"Wendy, kamu ganti warna rambut lagi?" Tanya Jinyoung.
"Iya disuruh pak produserku katanya 'boring' jadi lah aku ganti coklat muda. Emang kenapa? Nggak bagus ya? Kamu nggak suka?" Jelas wendy yang tadinya cuma ngeliatin jalanan.
"Oh gitu, aku suka. Aku suka rambut kamu digimanain aja tapi emang rambutnya nggak rusak?" Jinyoung lebih ke khawatir sama rambut Wendy.
"Ish kamu mah, aku gini-gini perawatan rambut juga kali." Jawab Wendy setengah ketawa. Kemudian hening lagi.
Di jalan Wendy ngeliat Jinyoung capek banget kayaknya abis koas mana nyetir mobil.
"Minggir, minggirin!"
"Hah? Kenapa?" Tanya Jinyoung heran. Tapi gitu tetep aja mobil nya di pinggirin.
"Aku yang bawa. You look so tired." Jujur Wendy nggak gengsi nyupirin cowoknya. Ya buat apa juga gengsi Wendy lebih mikirin keamanan boi.
"Kamu juga lagi capek Wen jadi aku aja." Kata Jinyoung.
"Iya aku capek, kita sama-sama capek tapi kamu lebih capek jadi aku aja. Udah. Jangan bandel ya aku ga suka kamu bandel!"
Ya kalo udah kayak gitu gimana Jinyoung nggak nurut coba sama Wendy. Akhirnya Wendy yang bawa mobilnya.
Ditengah jalan Wendy berhenti di tempat jual martabak manis.
"Ngapain?" Tanya Jinyoung.
"Lo mah kayak kagak tau aja, ya beli martabak lah."
"Buat?"
"Orang rumah"
Jinyoung nganguk dan buka kaca mobilnya. "Pesen berapa?"
"Dua, kacang sama keju."
"Mas, pes-" Baru mau Jinyoung pesen dari jendela Wendy motong pembicaraan nya.
"Nggak sopan tau mesen lewat jendela keluar sana pesennya." Kata Wendy. Walaupun Wendy cerewet banget Jinyoung tetep aja mau ngelakuin apa yang disuruh Wendy.
Setelah perjalanan panjang akhirnya nyampe juga kerumah keluarga Lee.
Wendy sama Jinyoung masuk rumah sambil bawa martabak manis yang tadi di beli dan disambut Ryujin dan Jisung.
"HAI TEH WENDY!" Sapa Jisung da Ryujin secara bersamaan.
"HAI KALIAN!" Sahut Wendy tak kalah semangat.
"Kakaknya sendiri nggak disapa," Ucap Jinyoung.
Ryujin dan Jisung lebih fokus ke martabak nya. Alhasil Jinyoung di cuekin.
"Aku ke Mina dulu ya," Kata Wendy ke Jinyoung.
"Dedek, tolong buatin papa kopi dong. " Perintah Donghae pada Ryujin.
"Sabar pa bentar lagi, lagi makan martabak."
"Pa, liat power bank Ryu nggak? " Tanya Ryujin.
"Nggak liat lah orang kamu yang pake. " Jawab Donghae sambil baca koran di meja makan.
"Dimana ya duh aku lupa lagi gimana ini!" Ryujin naik turun tangga keluar masuk kamar kakak-kakaknya tapi pada nggak Liat.
Sehun yang tadinya pulang tengah malem harus berangkat kerja pagi lagi. Dan bingung kenapa adeknya yang satu ini.
"Dek kenapa?" Tanya Sehun
"Abang liat power bank dedek nggak sih?" Tanya Ryujin yang masih nyari nyari di laci.
"Nggak Ryu, kamu udah lima kali nanya ke abang kayak gitu." Ryujin kecewa. Hm, gimana ya power bank itu nyawa hpnya dan hpnya nyawa dia.
"Kok bisa ilang ya aneh banget" Ryujin heran perasaan kemarin barusan dia pake.
"Ryujin, udah dulu nyari power bank nya itu makan dulu sama-sama nanti cari lagi." Suruh Yuri yang sudah menyiapkan makanan.
"Siap bunda"
Di meja makan sekarang lengkap. Ada Donghae, Yuri, Sehun, Jinyoung, Mina, Ryujin, Jisung. Mereka semua berangkat sesuai kesibukan masing-masing kecuali Mina. Seperti yang diketahui kalo dia lagi ngosongin jadwalnya.
"Sudah ketemu power bank belum?" Tanya Mina.
Ryujin hanya menggeleng.
"Itu pinjem aja dulu punya mba eh tapi nanti jangan lupa balikin."
"Iya pasti dong aku balikin, yang mana?"
"Yang polos putih"
Ryujin langsung ngambil power bank punya Mina.
"Jisung, itu loh mainan kamu papa letakin di deket tv." Kata Donghae.
"Hah? Mainan apa?" Tanya Jisung
"Itu loh yang itu yang warna kuning kotak-kotak udah itu ada temennya warna pink."
"Mana punya pa aku mainan yang kayak gitu," Ucap Jisung
"Ini loh orang kamu setiap pagi nonton in dia, " Ucap Donghae sambil nunjukin mainan yang dimaksud.
"Pah," Ucap Jisung lemes.
"Nah kenapa kamu ini?" Donghae heran sama anaknya yang bungsu.
"PAPAH, ITU POWER BANK AKU YAALLAH ITU YANG AKU CARIIN DARI TADI YANG ITU YANG SPONGEBOB!"