1 Tahun Kemudian
Jennie POV
Setelah dua minggu lalu eomma sampai di Korea, Ella memilih tidur bersama eomma di kamar eomma. Appa benar - benar tak ikut kembali ke Korea, yang artinya Hanbin oppalah yang akan pergi ke Jepang.
Aku tak bisa tidur malam ini, karena memikirkan Hanbin oppa yang akan meninggalkanku besok.
Yah, ini adalah malam terakhirku tinggal di atap yang sama dengan Hanbin oppa sebelum dia pergi ke Jepang.
"Rasanya aku ingin jujur pada oppa, sebelum dia pergi.", kataku sambil turun dari ranjang dan pergi menuju balkon.
"Jujur tentang perasaanku padanya selama ini.", lanjutku saat aku sudah berada di balkon.
Eoh, jadi selama setahun ini aku mencoba dekat dengan Jaewon oppa agar aku bisa menghapus perasaanku pada Hanbin oppa. Tapi, semua itu terasa sia - sia. Dan akhirnya, sampai sekarang aku masih menyukai oppaku sendiri.
'Tok ... tok ... tok ...', terdengar bunyi seseorang yang sedang mengetuk pintu.
Aku melihat ke arah pintu, tiba - tiba kulihat Hanbin oppa yang sudah berada di dalam kamarku. Dia berjalan menghampiriku.
Tapi, tunggu. Raut wajah itu, raut wajah kesedihan.
"Oppa, gwenchana?",tanyaku khawatir.
Tapi, Hanbin oppa tak menjawab pertanyaanku melainkan memilih untuk langsung memelukku.
"Oppa.", panggilku lirih.
Sungguh aku terkejut. Ada apa sebenarnya?
"Jen, biarkan seperti ini. Hanya sebentar.", kata Hanbin oppa.
Lalu aku membalas pelukkannya. Mengusap punggung dan kepalanya dengan sayang.
|°•○●○•°□■□°•○●○•°|
Cukup lama kami berpelukkan, Hanbin oppa mulai bercerita.
"Jen, Hayi tak ingin ku ajak LDR. Dia meminta mengakhiri hubungan kami, Jen.", cerita Hanbin oppa.
"Syukurlah, oppa. Aku senang mendengarnya.",kataku (dalam hati).
"Kau tau kan Jen? Hubunganku dan Hayi sudah berjalan satu tahun. Bahkan aku berniat menikahinya setelah aku kembali dari Jepang. Tapi, sekarang dia memintaku untuk mengakhiri hubungan kami.", lanjutnya dengan frustasi.
Lalu, Hanbin oppa duduk dikursi yang ada di balkon ini.
"Ka ... kau ... berniat untuk menikahinya?", tanyaku tak percaya.
"Hem, aku sangat mencintainya Jen. Jadi, aku ingin menikahinya.", kata Hanbin oppa.
Aku mendekatinya, lalu mengusap bahunya.
Dan saat itu juga, Hanbin oppa menarikku. Dia memeluk pinggangku. Hanbin oppa menyandarkan kepalanya di perutku, karena posisi kami adalah aku yang sedang berdiri dan dia sedang duduk.Lalu, aku mengusap kepalanya.
"Gwenchana, oppa. Percayalah, kau akan mendapat pengganti yang lebih baik dari Hayi eonni.", kataku.
"Mungkin di Jepang nanti, kau akan menemukannya.", lanjutku.
"Andwae! Aku benci dengan ucapanku sendiri. Tak ada pengganti Hayi eonni! Jika ada, itu haruslah aku. Aku egois? Aku tak peduli. Aku memang seperti ini.", kataku (dalam hati).
KAMU SEDANG MEMBACA
True Destiny
FanficTak ada satupun manusia yang mengetahui takdir hidupnya , termasuk tentang jodoh. Kim Hanbin dan Kim Jennie, seperti apakah takdir mereka yang sebenarnya? Sudah sejak lama, mereka ditakdirkan menjadi adik dan kakak. Tapi, apa memang itu takdir merek...