Author POV
Sejak di perjalanan pulang, Jennie terus bertanya apa alasan appanya melarangnya menjalin hubungan dengan Jaewon. Tapi, appanya hanya diam.
"Nuna, tak bisakah kau diam sebentar? Appa pasti punya alasan untuk itu. Sekarang biarkan appa istirahat dulu, appa pasti sangat lelah.", kata Haru memberi pengertian pada nunanya saat mereka sudah sampai di rumah.
"Tak bisa, Haru-ya. Mengapa appa menyuruhku memutuskan hubunganku dengan Jaewon oppa? Hubungan kami sudah berjalan sangat lama, itu sudah berjalan sekitar 4 tahun Haru-ya. Aku tak bisa begitu saja memutuskannya.", kata Jennie pada Haru.
"Appa, tolong jelaskan padaku. Beritau aku apa alasan appa menyuruhku memutuskannya?", kata Jennie pada appanya.
"Haru-ya, bawakan koper appa eoh?", perintah appa mereka pada Haru.
"Ne, appa.", kata Haru lalu masuk kedalam bersama Hanbin yang menyusul appanya, menyisakan Jennie yang masih berada diluar rumah.
"Appa! Appa mengabaikanku? Appa! Appa!", panggil Jennie saat appanya pergi begitu saja meninggalkan Jennie.
|°•○●○•°□■□°•○●○•°|
Setelah makan malam, appa mereka menyuruh semuanya untuk berkumpul di ruang tamu.
"Jadi begini, eomma dan appa ingin mengatakan sesuatu pada kalian terutama pada Jennie dan Ella.", kata eomma mereka.
"Sebelumnya maafkan eomma dan appa yang merahasiakan ini dari kalian selama ini. Bukan maksud kami ingin menutupinya dari kalian, hanya saja eomma dan appa ingin memberitaukan kalian di waktu yang tepat.", lanjut eomma mereka.
"Dan ini mungkin waktu yang tepat, karena kalian sudah dewasa.", lanjut eomma mereka lagi.
"Ne, jadi apa yang akan eomma dan appa sampaikan pada kami?", tanya Haru penasaran.
"Jennie dan Ella, sebenarnya kalian bukan anak kandung eomma dan appa. Kami benar - benar minta maaf karena baru memberitaukan kalian sekarang. Eomma dan appa harap kalian bisa mengerti, karea kalian sudah dewasa. Tolong jangan benci kami.", kata eomma mereka.
"Ne, anak kandung kami adalah Hanbin dan Haru. Kalian adalah anak kandung sahabat appa. Orang tua kandung kalian menitipkan kalian pada appa sebelum mereka meninggal. Dan istriku sangat ingin memiliki anak perempuan, jadi aku dan istriku tidak keberatan. Bahkan kami sangat senang dengan adanya kalian.", kata appa mereka.
Ella yang tak tahan dengan air matanya pun langsung berlari menuju kamarnya.
"Ella-ya.", panggil eomma mereka.
"Gwenchana eomma, Ella pasti sangat terkejut.", kata Jennie sambil melihat kepergian Ella.
"Ne. Eomma, appa, gomawo. Kalian sudah merawatku dan Ella dari kecil. Aku tak tau bagaimana caranya membalas kebaikan kalian. Aku ... aku ... aku benar - benar berterimakasih.", kata Jennie sambil menangis.
Lalu eomma mereka mendekati Jennie untuk memeluknya.
Jennie pun membalas pelukan eommanya."Gwenchana, Jen. Appa dan eomma bahkan sangat bersyukur sekarang, karena kau bisa mengerti. Kau tak perlu membalas apapun. Kau dan Ella sudah kami anggap sebagai anak kami sendiri. Hanya dengan kau dan Ella tidak membenci kami, itu sudah lebih dari cukup.", kata eomma Hanbin.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Destiny
FanfictionTak ada satupun manusia yang mengetahui takdir hidupnya , termasuk tentang jodoh. Kim Hanbin dan Kim Jennie, seperti apakah takdir mereka yang sebenarnya? Sudah sejak lama, mereka ditakdirkan menjadi adik dan kakak. Tapi, apa memang itu takdir merek...