Part 7

2.4K 258 23
                                    

Dara membuat nasi goreng spesial untuk Pak Seno. Ibunya sempat keheranan melihat anak gadisnya tiba-tiba ada di dapur, membuat nasi goreng dengan modal membawa smartphone untuk mencontek resep di google. Mencicipi meski dengan raut cemas, lalu bertepuk tangan karena dirasa enak.

"Tumben," sapa Ibunya dengan menatap anak gadisnya yang semakin hari semakin manis.

"Mau tanding. Nasi goreng terenak gitu deh," jawabnya asal sambil memasukkannya ke tempat makan berwarna pink.

Secepat kilat dia keluar dari dapur, tapi kembali dan mencium punggung tangan sang Ibu.

"Doakan menang dong, Bu. Katanya doa seorang ibu itu kan dikabulkan," celoteh Dara sambil penuh harap.

"Iya, semoga menang. Emang hadiahnya apa sih?" tanya ibunya keheranan.

"Hadiahnya ... ah kejutan deh," jawab Dara sambil lari ke luar dan langsung memesan ojek online untuk pergi ke sekolah.

Lama, dia hanya duduk di pintu gerbang sekolah. Satu per satu murid dan guru melewatinya. Sapaan teman-temannya dia abaikan, hanya menjawab seperlunya. Hingga dia bersorak girang saat motor Nmax merah melewatinya dan berhenti di parkiran khsusu guru.

Dara terus menguntit pria yang badannya semakin tegap saja, bahkan cambang tipis sedikit tumbuh di pipi hingga dekat telinganya. Membuat para siswi memandangnya diam-diam dengan penuh pesona.

Pak Seno masuk ke ruang guru, menyapa rekan-rekannya. Sejurus senyuman termanis dia lemparkan untuk guru matematika yang juga tengah menatap terpana padanya.

"Pagi, Pak," sapa Dara yang ketika Seno sedang bertatapan dengan Bu Rara muncul di antara keduanya.

"Pagi. Ada apa?" tanya Seno datar sambil melirik ke arah Bu Rara yang tidak senang.

"Ini, sebagai permintaan maaf karena kemarin menumpahkan nasi goreng untuk Bapak. Dara bikin gantinya. Ini Dara yang masak lho, pertama kali dan spesial buat Bapak."

"Duh, buat kita mana dong Dara. Masa cuma Pak Seno," canda guru yang lain yang ikut mendengar.

"Ih, kan yang nasinya Dara tumpahin eh nggak sengaja Dara tumpahin, nasinya Pak Seno." Dara tersenyum manis. Membuka kotak makan tersebut dan memperlihatkan isinya yang memang terlihat menggoda.

"Tahu aja saya belum sarapan. Makasih ya," ujar Seno sambil menepuk pundak muridnya.

Dara senang bukan main, dia lari ke luar ruang guru dan mengintip di balik pintu. Penasaran akankah di makan atau justru dibuang.

Ternyata, pria itu mengambil sendok dan menikmatinya dengan senyuman.

"Enak nggak? Saya juga belum sarapan," sapa Bu Rara mendekat, membuat Dara mulai cemas karena takut gurunya tersebut balas dendam.

"Mau nyobain?" tanya Pak Seno dengan senyuman.

"Boleh emang?"

"Boleh dong," jawab pria tampan tersebut. Menyerahkan sendok bekas dirinya dan langsung diterima Bu Rara.

Tanpa canggung dan malu mereka makan berdua di tempat makan yang sama. Menyisakan canda dan goda dari rekan sejawat mereka yang semakin menganjurkan untuk segera meresmikan hubungan mereka. Namun menyisakan sesak dan penyesalan bagi Dara yang meratapi nasi goreng buatannya, kini menjadi perantara kisah cinta dua orang gurunya.

***

Pelajaran pagi ini kebetulan Seno mengajar di kelas Dara, di ruang lab bahasa. Seno menjelaskan beberapa metode membuat lamaran pekerjaan dan lain sebagainya.

"Oke, sudah bisa difahami?" tanyanya sambil mematikan layar slideshow karena bell istirahat telah terdengar.

Semua siswa berhamburan, menyisakan Seno yang masih menandatangani adenda kehadiran kelas dan juga absen. Setelah itu dia melihat semua siswa siswi telah keluar, dia pun berdiri dan berniat meninggalkan ruangan bahasa.

Need A Wife (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang