Seno dan Indri saling tertegun, hingga akhirnya mereka saling tersenyum kaku. Itu adalah pertemuan kedua pasca perceraian mereka. Pertama tentu saat di pernikahan. Namun tentu berbeda dengan saat di pelaminan yang bisa saling cuek, di sini justru mereka saling fokus. Terlebih, tempat ini memiliki kisah tersendiri bagi mereka.
"Sudah mau pulang?" tanya Seno berbasa basi.
"Hmm, enggak kok. Baru datang," jawab Indri kikuk, ada harapan dia bisa bicara dengan mantan suami yang kemarin dia rindukan.
"Oh," balas Seno, serba salah untuk menawarkan bergabung atau tidak.
"Bu, maaf. Kembaliannya tadi ketinggalan," ujar pelayan restoran mengejar Indri yang terkejut sekaligus malu karena ketahuan berbohong.
Dara menahan tawa sambil menutup mulut dan memalingkan pandanga ke arah lain.
"Oke, kalau gitu kami masuk dulu ya," ujar Seno ketika menyadari wanita di hadapannya berharap untuk tetap di sini dengan berbohong tadi. Spontan dia meraih tangan Dara dan mengajaknya masuk. Meninggalkan Indri yang terdiam dengan segala rasa yang diyakini sebagai sebuah kecemburuan.
Seno melepaskan tangan Dara ketika sudah mendapat kursi untuk duduk. Lalu membuka menu yang akan dipesan.
"Siapa tadi, Pak?" tanya Dara penasaran.
"Mantan istri saya," jawab Seno jujur sambil tetap fokus pada menu.
Dara terkejut sambil menatap dengan mulut terbuka, "Wow, meet mantan." Gadis itu mengangguk-anggukan kepala.
"Sudah, pesen yang mana?" tanya Seno mengalihkan bahasan.
Dara memandang menu yang kesemuanya membuat dia menelan ludah karena benar-benar menggiurkan.
"Yang menurut Bapak paling enak aja deh," katanya sambil membuka ponsel. Membuka grup whatsapp dengan Vivi dan teman-temannya yang lain.
Dara: gue lagi makan sama Pak Seno.
Vivi: what? Serius? No pic sama dengan hoax.
Dara: (mengirim foto Seno yang tengah memilih menu)
Teman 1: OMG
Vivi: foto berdua baru dua juta jadi hak lo
Dara: licik
Vivi: (emot tertawa puas)
Temen 2: ayo, Ra! Gunakan pesonamu!
Dara terkekeh membaca chatnya di grup. Sementara Seno menatap gadis cantik itu dengan tatapan sinis.
"Makan," titah Seno ketika sang Murid malah asik main ponsel.
Dara segera menoleh, lalu memasang kamera ponsel bersiap memotret hidangan.
"Mau makan tuh baca bismillah, bukan malah difoto."
"Ish, biar kekinian. Buat di IG," jawab Dara sambil asik memotret dari berbagai angle.
Seno memilih menikmati iga bakar yang sudah tersedia di hadapannya. Aroma yang menggugah selera membuat dia tidak sadar tengah ditatap oleh gadis di hadapannya.
"Kelihatannya, mantan Bapak itu masih ngarep ya?" tanya Dara sambil mulai menyuapkan potongan daging yang sudah dikecilkan.
Tidak ada jawaban dari Seno, malah sibuk menikmati makan siangnya bahkan terlihat lapar.
"Ada pepatah bahasa Indonesia, buanglah mantan pada tempatnya, eh!" Dara menutup mulut sambil terkekeh geli. Menyisakan Seno yang melirik sinis padanya.
Lagi, sang pria tidak membalas apapun. Hingga hidangan ludes tak tersisa di meja. Keduanya menikmati makanan favorit mereka dengan lahap.
"Impas ya, setelah ini jangan nagih-nagih lagi," ujar Seno mengusap bibirnya dengan tisu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Need A Wife (Terbit)
RomanceSeno, seorang duda tampan yang terjebak di antara tiga wanita. Mantan istrinya. Rekan gurunya. dan Muridnya. Lalu, siapakah yang akan berhasil masuk ke dalam hati Seno?