18. [DÉSASTRE]

3.7K 341 47
                                    

"Musibah"

"Musibah datang saat batin putus asa, menenggelamkan diri dalam pemikiran gila, tak taukah kalian tentang orang-orang yang berada di sekitar kalian?  Tak ada satupun manusia didunia yang benar-benar jahat,  dan tak ada pula yang benar-benar baik, jadi berhati-hati lah dengan siapapun, termasuk dengan si penulis yang bisa saja suatu saat memutar balikkan dan menjatuhkan setiap karyanya!! "
{Anggella Dara Ardita}

--------~{MM}~-------
________________________


Kaki jenjang panjang lentik itu menapak pada ruang hampa, kosong nan gelap, hanya terdapat satu warna; Hitam. Membuat seluruh persendian lemah miliknya sedikit bergetar tak nyaman, mencari satu titik cahaya terang, itulah opsi yang tak pernah keluar dari dalam kepala mungilnya.

Lima menit kemudian, silau menerpa hazle lembut, membuat si pemilik sedikit bernafas lega karena di pemikiranya hanya tertempa jelas dua kata; jalan keluar.  Sungguh ia tak ingin tau kenapa dan bagaimana bisa tersesat dalam tempat menyeramkan seperti saat ini.

Tapi dalam sekejap semua bayangan itu hancur tak berbekas, usahanya berlari mengejar cahaya tersebut benar-benar sia-sia, sebuah pintu dari besi baja tebal membuka perlahan tepat didepan mata, menampakkan sebuah ruangan yang tak ada sisi untuk sebuah lubang kecil saja sebagai jalanya udara masuk.

Disana, dibalik dinding kaca berlapis-lapis, dua orang pria dewasa tengah duduk pada sebuah kursi dengan keadaan sedikit tersiksa.

Dua masker menutupi mulut hingga hidung keduanya, pun dengan sebuah mesin raksasa yang Alline sendiri tak tau bagaimana menyebutnya, memerangkap keduanya dengan keadaan terpisah, tangan dan kaki yang seakan tenggelam dalam besi tersebut tak ada daya untuk bergerak seinci pun.

Pemandangan yang sungguh mengerikan, hingga gadis cantik itu tersadar jika kedua pria itu masih memiliki nafas, membuka kedua matanya yang gelap kebiruan,  melemparkan tatapan meminta pertolongan pada gadis mungil didepan mereka.

Sontak Alline menempelkan kedua telapak tangan pada dinding kaca, mencoba mencari celah guna menyelamatkan keduanya. Percuma.

Tubuh mungil itu berjengit saat mendengar deruman mesin mengerikan menyala,  seketika manik tersebut menangkap sebuah lambang besar tepat diatas mesin, sebuah lambang yang benar-benar ia hafal dan ingat dengan benar ;Phoenix, apapu itu Alline berharap semua itu salah,  sebab benda raksasa didepannya adalah sebuah mesin pembunuh keji yang sengaja diciptakan untuk membunuh secara perlahan target.

Kembali, monitor cukup lebar disana menyala terang, tak ada apapun,  hanya terdapat lambang yang sama, namun muncul suara berat dari pengeras yang seperti tengah memberi aba-aba walaupun hanya dengan satu kalimat.

"Terbunuh oleh nafas kalian sendiri"

Alline merosot jatuh, ia tak mampu menahan beban beratnya sendiri lebih lama lagi, kini beberapa buah lampu berwarna merah yang bergelantung diatas mulai menyala, menandakan mesin siap beroperasi.

Dua pria disana terlihat panik, satu tarikan nafas mereka yang langsung tertangkap otomatis oleh masker penutup hidung dan mulut, menyebabkan dua buah besi besar serupa berada pada sisi kiri dan kanan perut semakin mendekat dan menghimpit tubuh.

MY MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang