07

685 71 3
                                    

Author POV

Empat bersaudara itu sudah sampai di tempat tujuan mereka, yaitu Namsan Tower.
Tepatnya di parkiran Namsan Tower.

"Ella-ya, ingat baik - baik pesan oppa eoh!", kata Hanbin yang tak ada bosannya mengingatkan adiknya itu untuk memanggilnya dengan sebutan oppa.

"Entahlah oppa, aku sudah biasa memanggilmu dengan sebutan appa. Jadi, kita lihat saja nanti.", kata Ella sambil terkekeh.

"Nuna, bolehkah aku pergi lebih dulu dengan Ella? Kita bertemu lagi di puncak?", izin Haru pada Jennie.

Haru masih takut untuk menatap Hanbin. Karena menurut Haru, Hanbin masih marah padanya.
Jadi, dia lebih memilih meminta izin pada Jennie.

"Baiklah, nuna dan hyeongmu akan menyusul.", kata Jennie.

Seketika haru menggandeng tangan Ella, lalu mereka berlari menuju puncak Namsan Tower.

"Yak! Jangan berlari!", teriak Jennie.

Tapi tak dihiraukan oleh kedua adiknya itu.
Mereka tetap berlari, meninggalkan kedua kakaknya.

"Ayo oppa, kita susul mereka.", ajak Jennie.

Tapi Hanbin malah mematung memperhatikan Jennie.

"Apa kau bodoh?", tanya Hanbin pada Jennie.

"Mwo?",tanya Jennie tak mengerti.

"Huft, lupakan! Aku juga yang salah karena tak memperhatikan penampilanmu sebelum berangkat.", kata Hanbin sambil melepas jaketnya dan disampirkan kebahu Jennie.

Jennie terkejut dengan sikap manis oppanya yang tiba - tiba itu.
Tindakan Hanbin tadi membuat detak jantung Jennie bekerja 2x lebih cepat.

"Pakailah! Lain kali jika kau akan keluar malam hari, pakailah pakaian hangat.", lanjut Hanbin.

"Ah, ne oppa. Mian, lain kali aku akan memakai pakaian hangat. Tadi itu karena aku tak berniat ikut, jadi aku asal dalam memilih pakaian.", kata Jennie sambil memakai jaket Hanbin.

"Lalu, bagaimana denganmu? Sekarang pasti kau kedinginan.", tanya Jennie setelah selesai memakai jaket Hanbin.

"Aku? Gwenchana, asal kau tak kedinginan.", jawab Hanbin.

"Sudah, ayo kita susul mereka.", lanjut Hanbin sambil menggandeng tangan Jennie.

"Oppa.", panggil Jennie lirih.

"Tak bisakah kau menganggapku sebagai wanitamu? Setelah apa yang kau lakukan padaku. Prilaku manismu membuatku sangat ingin memilikimu. Mengapa kita ditakdirkan menjadi adik dan kakak, oppa?", tanya Jennie (dalam hati).

Sebenarnya Jennie sangat ingin menangis sekarang, karena dia tak bisa mengendalikan hatinya yang sangat menginginkan Hanbin menjadi kekasihnya.
Tapi, tak mungkin dia menangis dihadapan Hanbin. Hanbin bisa saja bertanya apa alasannya menangis nanti.

"Wae?", tanya Hanbin.

"Gomawo.", jawab Jennie sambil tersenyum.

"Cih, kau ini seperti dengan siapa saja? Itu wajar jika aku memberikan jaketku padamu, chagiya. Kau adikku.", kata Hanbin.

Lalu mereka berdua akhirnya menyusul Haru dan Ella yang mungkin saja sudah berada di puncak Mamsan Tower.

Author POV End

Jennie POV

"Kupikir, tempat ini cukup romantis. Seharusnya aku pergi bersama kekasihku, bukan adikku.", kata Hanbin oppa tiba - tiba saat di perjalanan kami menuju puncak Namsan Tower.

True DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang