lalu menatap pantulan dirinya. Ia menatap lurus ke matanya. Mencoba memasuki dirinya sendiri. Namun yang ia lakukan hanyalah menghela napas dengan kasar. Setelah itu Minju keluar dari kamar mandi.
Ketika ia keluar dari kamar mandi. Tubuhnya tidak sengaja menabrak seseorang. Minju yang sedikit terkejut langsung bergerak untuk memegangi tubuh orang yang ia tabrak.
"Terima kasih, mungkin jika tidak kau pegang aku akan jatuh." Orang itu lalu tersenyum pada Minju.
"Ah iya, tidak masalah. Aku minta maaf karena menabrakmu." Minju langsung sedikit menundukkan kepalanya.
"Sudahlah, aku baik-baik saja. Sebelumnya perkenalkan aku Kwon Eunbi. Teman dekat Chaewon." Gadis itu mengulurkan tangannya pada Minju. Minju hanya terdiam dan menatap tangan itu. Matanya kembali menatap Eunbi, setelah itu ia menjabat tangannya.
••••
Yena tengah berjalan menyusuri koridor sekolah. Ia sudah berjalan selama sepuluh menit. Gadis itu tidak tahu ingin pergi kemana.
Tidak jauh dari tempatnya berdiri. Yena melihat perpustakaan. Ia tengah berpikir saat ini. Sedetik kemudian langkah kakinya membawa tubuhnya ke dalam perpustakaan.
Sampai di perpustakaan yang Yena lakukan hanyalah mengelilingi rak buku berulang kali. Gadis itu tidak memiliki niat untuk membaca buku. Akhirnya, ia mengeluarkan ponsel untuk menghilangkan rasa bosannya.
Sambil berjalan, gadis itu duduk di bangku yang sudah disediakan oleh pihak perpus. Cukup lama ia berkutat dengan ponselnya sampai akhirnya ia merasa kesal karena kalah dalam permainan yang sedang ia mainkan. Yena lalu mematikan ponselnya dan memasukkan kedalam saku. Setelah itu, Yena terkejut melihat orang yang duduk di depannya.
Seorang gadis tengah tertidur di atas tumpukan buku. Wajahnya yang kecil tertutupi oleh rambutnya yang hitam. Yena yang mengenali siapa gadis yang ada di depannya ini lantas berpindah tempat duduk. Ia duduk tepat disamping gadis yang tidur tersebut.
Tangan kirinya bergerak untuk menyampirkan rambut yang menutupi wajah gadis tersebut. Setelah terlihat jelas, Yena merasakan debaran di dadanya. Ia merasa jantungnya sedang berlari sangat kencang.
Yena mengeluarkan napasnya pelan. Tangannya lalu bergerak untuk mengambil ponselnya. Setelah itu, ia mengambil foto gadis yang ada disampingnya. Tepat setelah itu, gadis tersebut bangun dan membuat Yena salah tingkah.
"Oh? Apa aku membangunkanmu?" Yena menatap khawatir pada gadis tersebut.
"Ye-Yena Sunbaenim!" Gadis itu terkejut melihat siapa yang ada disampingnya.
"Apa yang ... Yena Sunbaenim lakukan disini?" gadis itu tidak berani melihat ke arahnya.
"Aku? Aku sedang menjagamu yang tengah tertidur. Tidurmu sangat pulas tadi." Yena mengeluarkan kekehannya. Sedangkan gadis itu menundukkan kepalanya karena merasa malu.
"Oh iya, panggil saja 'unnie' jangan 'sunbaenim'. Aku ingin akrab denganmu Yuri." Gadis yang bernama Yuri itu terkejut mendengar penuturan Yena.
"Sunbaenim, yakin?" Yuri kembali memastikan.
"Iya, kau boleh memanggilku 'unnie', Yuri." Yena tersenyum di akhir kalimatnya.
••••
Minju dan Eunbi saat ini tengah berada di kantin. Mereka berdua memutuskan untuk makan bersama setelah kejadian tadi. Mereka juga membicarakan banyak hal sepanjang jalan.
"Jadi, bagaimana Chaewon?" Eunbi bertanya pada Minju yang tengah sibuk mengunyah roti.
"Dia ... sungguh orang yang tidak bisa ditebak. Aku sendiri bingung dengan dirinya. Namun, aku berusaha untuk pengertian padanya." Eunbi tersenyum mendengar jawaban Minju. Ia bersyukur temannya mendapatkan seseorang seperti Minju.
"Tapi Unnie, darimana Unnie tahu aku dan Chaewon bertunangan?" Minju menatap Eunbi penasaran.
"Apa kau lupa? Margaku 'Kwon' , tentu saja aku tahu hal seperti ini dengan mudah. Selain itu, Chaewon adalah teman masa kecilku." Minju lalu mengangguk-angguk mendengar penuturan Eunbi.
"Unnie, apakah Chaewon Unnie tidak pernah merasa bahagia?" Minju bertanya lagi. Rasa penasarannya sedang memuncak.
"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dia pernah bahagia. Hanya saja ia pandai menyembunyikannya." Eunbi menggelengkan kepalanya. Ia merasa konyol dengan pertanyaan Minju
"Tapi, sepertinya Chaewon pernah menunjukkan raut wajah bahagianya di depan satu orang."
"Siapa itu, Unnie?"
"Wang Yiren," Eunbi kembali mengingat wajah-wajah bahagia Chaewon ketika bersama gadis tersebut.
"Gadis Cina itu?" Minju spontan mengatakannya.
"Apa? Bagaimana bisa kau tahu?" Eunbi bertanya pada Minju dengan penasaran. Setelah itu, Minju menceritakan semuanya pada Eunbi.
"Jadi Unnie, jika gadis bernama Yiren itu pernah membuatnya bahagia lantas kenapa kemarin ia memandangnya penuh benci?"
Eunbi menghela napasnya sebentar.
"Itu kejadian yang sangat menyakitkan memang. Hari itu adalah hari ulangtahun Yiren dan Chaewon berniat untuk memberikannya kejutan. Tapi yang terjadi adalah sebaliknya. Gadis itu mengkhianati Chaewon dengan berselingkuh dibelakangnya."
Minju sekarang paham dengan gadis Cina itu di mata Chaewon.
"Dan semenjak itu, kebiasaan buruk Chaewon semakin berkembang." Eunbi menjeda perkataannya, "karena itu aku minta tolong padamu. Jaga dia, kumohon jaga dia sebaik mungkin."
a.n
sejauh ini gimana? aku penasaran sama komen kalian tentang cerita ini.terus juga, aku buatnya punya niat Chaewon seme tapi kayaknya sepanjang cerita Minju yang seme (lol)
Oh iya, panggil aja aku 'Ark' jangan thor. karena aku bukan .... hm, bukan thor si dewa petir (lol)
sudah segini aja, jangan lupa voment nya >.<
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiancee | [2kim]
FanfictionTerikat itu memang menyebalkan. Tapi apa boleh buat. Kita jalani saja. °start, 6 Mei 2019