23. [SOURCE DE LUMIÈRE DE LAMORT]

1.5K 178 27
                                    

Source de lumière de la mort;
Kematian Sumber Cahaya
La mort; Kematian
(adalah: perihal mati. Contoh: kematian itu disebabkan oleh penyakit)
Source; Sumber
(Tempat munculnya suatu keadaan, benda dan emosi)
Lumière; Cahaya
(sinar atau terang yang memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda di sekitarnya; kilau gemerlap; dan kejernihan yang terpancar dari air muka).

"Sampaikan salamku kepada mereka"
— Alline

-------•~{MM}~•-------

Dari balik kemelut krusial suasana menerpa, dari atas hentakan takdir jatuh menimpa seluruh isi kepala. Mungkin Tuhanpun ingin merahasiakan lelehan lahar kesedihan menerpa kapan saja.

Tidak hanya tentang bahagia semata, semua orang tak mampu hanya bergantung pada satu kesenangan saja. Bahkan walaupun seorang penguasa dunia menjamin hidupmu selamanya. Scenario milikmu tetaplah di tulis oleh-Nya.

Alline, Gadis malang itu tak akan mampu merasakan kehilangan sekali lagi. Kabar yang begitu menusuk menghampirinya belum lama ini. Menapakan kaki dengan mata sembab tepat di depan restaurant milik Hyuna. Bahkan perbedaan suhu antara dunia luar dengan 'Dark Village' tak lagi ia rasakan saat roda mobil mereka berputar memasuki gerbang utama.

Hyuna berada disana dengan pandangan khawatir. Melihat pandangan Alline yang kosong tanpa menoleh kearah manapun.

"Apa ia diam selama perjalanan pula?" Langkah Hyuna mendekati Yunho dengan bisikan ringan. Jemari lentik dengan cat kuku merah menyala tersebut membenarkan letak jubah hitam miliknya. Hanya pada satu keadaan saat moment seluruh penghuni desa gelap tersebut menggunakan busana senada berwarna hitam pekat, Berduka; dalam artian, ada sesuatu yang harus dihadiri— pemakaman.

"Bahkan pertanyaan Monsieur Park tidak dijawabnya." perkataan Yunho memperburuk suasana.

Richard keluar setelah melihat gadisnya melangkah tanpa sepatah kata. Alline berjalan dengan keadaan linglung, satu hingga dua tetes air mata menuruni pipi indahnya pucat miliknya.

Bukan hanya Richard, seluruh penduduk keji disana cemas dengan keadaan peri penyelamat mereka. Francesca bahkan telah mempercepat langkah sebelum lenganya di cekal Hyuna. "Kau tak akan bisa berbuat banyak."

"Lily!" pekikan Alline tak mampu ditahan setelah sepatunya menapak bagian pertama hutan gelap, hatinya retak tak tersisa. Sahabat yang mati-matian ia pertahankan bahkan hingga kecaman dari kedua belas pamanya tidak ia dengarkan. Juga pukulan dari Richard tak begitu ia pedulikan.

Kini harus pupus akan kabar terhembusnya napas terakhir milik gadis muda penuh semangat tersebut. Alline tak mampu berbuat apa-apa. Sekeras apapun ia mencoba, yakdir hidup Lily tetaplah di tangan yang maha kuasa.

Alline berhenti sejenak pada pohon besar, mengusap pelan air mata yang telah turun sejak lama. Memikirkan banyak hal akan usaha dan ketakutan jika orang-orang di sana kembali mengusir keluarga kecil tersebut setelah kepergian manusia malang itu.

Di sana, pandangan Alline mengabur. Kabut menutupi hampir seluruh isi bagian hutan tiba-tiba. Membuat yang bersangkutan mau tak mau melangkah hati-hati takut jikalau terperosok dalam sebuah lubang.

"Nona Alline!" panggil seseorang lembut.

Gadis cantik tersebut menoleh spontan. Walaupun jujur saja ia tak terlalu mengenal suara tersebut.

MY MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang